Jumat, 06 Maret 2009

ANEMIA PADA ANAK

PENGERTIAN
Anemia pada anak adalah suatu keadaan dimana kadar Hb kurang dari normal ( < 10 mg/dl ).
Sel darah : - Eritrosit Anemia
Darah - Leukosit
- Trombosit

Plasma

Gejala umum anemia :
 Pucat
 Lesu
 Demam
 perdarahan

JENIS ANEMIA
Klasifikasi anemia berdasarkan penyebabnya dibagi :
1. anemia defisiensi :
 besi
 asam folat
2. anemia hemolitik
3. anemia aplastik
4. anemia perdarahan


1. ANEMIA DEFISIENSI
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit.

Secara morfologis dibedakan dalam 2 bentuk :
 Mikrositik Hipokorm
Terjadi akibat kekurangan besi
 Makrositik Normokorm
Terjadi akibat kekurangan asam folat

BEBERAPA ISTILAH :
 Mean Corpuscular Volume ( MCV )
Hematokrit
Eritrosit
Normal : 76 – 96
MCV < 76 : Mikrositik
MCV > 96 : Makrositik
 Mean Corpuscular Hemoglobin ( MCH )
Hemoglobin
Eritrosit
Normal : 27 – 32
MCH < 27 : Hipokorm
MCH > 32 : Hiperkorm / Normokorm



1.a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit

Etiologi ( penyebab ) :
 Asupan besi yang kurang pada makanan, muntah berulang pada bayi, pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna
 Malabsorbsi & malnutrisi
 Kehilangan besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis, ex : divertikulum meckel, infestasi cacing
 Kebutuhan besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan yang cepat pada bayi dan anak
 Infeksi menahun
 Depo besi yang kurang seperti pada BBLR, kembar

Gejala & tanda klinis :
Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, mudah lelah, pucat, sakit kepala. Pucat terlihat pada mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku, dan konjungtiva. Papil lidah atrofi, jantung agak membesar, tidak ada pembesaran limpa dan hati ( tanpa organomegali )

Pemeriksaan penunjang :
 Hb < 10 g/dl ( )
 Eritrosit : mikrositik hipokorm
 Serum iron ( SI ) normal 80 - 110
 Iron Binding Capacity ( IBC ) normal 250 - 300

Penatalaksanaan :
 Pengobatan kausal
 Makanan yang adekuat
 Pemberian preparat besi ( Sulfas Ferosus ) 3 x 10 mg/Kg BB/hari, agar penyerapanya di usus meningkat diberikan vitamin c dan penambahan protein hewani. Diharapkan kenaikan Hb 1gr/dl setiap 1 – 2 minggu.
 Transfusi darah diberikan bila Hb < 5 gr/dl dan disertai dengan keadaa umum buruk. Prinsip pemberianya makin rendah kadar Hb, makin sedikit, makin lambat dan makin sering tranfusi darah yang diberikan.

Sumber Besi :
Bayi baru lahir yang sehat telah mempunyai persediaan besi yang cukup sampai ia usia 6 bulan
Makanan yang mengandung banyak besi adalah :
 Hati
 Ginjal
 Daging
 Telur
 Buah
 Sayur yang mengandung klorofil
Untuk menghindari anemia defisiensi besi, dalam susu buatan & bubur makanan bayi ditambahkan besi.


1.b. Anemia Defisiensi Asam Folat
 Kekurangan asam folat dapat mengakibatka anemia megaloblastik
 Sumber asam folat dalam makanan terdapat di hati, ginjal, sayur mayur hijau, ragi
 Hampir semua susu mempunyai kadar asam folat yang rendah, terutama susu kambing
 Gejala klinis :
Penderita tampak pucat, lekas letih, berdebar debar, lemah, pusing dan sukar tidur. Pada pemeriksaan fisik hanya terdapat anemia tanpa ikterus, hepar dan limpa tidak membesar, pada jantung mungkin dapat didengar murmur sistolik. Dengan demikian dari segi klinis tidak berbeda dengan anemia defisiensi besi
 Pemeriksaan penunjang
a) Hb < 10 g/dl ( )
b) Eritrosit : makrositik normokorm
c) Aktifitas asam folat dalam serum (normal : 2,1 - 2,8)
 Penatalaksanaan
Asam folat 3 x 5 mg/hr : anak
Asam folat 3 x 2,5 mg/hr : bayi

