MASALAH PADA SALURAN PERNAFASAN
1. ISPA
• ISPA atas (diatas laring ) : rhinitis, faringitis, tonsillitis, sinusitis, otitis media
• ISPA bawah (dibawah laring ) :bronchitis, bronkiolitis, pneumonia
• Rhinitis (common cold )
• Gejala : pilek, bersin, hidung tersumbat, iritasi tenggorokan, demam
• Terapi rhinitis : tidak perlu antibiotic
• Terapi rinofaringitis : perlu antibiotic ---karena terjadi vascular injeksi sehingga menyebabkan infeksi
• Faringitis
• Etiologi : - virus, - bakteri (streptococus)
• Gejala :faring hiperemis, demam, nyeri tenggorok,mual, muntah
• Terapi : penisilin
• Bronkopneumonia
• Definisi : infeksi akut yang mengenai lobus paru – bronkus
• Gejala klinis (trias ) : sesak nafas, nafas cuping hidung, sianosis
• Terapi bronkopneumonia : rawat inap bila umur < 6 bulan, suhu ≥ 390c, frekunsi nafas ≥ 50 x/menit, nafas cuping hidung positif, sianosis positif, gangguan cairan asam dan basa, ada penyakit yang mendasari (morbili)
• Antibiotic : amoxilin untuk kuman gram positif dan kloramfenikol untuk kuman gram negative
• Bronkiolitis
• Definisi : infeksi di saluran bronkiolus dan alveolus
• Gejala klinis :
Demam tidak naik
Batuk pilek
Sesak nafas
Sianosis + / -
• Rontgen thorax : hiperflasi paru
• Terapi :
Oksigen 2-4 liter
Infus
Ampisilin 100 mg/kg/hr :4
Deksametason 0,5 mg/kg/hr :3
Inhalasi 3-4 kali/ hari
2. ASMA
• Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan bronkus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan luas saluran nafas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya secara spontan dengan pengobatan
• Serangan asma dapat berupa sesak nafas, mengi dan batuk, serta produksi lendir kental yang berlebihan
• Asma merupakan penyakit familiar, diturunkan secara poligenik dan multifactorial
• Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama íalah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus ( hiperaktifitas bronkus )
• Asma ditandai 3 kelainan utama pada bronkus yaitu bronkokonstriksi otot bronkus, inflamasi mukosa dan bertambahnya sekret yang berada di jalan nafas
• Gambaran klinis asma pada anak :
a) Asma episodik jarang
1) Terdapat pada anak umur 3-6 tahun
2) Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas
3) Banyaknya serangan 3-4 kali dalam 1 tahun
4) Lamanya serangan paling lama beberapa hari saja dan jarang merupakan serangan yang berat
5) Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari
6) Mengi (whezing) dapat berlangsung sekitar 3-4 hari
7) Sedangkan batuk-batuknya dapat berlangsung 10-14 hari
8) Golongan ini merupakan 70-75 % dari populasi asma anak
b) Asma episodik sering
1) Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun
2) Biasanya dicetuskan oleh perubahan udara, adanya alergen, aktivitas fisik dan stress
3) Banyaknya serangan 3-4 kali dalam setahun dan setiap kali serangan beberapa hari sampai beberapa minggu
4) Golongan ini merupakan 28 % dari populasi asma anak
c) Asma kronik/persisten
1) Pada 25 % anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum umur 6 bulan
2) Pada malam hari sering terganggu oleh batuk dan mengi
3) Aktifitas fisik sering menyebabkan mengi
4) Dari waktu ke waktu terjadi serangan yang berat dan sering memerlukan perawatan rumah sakit
5) Saat dewasa golongan ini tetap menderita asma persisten atau sering
6) Pada pemeriksaan fisik bentuk dada seperti dada burung ( pigion chest), dan barrel chest
7) Pada golongan ini dapat terjadi gangguan pertumbuhan yaitu bertubuh kecil
8) Sering tidak bisa melakukan olah raga dan kegiatan biasa lainya
9) Penderita juga sering tidak masuk sekolah sehingga mengganggu prestasi belajarnya
• Pemeriksaan fisik : pada inspeksi terlihat pernafasan yang sukar dan cepat, disertai batuk dan kadang terdapat whezing ( mengi), pada perkusi terdengar hipersonor seluruh toraks terutama bagian bawah posterior, pada auskultasi mula-mula bunyi nafas kasar/mengeras, tapi pada stadium lanjut suara nafas melemah atau hampir tidak terdengar
• Asma dapat dalam keadaan tenang atau tidak serangan , tetapi dapat juga dalam keadaan serangan. Serangan asma dapat ringan, sedang dan berat, bahkan dalam keadaan status asmatikus yakni serangan yang berat yang tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang biasa
• Penanggulangan status asmatikus
1. oksigen
2. theopyilin
3. kortikosteroid (untuk mempercepat hilangnya udem dan mengembalikan sensitivitas terhadap obat-obat bronkodilator )
4. mengencerkan lendir dengan obat mukolitik, karena biasanya pada keadaan ini terdapat lendir yang banyak dan lengket diseluruh cabang bronkus
• Penanggulangan asma pada anak Sekarang yang lebih penting bukan mengatasi serangan tapi ditujukan untuk mencegah serangan
• Pencegahan asma dengan menghindari factor-faktor pencetus
• Macam-macam pencetus asma antara lain :debu rumah, tungau, telur, susu sapi, bulu kucing,anjing,ayam, daging ayam dan sapi, kepiting, udang,coklat, kacang tanah, asap rokok, kecap, cuaca
• Obat-obat asma pada anak :
1. bronkidilator
• simpatomimetik
adrenalin
efedrin
alupent
terbutalin (bricasma)
salbutamol (ventolin)
berotec
• xanthine
theophylin
aminopyilin
• antikolinergik
2. kortikosteroid
• prednison
• hidrokortison
• kenacort
• oradexon
• pulmicort
3. mukolitik
• OBP
• OBH
• Bisolvon
• Mucopect
• Fluimucil
• Banyak minum air
• Cara pemberian obat asma pada anak ada berbagai macam yaitu :
Per-oral
Inhalasi / aerosol
Subkutan
Intramuscular
Intravena
• Pemilihan cara pemberian tergantung dari umur anak dan penting atau tidaknya obat harus segera bekerja
• Obat antibiotik dan antihistamin tidak ada perananya dalam penanggulangan serangan asma, karena itu pemberianya bila hanya ada indikasi
• Obat-obat untuk serangan asma adalah : bronkodilator, kortikosteroid, mukolitik
• Obat-obat diatas diberikan hanya pada waktu serangan asma
• Obat pencegahan asma : bronkodilator, kortikosteroid, ketotifen, mukolitik
• Obat-obat pencegahan tetap harus diberikan walaupun serangan sudah tidak ada
• Lama pengobatan tergantung keadaan asma
• Prognosis jangka panjang asma anak umunya baik
• Sebagian besar asma anak hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur
• Factor yang dapat mempengaruhi prognosis asma anak adalah :
Umur ketika serangan pertama timbul
Seringnya serangan asma
Beratnya serangan asma
Banyak sedikitnya factor atopi pada diri anak dan keluarganya
Lamanya minum air susu ibu
Usaha pengobatan dan penanggulanganya
Apakah ibu / bapak atau orang yang serumah merokok
Penghindaran alergen yang dimakan sejak hamil dan pada waktu menyusui
3. TBC
• Tuberculosis adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tuberculosis
• Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert koch tahun 1882
• Penularan mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara
• Selain melalui udara penularan dapat melalui peroral misalnya minum susu yang mengandung basil tuberculosis, biasanya mycobacterium Bovis.
• Masuknya basil tuberculosis dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit. Terjadinya infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis serta daya tahan tubuh manusia
• Pada anak lesi dalam paru dapat terjadi dimanapun, terutama diperifer dekat pleura. Lebih banyak terjadi di lapangan bawah paru dibanding dengan lapangan atas
• Sedangkan pada orang dewasa lapangan atas paru merupakan tempat predileksi
• Pada anak terdapat pembesaran KGB, Pada orang dewasa sering tidak ada pembesaran KGB
• Permulaan tuberculosis biasanya sukar diketahui secara klinis karena penyakit mulai secara perlahan-lahan
• kadang-kadang tuberculosis ditemukan pada anak tanpa keluhan atau gejala
• dengan melakukan uji tuberkulin secara rutin dapat ditemukan penyakit tuberculosis pada anak
• gejala tuberculosis dapat juga berupa panas naik Turun selama 1-2 minggu terutama malam hari dengan atau tanpa batuk dan pilek,anorexia dan berat badan yang menurun atau sulit naik, sering berkeringat malam hari,
• tuberculosis dapat juga menunjukan gejala seperti bronkopneumonia sehingga pada anak dengan gejala bronkopneumonia yang tidak menunjukan perbaikan dengan pengobatan yang adekuat harus dipikirkan kemungkinan tuberculosis
• panas pada tuberculosis kadang menyerupai panas pada tifus abdominalis atau malaria, oleh karena itu bila dijumpai panas seperi itu harus dipikirkan juga kemungkinan tuberculosis sebagai penyebab panas tersebut
• petunjuk lain untuk diagnosis tuberculosis anak adalah adanya kontak dengan penderita tuberculosis orang dewasa
• pemeriksaan uji tuberkulin merupakan diagnosis yang penting
• pembacaan uji tuberculin dibacakan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter melintang dari indurasi yang terjadi
• sebaiknya uji tuberculin dikerjakan secara rutin pada setiap anak dan kalau negative diulang tiap 6-12 bulan untuk menemukan tuberculosis sedini mungkin
• laboratorium : leukosit meningkat, LED meningkat. Monosit meningkat, limfosit meningkat.
• gambaran radiologist paru yang biasanya dijumpai pada tuberculosis paru adalah :
1. kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran
2. pembesaran kelenjar paratrakeal
3. penyebaran milier
4. penyebaran bronkogen
5. atelektasis
6. pleuritis dengan efusi
• pemerikaan radiologis saja tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis tuberculosis, tetapi harus disertai data klinis lainya
• penatalaksanaan pengobatan TB adalah kombinasi INH dan rifampisin selama 6 bulan dengan PZA pada 2 bulan pertama
• 2HRZ/4H2R2
• dosis INH (Isoniazid) 5-15 mg/kgBB/hr(300 mg)
• dosis rifampisisn(rif) :10-20 mg/kgBB/hr(600mg)
• dosis pirazinamid (PZA) 25-35 mg/kgBB/hr(2 gram)
• dosis streptomisin :20-40 mg/kg bb (im)
• dosis etambutol :15-25 mg
• efek samping streptomisin adalah tuli
• efek samping etambutol adalah buta warna hijau
• efek samping rifampisin adalah hepatotoksik
• bila SGOT + SGPT meningkat >10x lipat : stop OAT
• bila SGOT +SGPT menigkat < 10x lipat : dosis diturunkan
• indikasi pemberian streptomisin bila terdapat komplikasi ekstrapulmonal (spondilitis, meningitis)
• bila putus obat di fase intensif (2 bulan ) : ulang
• telat (hari ) lanjut, telat (minggu/bulan ) : ulang
• bila putus obat bukan di fase aktif (4 bulan ) : lanjut
• pencegahan TB dengan vaksinasi BCG, imunitas timbul 6-8 minggu setelah pemberian BCG
• BCG biasanya diberikan pada anak dengan uji tuberculin negative dan biasanya uji tuberculin diulangi 6 minggu setelah BCG, tetapi Sekarang dianjurkan pemberian BCG secara langsung tanpa didahului uji tuberkulin untuk menghemat biaya
• Sebagai profilaksis biasanya dipakai INH dengan dosis 10 mg/kg bb/hr
• Profilaksis primer diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada anak dengan kontak tuberculosis dan uji tuberkulin masih negatif yang berarti masih belum terkena infeksi atau masih dalam masa inkubasi
• Profilaksis sekunder diberikan untuk mencegah berkembangnya infeksi menjadi penyakit, misalnya dengan anak uji tuberculin positif tanpa kelainan radiologist paru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar