Senin, 09 Maret 2009

kumpulan askep keperawatan (PHICE)

SINUSITIS
DEFINISI :Sinusitis adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.
ETIOLOGIa. RinogenObstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :• Rinitis Akut (influenza)• Polip, septum deviasib. Dentogen Penjalaran infeksidari gigi geraham atasKuman penyebab :- Streptococcus pneumoniae- Hamophilus influenza- Steptococcus viridans- Staphylococcus aureus- Branchamella catarhatis
GEJALA KLINIS :a. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darahb. Nyeri :- Pipi : biasanya unilateral- Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari- Gigi (geraham atas) homolateral.c. Hidung :- buntu homolateral- Suara bindeng.CARA PEMERIKSAANa. Rinoskopi anterior :- Mukosa merah- Mukosa bengkak- Mukopus di meatus medius.b. Rinoskopi postorior- mukopus nasofaring.c. Nyeri tekan pipi yang sakit.d. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.e. X Foto sinus paranasalis- Kesuraman - Gambaran “airfluidlevel”- Penebalan mukosa
PENATALAKSANAAN :a. Drainage- Medical :* Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)* Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg- Surgikal : irigasi sinus maksilaris.b. antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :- ampisilin 4 X 500 mg- amoksilin 3 x 500 mg- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet- Diksisiklin 100 mg/hari.c. Simtomatik- parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.d. Untuk kromis adalah :- Cabut geraham atas bila penyebab dentogen- Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)- Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)
TINJAUAN KEPERAWATANPENGKAJIAN :1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,2. Riwayat Penyakit sekarang :3. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.4. Riwayat penyakit dahulu :- Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma- Pernah mempunyai riwayat penyakit THT- Pernah menedrita sakit gigi geraham
5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
6. Riwayat spikososial a. Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0b. Interpersonal : hubungan dengan orang lain.7. Pola fungsi kesehatana. Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat- Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek sampingb. Pola nutrisi dan metabolisme :- biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidungc. Pola istirahat dan tidur- selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilekd. Pola Persepsi dan konsep diri- klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurune. Pola sensorik - daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
8. Pemeriksaan fisika. status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan bengkak).
Data subyektif :1. Observasi nares :a. Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinyab. Riwayat pembedahan hidung atau traumac. Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya , lamanya.
2. Sekret hidung :a. warna, jumlah, konsistensi secretb. Epistaksis c. Ada tidaknya krusta/nyeri hidung.
3. Riwayat Sinusitis :a. Nyeri kepala, lokasi dan beratnyab. Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca.4. Gangguan umum lainnya : kelemahan
Data Obyektif 1. Demam, drainage ada : SerousMukppurulenPurulen2. Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami radang ? Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus3. Kemerahan dan Odema membran mukosa4. Pemeriksaan penunjung :a. Kultur organisme hidung dan tenggorokanb. Pemeriksaan rongent sinus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek
PERENCANAAN1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung
Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilangKriteria hasil :- Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang- Klien tidak menyeringai kesakitan

INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
a. Kaji tingkat nyeri klien
b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya
c. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
d. Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien


e. Kolaborasi dngan tim medis :1) Terapi konservatif :- obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung- Drainase sinus2) Pembedahan :- Irigasi Antral :Untuk sinusitis maksilaris- Operasi Cadwell Luc
a. Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya
b. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri
c. Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri
d. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.
e. Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien
2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)Tujuan : Cemas klien berkurang/hilangKriteria :- Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya- Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
a. Kaji tingkat kecemasan klien
b. Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :- Temani klien- Perlihatkan rasa empati( datang dengan menyentuh klien )
c. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti
d. Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :- Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang- Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan
e. Observasi tanda-tanda vital.
f. Bila perlu , kolaborasi dengan tim medis
a. Menentukan tindakan selanjutnya
b. Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan
c. Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif
d. Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.
e. Mengetahui perkembangan klien secara dini.f. Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinusTujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous,purulen) dikeluarkanKriteria :- Klien tidak bernafas lagi melalui mulut- Jalan nafas kembali normal terutama hidung
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
a. kaji penumpukan secret yang ada
b. Observasi tanda-tanda vital.
c. Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret
a. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnyab. Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasic. Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinusTujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhiKriteria :- Klien menghabiskan porsi makannya- Berat badan tetap (seperti sebelum sakit ) atau bertambah
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
a. kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klienb. Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan
c. Catat intake dan output makanan klien.d. Anjurkan makan sediki-sedikit tapi sering
e. Sajikan makanan secara menarik
a. Mengetahui kekurangan nutrisi klienb. Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan memotivasi meningkatkan pemenuhan nutrisic. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi kliend. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambunge. Mengkatkan selera makan klien
5. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradanganTujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyamanKriteria :- Klien tidur 6-8 jam sehariINTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
a. kaji kebutuhan tidur klien.b. ciptakan suasana yang nyaman.c. Anjurkan klien bernafas lewat mulutd. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
a. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidurb. Agar klien dapat tidur dengan tenangc. Pernafasan tidak terganggu.d. Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000
Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman diagnosis dan Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, SurabayaPrasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta

DEPRESI

• MASALAH UTAMA Gangguan alam perasaan: depresi.
• PROSES TERJADINYA MASALAH
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagai­nya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah­an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
• Gangguan alam perasaan: depresi
• Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.

• Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan lang­kah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering me­nangis. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi tergang­gu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.
• Koping maladaptif
• DS : Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
• DO : Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dan supresi yang berlebihan .

• DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
• Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

• RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
• Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.
• Tujuan khusus
• Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
• Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan ramah, baik verbal dan non verbal, selalu kontak mata selama interaksi dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
• Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
• Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
• Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
• Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
• Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.

• Klien dapat menggunakan koping adaptif
• Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.
• Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
• Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
• Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
• Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
• Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
• Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

• Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
Tindakan:
• Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
• Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
• Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
• Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
5.1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
5.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
5.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

• Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
6.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
6.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
6.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
6.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar










ILMU KEDOKTERAN JIWA 1
Health Study Club 2002
SEJARAH PSIKIATRI
Kuliah tanggal 14 Februari 2005
Oleh: Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH., Sp.KJ.
Sampai sekarang ini di dalam kehidupan masyarakat masih terdapat stigma terhadap psikiatri. Karena
stigma-stigma inilah para penderita gangguan jiwa sering diisolasi atau bahkan malah disiksa oleh keluarga dan
warga masyarakat setempat.
Stigma-stigma tersebut muncul dan berkembang dikarenakan oleh beberapa hal sbb:
° Adanya fenomena bahwa gangguan jiwa sukar dikenal sebagai penyakit, tetapi lebih dianggap sebagai
orang tak bermoral serta lemah ingatan.
° Gangguan jiwa sulit didapatkan dasar fisiknya
° Adanya takhayul yang berkembang kuat di masyarakat.
Masyarakat lebih mempercayai bahwasanya gangguan jiwa yang diderita oleh seseorang adalah
disebabkan oleh roh jahat, setan, kekuatan supranatural, penunggu tempat-tempat keramat, guna-guna
dukun (dipenggawe—Jawa red), atau kutukan Tuhan.
° Ketakutan masyarakat akibat ketidakjelasan tentang gangguan jiwa
° Banyaknya gangguan jiwa yang menjadi menahun (kronis).
Hal ini disebabkan pada umumnya keluarga yang salah satu anggotanya menderita gangguan jiwa maka
mereka akan mengisolasi/ mengurung penderita, tidak segera memeriksakan ke psikiater serta menutup-
nutupi agar masyarakat tidak tahu, karena ini dianggap sebagai aib. Biasanya keluarga membawa pasien ke
psikiater tatkala kondisinya sudah sangat memburuk, sehingga sukar disembuhkan dan akhirnya menjadi
kronis.
SEJARAH KEDOKTERAN
J.V.Den Berg membagi dalam tiga masa:
1. Masa tanpa kekuatan medik, berlangsung hingga tahun 1870
2. Masa transisi dari tanpa kekuatan medik menuju adanya kekuatan atau kemampuan teknik.
Masa ini berlangsung sejak 1870 sampai beberapa tahun yang lalu (sekitar tahun 1990)
3. Masa kekuasaan teknik—medik. Baru berlangsung pada beberapa dekade terakhir yang sekarang makin
berkembang.
PERKEMBANGAN PSIKIATRI
I. ZAMAN PRA-ILMIAH
Zaman ini dibagi menjadi tiga tahapan:
A. Zaman Primitif
‹ Hippocrates (460-375 sM) --- sebagai Bapak Ilmu Kedokteran telah berpendapat bahwa gangguan jiwa
terletak di otak, yang merupakan gangguan organik. Dengan dasar ini Beliau menentang kepercayaan
masyarakat pada waktu itu bahwa epilepsy adalah “penyakit suci” (sacred disease, morbus sacer) yang
merupakan derita orang-orang yang dikutuk.
Page 2
‹ Pada masa ini pengobatan yang dilakukan, antara lain:
^ orang yang menderita anorexia (tidak ada nafsu makan) diajak ke pesta makan untuk menghidupkan
kembali nafsu makannya.
^ orang yang menderita gangguan jiwa dipecut dengan rotan atau kayu
^ melubangi tengkorak untuk mengusir roh jahat yang dianggap bersemayam di kepala penderita
gangguan jiwa.
B. Zaman Demonologi
V Dipercayai bahwa gangguan jiwa sebagai akibat kekuatan gaib, makhluk halus atau setan
V Pengobatan dilakukan dengan mengusir pengaruh roh jahat, oleh karena itu diperlukan imam dan
pengusir setan (exorcists).
V Terapi sering juga dilakukan dengan kekerasan, misalnya:

Dicambuk atau diberi pakaian gila
(tentang pakaian gila ini Pak Dosen ga ngasih
komentar)
,
akibatnya banyak yang mati.

Penderita diikat, dikurung, dipukuli, dan dibiarkan kelaparan selama berhari-hari bahkan
berminggu- minggu, yang akibatnya sudah jelas dia akhirnya mati

Dimasukkan ke dalam tong besar, dibawa ke atas bukit, kemudian digulingkan ke bawah

Diceburkan ke sungai dari atas jembatan secara mendadak.
Semua perlakuan itu bertujuan untuk mengusir roh jahat
V ISLAM: didirikan rumah sakit jiwa di Turki dan juga Negara-negara Islam yang lain.
Pada zaman pertengahan, di negara-negara Arab terapi yang dilakukan sudah lebih manusiawi.
Mereka melakukan terapi di tempat-tempat pemandian, dengan terapi diit, obat-obatan, wangi-
wangian, dan musik yang santai.
V KRISTEN: berdiri rumah sakit jiwa The Bethlehem Royal Hospital di Inggris
V Ada anggapan bahwa witches (wanita sihir) itu mengalami gangguan jiwa ---- perlu dikasihani
V
Johan Weyer (1515-1558) mengatakan bahwa penderita gangguan jiwa merupakan urusan dokter.
Didukung juga oleh pendapat yang sama dari Paracelcus (1493-1541), dan Felix Plater (1536-1614).
V Pada abad XV didirikan kuil “SATURN” di Mesir.
V Pengobatan dengan mengaluarkan darah dan mandi air belerang.
C. Zaman Metafisik
Gangguan jiwa merupakan urusan ahli filsafat, bukan urusan dokter
Anggapan bahwa gangguan jiwa merupakan suatu imoralitas
Gangguan jiwa timbul akibat dosa oleh karena terlalu menuruti hawa nafsu
Pengobatan yang dilakukan mengambil garis moralistik (???)
II. ZAMAN ILMIAH
o Pada abad XVII secara empiris diperkenalkan tentang histeria (
Dorland: istilah yang dahulu digunakan secara
luas dalam psikiatri, yang mencakup histeria klasik, neurosis histeria, histeria ansietas, dan kepribadian histeria;
histeria berasal dari kata hysterics yang berarti ledakan emosional yang tidak terkendali
) dan peran emosi.
o Mulai dikenal adanya hipokondria (
Dorland: istilah dari hipokondriasis yang berarti kegelisahan yang mengenai
kesehatan seseorang, dengan gejala yang beraneka ragam dan banyak yang tidak dapat ditemukan pada penyakit
organic
) sebagai “English Disease”.
o Philippe Pinel (1745-1826) melepas rantai besi gangguan jiwa.
o Pada abad XIX diperkenalkan gangguan antisosial (
Dorland
antisocial personality disorder: gangguan
kepribadian yang ditandai oleh perilaku antisosial yang terus-menerus dan kronis, yang melanggar hak-hak orang
lain atau norma-norma sosial yang diterima secara umum
) sebagai gila moral/ moral insanity.
o Gerakan humaniter mulai dikembangkan, sehingga perawatan penderita gangguan jiwa dilakukan dengan
lebih manusiawi.
Page 3
Pendekatan Somatik di Zaman Ilmiah
-
Pada tahun 1845 telah terbit buku psikiatri yang pertama
-
Penyakit jiwa timbul karena kelainan otak
-
Gejala yang timbul tergantung oleh bagian otak yang rusak
-
Timbul konsep “unitary psychosis” (
Dorland ‰ psychosis: setiap kelainan jiwa mayor dengan
penyebab organik atau kejiwaan yang ditandai oleh gangguan kepribadian dan kehilangan kontak dengan
kenyataan, sering timbul waham, halusinasi atau ilusi
)
-
Gangguan jiwa adalah penyakit yang dapat diturunkan
-
Kejahatan- kejahatan yang dilakukan oleh seseorang duhubungkan dengan gangguan jiwa.
Pendekatan Klinik Deskriptif di Zaman Ilmiah
° Ditemukannya “disease entity” ----- bentuk penyakit yang berbeda
° Ditemukan gangguan HEBEFRENIA dan KATATONIA
° Muncul teori nosologi
(Dorland: ilmu pengetahuan menganai klasifikasi penyakit)
yang dengan ilmu ini
penyakit jiwa yang berbeda digolongkan berdasarkan penyebab, gejala, perjalanan penyakit, dasar patologi,
maupun hasil terapi.
° 1937 --- Cerletti dan Bini mengenalkan ECT (Electro Convulsive Therapy/ terapi kejang listrik)
° 1936 --- Moniz memperkenalkan Prefrontal Leucotomy
° 1938 --- Sakel mengenalkan terapi koma insulin
° kini dikembangkan terapi holistic.
Perkembangan Terapi Psikofarmaka
1826 ---- Bromid
1886 ---- Chloralhydrat
1903 ---- Barbiturat
1930 ---- Amphetamine
1947 ---- Scopolamine
1952 ---- Chorpromazine (yang terkenal: Largactil)
PERKEMBANGAN PSIKIATRI DI INDONESIA
$ 1776: sebagian rumah sakit Cina di Jakarta dipakai untuk merawat penderita gangguan jiwa
$ 1843: rumah sakit tentara di Jakarta mulai menyediakan tempat untuk penderita gangguan jiwa
$ 1849: rumah sakit tentara di Semarang ikut sertamenyediakan tempat untuk merawat penderita gangguan jiwa,
seperti di Jakarta.
$ 1882: didirikan Krankzinnigangesticht di Bogor
$ 1902: di Sumber Porong Malang
$ 1923: di kramat Magelang
$ 1927: di Sabang
$ disusul dengan dibangunnya DOORGANGSHIZEN di Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Medan, Ujung Pandang,
dan koloni penderita Gangguan jiwa di Yogyakarta (Pakem) serta Wedi – Klaten.
PERKEMBANGAN PSIKIATRI DI YOGYAKARTA
# Sampai pada tahun 1950, di Yogyakarta hanya ada satu instansi: Rumah Sakit Lali Jiwo di Pakem, yang dipimpin
oleh seorang perawat
# Pada tahun 1950 berdirilah FK UGM ‰ terdapat bagian neurology-psikiatri yang masih ikut menempel di bagian
interna di RS. Pugeran
# Pada tahun 1962 bagian neurology-psikiatri di FK UGM memiliki tempat sendiri, tetapi tetap masih berada di bawah
dari bagian interna
# Pada tahun 1963 memisahkan diri dari interna
# 1964 ‰ serah terima pimpinan dari Prof. Kluge kepada Prof. D.P. Tahitu
# 1968 ‰ dipimpin oleh dr. R. Soejono P
The Brain is wider than the sky* For put them side by side* The one the other will contain* With
ease and you beside
Page 4
# 1977 ‰ Psikiatri memisahkan diri dari neurology, berdiri sendiri
# 1981 ‰ psikiatri masuk kampus UGM dan pindah ke RS. Sardjito
Materi yang di bawah ini tidak dikuliahin tapi ada di slide Pak Dosen, so agar tidak mengurangi hak teman2 maka aq masukin
aja. Slide Pak Dosen untuk materi ini dalam Bahasa Inggris, aq terjemahin yang aq bisa & aslinya tetep aq sertakan.
HIPPOCRATES OF COS (CA 460-370) GREECE
Hippocratic writings (Pelican Classics, Baltimore, 1978)
Penyakit–penyakit yang timbul disebabkan oleh ketidakseimbangan dari empat macam cairan tubuh (darah,
lendir, cairan empedu kuning, cairan empedu hitam). Melankholia disebabkan oleh kelebihan empedu
hitam; hysteria disebabkan oleh penyimpangan, uterus; mencari sebab-sebab alamiah dari epilepsy,
“penyakit suci”; terapi diet terhadap penyakit yang diderita.
DISEASES CAUSED BY IMBALANCE IN FOUR HUMORS (BLOOD, PHLEGM, YELLOW BILE, BLACK BILE)
MELANCHOLIA CAUSED BY EXCESS BLACK BILE; HYSTERIA CAUSED BY WANDERING, UTERUS; LOOKED FOR
NATURAL CAUSES OF EPILEPSY, THE SACRED DISEASE; DIETARY TREATMENT OF ILLNESS.
JUAN LUIS VIVERS (1493-1540)

Lahir di Spanyol, mulai usia 16 tahun tinggal terutama di Belanda dan Belgia

“De Anima et Vital” (of Soul and Life) --- 1538; Carlos G. Norena, Juan Luis Vivers and emotion,
Southern Illionis University Press, Carbondale, IL, 1989.

De Anima, yang ditulis oleh Juan Luis ini merupakan buku pertama yang menggambarkan peran
hubungan psikologis dalam pembentukan emosi, dan dalam mengingat-ingat peristiwa yang terjadi
pada masa lampau.

DE ANIMA DESCRIBED FOR THE FIRST TIME THE IMPORTANCE OF PSYCHOLOGICAL
ASSOCIATIONS IN FORMING EMOTIONS, AND IN THE REMEMBERING OF PAST EVENTS
AVICENNA / IBNU SINA (980-1037)
Seorang ilmuwan muslim dari Persia
“ A Treatise on The Canon of Medicine of Avicenna” (Grunner, London, 1930)
HIS CANON OF MEDICINE RECOGNIZED THAT CERTAIN PHYSICAL DISEASES WERE CAUSED BY CHRISTIAN AND
MUSLIM PHYSICIANS.
KARL JASPERS (1883-1969)
Ilmuwan Jerman
“ General Psychopathology” Edisi 1, 1913; edisi 7, 1959 ( English Trans 1963).
Buku tulisan Jaspers ini berusaha menggambarkan perbedaan status-status mental, untuk menunjukkan hubungan
yang berarti antara pemikiran-pemikiran yang berbeda (tanpa mencari sebab yang utama), serta memberikan
perhatian terhadap status mental pasien dan status mental dokter; pandangan seperti ini akan berpengaruh pada
psikoterapi secara umum dan menjadi bagian dari prinsip-prinsip psikoterapi eksistensial.
THIS BOOK ATTEMPTED TO DELINEATE DIFFERENT MENTAL STATES, TO SHOW THE MEANINGFUL CONNECTIONS
BETWEEN DIFFERENT THOUGHTS (WITHOUT LOOKING FOR AN UNDERLYING CAUSE), AND TO HAVE EMPATHY
FOR BOTH THE LEFT MENTAL STATE OF THE PATIENT AND THE OBSERVING MENTAL STATE OF THE PHYSICIAN;
THIS VIEW INFLUENCED PSYCHOTHERAPY IN GENERAL AND BECAME PART OF THE TENETS OF EXISTENTIAL
PSYCHOTHERAPY.
KURT SCHNEIDER (1887-1967)
!! Ilmuwan berkebangsaan Jerman
!! “ Psychopathic Personalities” ( Cassell, London, 1958); “Clinical Psychopathology” ( Grune & Stratton New York,
1959)
!! dalam psikiatri klinik Schneider melanjutkan – dengan modifikasi – kedua pendekatan: pendekatan deskriptif dan
pendekatan fenomenologikal dari Krepelin dan Jaspers.;….???
!!
IN CLINICAL PSYCHIATRY SCHNEIDER CARRIED FORWARD-WITH MODIFICATIONS-BOTH THE DESCRIPTIVE AND
THE PHENOMENOLOGICAL APPROACHES OF KRAEPELIN AND JASPERS. HIS WORK INCLUDED CLINICAL AND
PHENOMENOLOGICAL DESCRIPTIONS OF THE EXPERIENCE OF DELUSIONS AND HALLUCINATIONS AND A
CLASSIFICATION AND DEFINITION OF THE PRIMARY AND SECONDARY SYMPTOMS OF SCHIZOPHRENIA .
Page 5
PSYCHOPATHIC PERSONALITIES, DESCRIBED A NUMBER OF ABNORMAL PERSONALITY TYPES THAT HE HAD
ENCOUNTERED IN PRACTICE AND DIFFERENTIATED FROM PSYCHOTIC STATES
OBAT-OBAT ANTIDEPRESAN

Switzerland, USA

R.Khun: The Tretment of Depressive States with an Iminodibenzyl Derivative ( G 22355) Swiss Med.
Journal.87: 1135. 1957.
HP Loomer, JC Saunders, NS Kline: A Clinical and Pharmacodynamic Evaluation of Ipronazid as A Phychic
Energizer, Psychiatr.Res Rep 8: 129, 1957.

Laporan yang pertama tenteng efektifitas dari obat trisiklik, Imipramin (G 22355), dan suatu MAO inhibitor,
Iproniazid (Marsalid) pada terapi depresi.
OBAT-OBAT BENZODIAZEPINE
-
USA
-
IM Cohen: The Benzodiazepines, in Discoveries in Biologycal Psychiatry. FJ AYD JR, Blackwell, Editors,
p 130 ( AYD Medical Communications, Baltimore, 1984)
-
THE BENZODIAZEPINES WERE DEVELOPED BY THE PHARMACEUTICAL COMPANY OF HOFFMANN-LA
ROCHE. CHLORDIAZEPOXIDE (LIBRIUM) WAS FIRST MARKETED IN 1960 AND DIAZEPAM (VALIUM) IN 1963;
THE DRUGS BECAME WIDELY PRESCRIBED AS ANXIOLYTIC DRUGS IN CASES OF NONPSYCHOTIC ANXIETY.
HALOPERIDOL pada terapi GILLES DE LA TOURETTE’S SYNDROME (GTS)
V France
V JN Seignot (1925- ) “ Un Cas de Maladie des Tics de Gilles De La Tourette Gueri Parle R-1625” Annual
Medical Psychol., 1961 Exix, 578-579.
V Terjemahan dan dengan sebuah pengantar oleh Hugh Ricards, Nicola Hartley dan Mary M. Robertson,
dengan judul: “ The Case of Gilles De La Tourette Syndrome: A Condition of Nervous Tics Cured By R. 1625
“, dalam: “ History of Psychiatry “, 8, 1997.
V
Seignot melaporkan terapi kasus sindrom Tourette’s dengan Haloperidol pada tahun 1961,
WHEN THE
DRUG WAS AN EXPERIMENTAL COMPOUND (R.1625). HOWEVER THE PATIENT TREATED HAD PREVIOUSLY
UNDERGONE A LOBECTOMY, WHICH COULD EASILY HAVE AFFECTED HIS RESPONSE. SINCE THEN
HALOPERIDOL HAS BECOME PROBABLY THE MOST COMMONLY PRESCRIBED DRUG FOR GTS.
CLOZAPINE, RISPERIDONE dan OLANZAPINE pada terapi SCHIZOPRENIA

USA, Canada, Englan, South America, South Africa

J Kane, G Henigfield, J Singer, H Meltzer, and The Clozaril Collaborative Study Group: “ Clozapine for The
Treatment – Resistant Schizophrenic. A Double – Blind Comparison with Clorpromazine “. Arch Gen.
Psychiatry 45: 789, 1988.

J Kane, SR Marder, RC Meibach: “ Risperidone in The Treatment of Schizophrenia “. Am. J. Psychiatry 151:
825, 1994.

J Kane: “ Risperidone “. Am.J. Psychiatry 151: 802, 1994.

F AYD: “ Olanzapine: The Latest Approved Atypical Antipsychotic “. International Drug Therapy Newsletter
32 1 1997.

P. Weiden: “ Olanzapine: A New Atypical Antipsychotic “. Journal Prac. Psych and Behaviour HLTH 1
January 1997.
SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITORS (SSXLS)
o USA
Rudqj0rudqj#ehulpdq#kdwlqd#whqdqj#ghqjdq#ehug}lnlu1#Vhvxqjjxkqd#ghqjdq#ehug}lnlu#kdwl#
phqmdgl#whqdqj1#
Page 6
o “THE STORY OF PROZAC,” PHARMACEUTICAL MANUFACTURERS ASSOCIATION, 1993; J GREBB,
SEROTONIN-SPECIFIC INHIBITORS. IN HI KAPLAN AND BJ SADOCK, EDITORS : COMPREHENSIVE TEXTBOOK
OF PSYCHIATRY, ED 6 1995
o SSRIS WERE ANTIDEPRESSANTS, GENERALLY AS EFFECTIVE AS PREVIOUS ANTIDEPRESSANTS BUT WITH
IEWER ADVERSE EFFECTS: THE FIRST SSRI, FIOXETINE (PROZAC), DEVELOPED BY LILLY IN THE 1970S,
HAS BECOME THE MOST WIDELY PRESCRIBED ANTIDEPRESSANT IN THE U.S. IT WAS FOLLOWED BY
SERTRALINE (ZOLOFT) DEVELOPED BY ROERIG IN 1992, AND PAROXETINE (PAXIL) DEVELOPED BY
SMITHKLINE BEECHAM IN 1993.
ATYPICAL

CLOZAPINE AND RISPERIDONE HAVE BEEN USED SUCCESSFULLY SINCE 1989 AND 1994 TO TREAT BOTH
POSITIVE AND NEGATIVE SCHIZOPHRENIC SYMPTOMS THAT HAVE BEEN RESISTANT TO OTHER
TREATMENTS, THESE DRUGS EACH OFFER THE POSSIBILITY FOR REAL AND CONTINUEDIMPROVEMENT OF
INDIVIDUALS WHO ARE PERSISTENTLY PSYCHOTIC. OLANZAPINE HAS BEEN IN USE SINCE SEPTEMBER
1996, AND IS EFFECTIVE IN TREATING POSITIVE AND NEGATIVE SCHIZOPHRENIC SYMPTOMS. WHETHER IT
IS THERAPEUTICALLY MORE EFFECTIVE THAN CLOZAPINE AND RISPERIDONE IS NOT YET KNOWN.
COMPUTERS, BRAIN IMAGING, AND THE INTERNET

USA

J LIEFF : COMPUTER APPLICATIONS IN PSYCHIATRY, AMERICAN PSYCHIATRIC ASSOCIATION,
WASHINGTON, DC, 1987 ; DJ STEIN, ED: USING COMPUTERS IN PSYCHIATRY. PSYCHIATR ANN 24:6-52, 1994;
NC ANDREASEN, ED: BRAIN IMAGING APPLICATIONS IN PSYCHIATRY, AMERICAN PSYCHIATRIC
ASSOCIATION, WASHINGTON, DC, 1989; RB INNIS, RT MALISON: PRINCIPLES OF NEUROIMAGING. IN HI
KAPLAN, BJ SADOCK: COMPREHENSIVE TEXTBOOK OF PSYCHIATRY, ED 6, 1995: HUANG MP, ALESSI NE:
THE INTERNET AND THE FUTURE OF PSYCHIATRY. AM J PSYCHIATRY 153:861-869, 1996

COMPUTERS HAVE BEEN APPLIED TO PRACTICALLY EVERY AREA OF PSYCHIATRY: FACILITATING THE
RECORDING, SYMPTOMS, THEIR PROGRESS AND TRANSFER OF PATIENT RECORDS ASSISTING IN THE
ASSESMENT OF PSYCHIATRIC DIAGNOSES: ESTABLISHING A SYSTEM FOR DECISION MAKING IN
PHARMACOTHERAPY; FACILITATING PSYCHOLOGICAL ASSESSMENT OF PATIENTS; TRACKING PATIENTS IN
THEIR COMMUNITY; ESTABLISHING DATABASES; AND CREATING AUDIOVISUALLY INTERESTING
EDUCATION PROGRAMS THAT A’LOW INTERACTIVE USER PARTICIPATION;
COMPUTER INNOVATIONS

COMPUTER INNOVATIONS HAVE PRODUCED BRAIN IMAGING DEVICES THAT HAVE PROVIDED
INFORMATION ON BRAIN STRUCTURE, COMPUTED TOMOGRAPHY (CT), AND MAGNETIC RESONANCE
IMAGING (MRI) ; BRAIN FUNCTION, MAGNETIC RESONANCE SPECTROSCOPY (MRS) , POSITRON EMISSION
TOMOGRAPHY (PET), AND SINGLE PHOTON EMISSION TOMOGRAPHY (SPECT).
ORGANIC DISORDERS

AT PRESENT THESE DEVICES ARE LARGELY LIMITED TO RESEARCH STUDIES, AND THEY HAVE MAINLY
PROVIDED INFORMATION ON ORGANIC DISORDERS – STROKES, TUMORS, AND THE DEMENTIAS. THE
INTERNET IS A COMPUTER COMMUNICATIONS NETWORK THAT TRANSMITS INFORMATION QUICKLY AND
EASILY ON A GLOBAL SCALE. IT IS RAPIDLY GROWING, AND IN THE FUTURE WILL INFLUENCE HOW
PSYCHIATRISTS HANDLE VARIOUS KINDS OF PSYCHIATRIC INFORMATION.
Alhamdulillah selesai………...
Alloh mengangkat orang–orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa
derajat




01/AJ
HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS SAPTOSARI TAHUN 2003
BIDAN. POLTEKES. 2004
02/AJ
TINGKAT KEPUASAN PASIEN IMMOBILISASI TENTANG PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE OLEH PERAWAT DI RSU KOTA YOGYAKARTA
PERAWAT. UGM.2005
03/AJ
HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG HAK-HAK REPRODUKSI PEREMPUAN DENGAN PERAN SUAMI DALAM PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI DI WILAYAH PUSKESMAS “X” I , KAB. BANTUL
BIDAN.UGM. 2004
04/AJ
PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG PELAKSANAAN PERAN KEPALA BANGSAL DI RUANG B, D, F, DAN N DI RUMAH SAKIT XX YOGYAKARTA, DESEMBER 2004 - JANUARI 2005
PERAWAT. BETHESDA. 2005
05/AJ
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI RUMAH BERSALIN XX BUGISAN PRAMBANAN KLATEN
BIDAN. POLITEKSIRA
2005
06/AJ
ASI
PERSEPSI IBU NIFAS DINI TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN “X” SRAGEN
BIDAN.2005
07/AJ
HUBUNGAN KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PENETAPAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS “X” KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BIDAN. RESPATI.2005
08/AJ
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA DI SMU KOTA MASOHI MALUKU TENGAH
UGM. 2004
09/AJ
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KLIMAKTERIUM DENGAN SIKAP WANITA MENJE LANG MENOPAUSE DI KELURAHAN CONDONG CATUR KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN
BIDAN.UGM. 2004
10/AJ
MEROKOK SEBAGAI FAKTOR RESIKO PADA PENDERITA STROKE INFARK DI RSUP XX YOGYAKARTA
KEDOKTERAN. UGM. 2005
11/AJ
ASI
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN RENCANA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS “X” YOGYAKARTA
BIDAN.UGM. 2002
12/AJ
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK PUASAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI PUSKESMAS XX YOGYAKARTA
PERAWATAN. UGM. 2004
13/AJ
SARAF
MATRIX METALLOPROTEINASE DAN PERANANAN- NYA SEBAGAI TARGET TERAPI PADA GLIOMA MALIGMA (TINJAUAN PUSTAKA)
KEDOKTERAN.UGM. 2005
14/AJ
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELA YANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PUNCAK JAYA
UGM.2006
15/AJ
KEDOKTERAN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PSIKOLOGI PROGRAM UGM
KEDOKTERAN. UGM. 2005
16/AJ
PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2006
PERAWAT. STIKES.2006
17/AJ
PERBEDAAN POLA ASUH IBU YANG BEKERJA & IBU YANG TIDAK BEKERJA DENGAN PEMBENTUKAN KE PERCAYAAN DIRI ANAK TK “X” SAGAN
PERAWAT. UGM. 2004
18/AJ
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK TENTANG DIIT PADA PASIEN PENDERITA STROKE DI RUANG RAWAT INAP VINCENTIUS, THERESIA, DA CAROLUS RS XX YOGYAKARTA
PERAWAT. PANTI RAPIH. 2003
19/AJ
PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU TENTANG MENSTRUASI DAN GANGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KABUPATEN PURWOREJO
KESMASY. UGM.2004
20/AJ
KEDOKTERAN
UJI LABORATORIUM AUTOCIDAL DUITRAP UNTUK PENGENDALIAN VEKTOR (AEDES ALBOPICTIS) DEMAM BERDARAH DENGUE
KEDOKTERAN. UGM.1990
21/AJ
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL XX PAKEM YOGYAKARTA TAHUN 2005
PANTI RAPIH. 2005
22/AJ
TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL DAN KAPABILITAS BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS “X” II KABUPATEN SLEMAN
STIKES. 2004
23/AJ
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGAVI- DA DAN MULTIGRAVIDA MENJELANG PERSALINAN DI PILOKLINIK KEBIDANAN RS XX YOGYA
PANTI RAPIH. 2001
24/AJ
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS OLEH PERAWAT DI RUANG PERAWATAN THERESIA RS XX YOGYAKARTA 2003
PANTI RAPIH. 2004

25/AJ
PENGARUH KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI (KIE) TUBERKULOSIS PADA MASYARAKAT TERHADAP KESADARAN DETEKSI DINI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI DUSUN MRISI BULAN JULI 2002
UMY.2002
26/AJ
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK “S” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ASMA BRONKIAL DI DUSUN I KALIBENGEN KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA
AKPER.2004
27/AJ
KB
PERSEPSI IBU AKSEPTOR KB PESERTA PROGRAM KB TERHADAP KELUARGA BERENCANA DI DUSUN MLATI GLONDONG SENDANGADI MLATI SLEMAN
PANTI RAPIH. 2001
28/AJ
PENGARUH PENGAWASAN MINUM OBAT TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN MALARIA DI KABUPATEN JEPARA
UGM. 2001
29/AJ
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN UPAYA PENANGANAN DISMONORE PADA SISWI SMAN 1 JETIS BANTUL DI YOGYAKARTA
UAD. 2006
30/AJ
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA SEMESTER VII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN KE PROGRAM NERS DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
STIK WIRA. 2006
31/AJ
KAJIAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KAJIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS “X” KABUPATEN ENDE PROPINSI NTT TAHUN 2005
WIRA HUSADA. 2006
32/AJ
POLA PENYAKIT INFEKSI PADA ANAK BALITA DI BANGSAL RAWAT INAP RSU “X” YOGYAKARTA TAHUN 1998
UMY.1999
33/AJ
KECEMASAN PADA IBU PASIEN RAWAT INAP BANGSAL ANAK RSUP “X” DAN RSU KOTAMADYA YOGYAKARTA
UGM.1993
34/AJ
HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBYEKTIF DAN PENGALAMAN AKTUAL DENGAN MINAT PRAKTIK MEMILIH PELAYANAN PERTOLONGAN PERSALINAN RUMAH SAKIT “X” YOGYAKARTA
UNDIP.2003
35/AJ
PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD NGANJUK JAWA TIMUR
SURYA GLOBAL. 2007
36/AJ
EVALUASI GEJALA IRITASI PASCA OPERASI PROSTA- TEKTOMI TRASVESIKA & PROSTATEKTOMI TRANSU- RETRA PADA PASIEN HIPERPLASIA PROSTAT JINAK
UGM.2006
37/AJ
HUBUNGAN PANJANG URETRA PROSTATIKA DENGAN BERAT PROSTAT PADA PENDERITA PEMBESARAN PROSTAT JINAK
UGM.2005
38/AJ
EVALUASI HASIL OPERASI ENDORECTAL PULLTHROUGH SOAVE MODIFIKASI SOEWARNO TAHUN 2002-2003 DI RSUP “X”
UGM.2004
39/AJ
KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL TERMINAL YANG DILAKUKAN DIALISIS PERITONEAL MANDIRI BERKESINAMBUNGAN DIBANDING DENGAN HEMODIALISA
UGM.2005
40/AJ
EVALUASI POSTEROSAGITTAL ANORECTOPLASTY PADA ATRESIA ANI DI RSUP “X” YOGYA 1998-2003
UGM.2003
41/AJ
PERSEPSI IBU NIFAS DINI TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN MELATI SRAGEN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “DL” DIAGNOSA POST PARTUM DENGAN VAKUM EKSTRAKSI DI BANGSAL ANGGREK 2 IRNA 1 RSUP “X” YOGYAKRTA
KARYAHUSADA. 2003
42/AJ
STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN BAPAK PEROKOK USIA 25-45 TAHUN TENTANG KANKER PARU DI DESA KEBONALAS KECAMATAN MANISRENGGO KABUPATEN KLATEN MARET 2006
AKPER BES. 2006
43/AJ
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN FRAKTUR FEMUR DI RUANG C RS “X” YOGYAKARTA AGUSTUS 2006
AKPER BES. 2006
window.google_render_ad();

Tidak ada komentar:

Posting Komentar