2. ANEMIA HEMOLITIK
 Pada anemia hemolitik, umur eritrosit menjadi lebih pendek ( normal : 100 – 120 hari )
 Penyakit ini disebabkan penghancura eritrosit yang lebih cepat
 Penyebab :
a) Kelainan bawaan ( kongenital )
b) didapat
 Gejala klinis :
a) Panas
b) Terdapat organomegali : hepatosplenomegali
c) Ikterus
d) Terdapat hiperpigmentasi
 Pemeriksaan penunjang :
a) Hb
b) MCV
c) Retikulosit
d) SI
e) IBC
f) Terdapat tanda hemolitik : - target cell
- poikiloansitosis

 Anemia hemolitik terdapat pada penderita talasemia
 Penatalaksanaan :
a) Transfusi darah ( transfusi eritrosit yang telah dicuci )
b) Preparat kortikosteroid ( prednison )


3. ANEMIA APLASTIK
 Merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hematopoetik dalam darah seprti eritrosit, leukosit & trombosit akibat terhentinya pembentukan sel hematopaetik dalam sumsum tulang
 Etiologi :
a) Kongenital : sindrom fanconi ( mikrosefali, anomali jari )
b) Didapat : bahan kimia, obat ( kloramphenicol )
 Gejala klinis :
a) Pucat
b) Lemah
c) Terdapat manifestasi perdarahan ( petekie )
d) Demam
e) Tidak ada organomegali
 Pemeriksaan penunjang :
a) Hb
b) Leukosit
c) Trombosit
d) MCV normal
e) Kadar besi : SI , IBC
f) retikulosit
 Anemia aplastik sering ditemukan pada penyakit ITP, Leukemia
 Penatalaksanaan :
a) Medikamentosa : prednison ( 2 – 5 mg/ Kg BB/hari, peroral)
b) Makanan : disesuaikan dengan keadaan anak. Umumnya diberikan makanan lunak. Hati – hati pada pemberian makanan melalui pipa lambung karena mungkin menimbulkan luka / perdarahan saat pipa dimasukan
c) Istirahat : untuk mencegah perdarahan
d) Menghindari bahan kimia yang diduga sebagai penyebab

4. ANEMIA PERDARAHAN
 Perdarahan ialah keluarnya darah dari saluranya yang normal ( arteri, vena, atau kapiler ) kedalam ruangan ekstravaskulus oleh karena hilangnya kontinuitas pembuluh darah
 Etiologi :
Kehilangan darah karena kecelakaan ( trauma ), operasi, infeksi parasit
Mendadak : - segera
 Kehilangan darah - lambat
Menahun : akibat defisiensi besi

 Kehilangan darah mendadak
- pengaruh yang timbul segera
1. bila kehilangan darah sebanyak 12 – 15 %, akan timbul gejala – gejala : pucat, takikardi, berkeringat, tensi normal / turun
2. bila kehilangan darah sebanyak 15 – 20 %, akan timbul renjatan yang reversibel
3. bila kehilangan darah lebih dari 20 % akan timbul renjatan yang ireversibel bila tidak segera diatasi
- pengaruh yang timbul lambat
bila sudah terjadi hemodilusi karena masuknya cairan ekstravaskuler
 Gejala klinis:
a) Terdapat manifestasi perdarahan ( lokal )
b) Tidak ada organomegali
 Pemeriksaan penunjang :
a) Hb
b) Eritrosit
c) Trombosit
d) Leukositosis ringan
 Penatalaksanaan:
Tranfusi pecked cell


RINGKASAN ANEMIA

Anemia Defisiensi Anemia Hemolitik Anemia Aplastik Anemia hemoragik
Onset Perlahan Akut – perlahan (subakut) Akut Akut
PF Organomegali (-)
Panas (+)
Manifest perdarahan (-) Organomegali (+)
Panas (+)
Manifest perdarahan (+)/(-)
Ikterus
Hiperpigmentasi Organomegali (-)
Panas (+)
Manifest perdarahan (+) Organomegali (-)
Panas : tergantung penyakit
Manifest perdarahan (+)
Lab Hb
MCV , MCH : besi
MCV , MCH : folat
SI , IBC
Retikulosit : normal Hb
MCV
SI , IBC
Retikulosit
Poikiloanisitosis Hb
MCV : normal
SI , IBC
Retikulosit
Leukosit
Trombosit
Hb
Retikulosit : normal
Eritrosit
Trombosit
Leukositosis : ringan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar