Senin, 23 Maret 2009

JUDUL

JUDUL PENELITIAN S1 KEPERAWATAN REGULER TAHUN 2008

Nama Lengkap : HERONIMUS DUE
Nomor Stambuk : NH0104126
Judul Skripsi : ANALISIS MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAJAWA KAB. NGADA PROP NTT TAHUN 2008

Nama Lengkap : PERDIANUS A
Nomor Stambuk : NH0104137
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD MAMUJU KAB. MAMUJU

Nama Lengkap : HARDI HAMBALI
Nomor Stambuk : NH0104123
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA UNTUK MEMANFAATKAN SARANA PELAYANAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS TEPPO KAB. PINRANG

Nama Lengkap : SUDARMIN
Nomor Stambuk : NH0104146
Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN DAN PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAPPANG KEL. PANCA RIJANG KAB. SIDRAP

Nama Lengkap : WAHDANIAH
Nomor Stambuk : NH0104150
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMMIL TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANA ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS GALESONG KAB. TAKALAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : ARRAHMAN
Nomor Stambuk : NH0104112
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNA TAHUN 2008

Nama Lengkap : NURFATIMA
Nomor Stambuk : NH0104086
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP BAJI PAMAI I DAN II RSUD

Nama Lengkap : EKAWATI
Nomor Stambuk : NH0104118
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : MERLIS SIMON
Nomor Stambuk : NH0104082
Judul Skripsi : STUDI PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : MARIA BRIGITA KONDO
Nomor Stambuk : NH0104130
Judul Skripsi : HUBUNGAN KOMUNITAS VERBAL DAN NON VERBAL PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG BEDAH RSUD DR. ANWAR MAKKATUTU KABUPATEN BANTAENG THN 2008

Nama Lengkap : NURLINA
Nomor Stambuk : NH0104154
IPK : 2,84
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. ANWAR MAKASSAU KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2008

Nama Lengkap : KURNIATI
Nomor Stambuk : NH0104024
Judul Skripsi : PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

Nama Lengkap : HERMAN
Nomor Stambuk : NH0104125
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2008

Nama Lengkap : SULHERIATI
Nomor Stambuk : NH0104099
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

Nama Lengkap : ANGGERAENI
Nomor Stambuk : NH0104058
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS SALOTUNGO

Nama Lengkap : IVAN PRIO ANDOKO
Nomor Stambuk : NH0104159
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD POLMAN

Nama Lengkap : SRI SUWALNI
Nomor Stambuk : NH0104143
Judul Skripsi : HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA BAU-BAU

Nama Lengkap : TRIYANTI LAMBA BANTONGAN
Nomor Stambuk : NH0104048
Judul Skripsi : GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR
Nama Lengkap : KARNIATI KIFLI
Nomor Stambuk : NH0104023
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS BARANDASI KEC. LAU KAB. MAROS

Nama Lengkap : SRI YENNI AMA
Nomor Stambuk : NH0104045
Judul Skripsi : HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEGAWAI DENGAN PELAKSANAAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

Nama Lengkap : SAMIARTI
Nomor Stambuk : NH0104093
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MINASA UPA MAKASSAR 2008

Nama Lengkap : IRMA PERMATASARI MAJID
Nomor Stambuk : NH0104020
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTO PERAK KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PENGKEP TAHUN 2008

Nama Lengkap : RASMAWATI HARI
Nomor Stambuk : NH0104139
Judul Skripsi : HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT DALAM MENGGUNAKAN JASA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD ARIFIN NU’MANG KAB. SIDRAP

Nama Lengkap : DEWI HAERUN
Nomor Stambuk : NH0104063
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Nama Lengkap : BESSE MASTURA
Nomor Stambuk : NH0104059
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Nama Lengkap : ANDI FATIMAN HAMZAH
Nomor Stambuk : NH0104057
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RS ST. FATIMAH MAKASSAR

Nama Lengkap : ISHAQ
Nomor Stambuk : NH0104021
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN GASTRITIS DI RSU ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : WA ODE SITTI HERNAWATI
Nomor Stambuk : NH0104100
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOWBACK PAIN) PADA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD KAB. MUNA SULTRA

Nama Lengkap : INDRYATI PUSPITA
Nomor Stambuk : NH0104078
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI PROSEDURAL PADA PASIEN YANG DIPASANG KATETER URINE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DI RUANG INSTALASI RAWAT DARURAT RS ISLAM FAISAL MAKASSAR

Nama Lengkap : MULYANI KASIM YUNUS
Nomor Stambuk : NH0104031
Judul Skripsi : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR TERHADAP HIV/AIDS TAHUN 2008

Nama Lengkap : DARMAWATI
Nomor Stambuk : NH0104062
Judul Skripsi : DAMPAK SYNDROM PRE MENSTRUASI TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWI DI SMA NEGERI 7 MAKASSAR

Nama Lengkap : NURWATY SUCIANY AMIR
Nomor Stambuk : NH0104037
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESDA TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SINJAI KAB. SINJAI TAHUN 2008

Nama Lengkap : FITRIANTY
Nomor Stambuk : NH0104068
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUGI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RUANG POLIKLINIK KIA RSU DAYA MAKASSAR PERIODE APRIL-MEI 2008

Nama Lengkap : SITI HERWIATTI
Nomor Stambuk : NH0104095
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI RUMAH SAKIT UMUM DAYA MAKASSAR

Nama Lengkap : AMIRAH HALIM
Nomor Stambuk : NH0104106
Judul Skripsi : PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP SESAK NAPAS PADA PASIEN ASMA BRONCHIAL DI RSUD ANDI MAKASAU KOTA PARE-PARE

Nama Lengkap : DINA MARIANI
Nomor Stambuk : NH0104117
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA SUASANA LINGKUNGAN DENGAN GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN ASMA BRONCHIAL DI RUANG RAWAT INAP RSUD ANDI MAKKASAU KOTA PARE-PARE TAHUN 2008





Nama Lengkap : HERMAWATI HIDAYAT
Nomor Stambuk : NH0104075
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN KELUARGA TERHADAP PENDERITA GANGGUAN JIWA YANG DIRAWAT INAP DI BPRS DADI MAKASSAR

Nama Lengkap : SRI KARUNIA BURHAN
Nomor Stambuk : NH0104145
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KOTA KAB. BANTAENG

Nama Lengkap : SUAIB
Nomor Stambuk : NH0104046
Judul Skripsi : GAMBARAN TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD PADA KELUARGA DI KELURAHAN MALIMONGAN BARU KECAMATAN BONTOALA KOTA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : HASMA
Nomor Stambuk : NH0104016
Judul Skripsi : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 UJUNG LOE KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

Nama Lengkap : JUMRIANI HM
Nomor Stambuk : NH0104022
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU DALAM PERAWATAN BAYI DI RUANG NIFAS RSUD LANTO DG PASEWANG KAB. JENEPONTO TAHUN 2008

Nama Lengkap : SUHERNAWATI
Nomor Stambuk : NH0104047
Judul Skripsi : GAMBARAN PERILAKU KELUARGA MISKIN DALAM UPAYA MENCARI PENGOBATAN UNTUK ANGGOTA KELUARGANYA DI DUSUN ANNIE DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

Nama Lengkap : YUSRIANI
Nomor Stambuk : NH0104153
Judul Skripsi : PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RSUD MASSENREMPULU ENREKANG

Nama Lengkap : FATIMAH
Nomor Stambuk : NH0104066
Judul Skripsi : HUBUNGAN IMOBILISASI DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN RAWAT INAP DI BPRSUD LABUANG BAJI TAHUN 2008

Nama Lengkap : FAISAL ASDAR
Nomor Stambuk : NH0104013
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PERAWATAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) PADA ANAK DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD SALEWANGANG MAROS

Nama Lengkap : MUSNIDAR
Nomor Stambuk : NH0104083
Judul Skripsi : HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : ABDUR RAHMAN RUSLIN
Nomor Stambuk : NH0104055
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYEMBUHAN LUKA GANGREN DIABETIK DI RSUD POLEWALI MANDAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : HASRIYANTI
Nomor Stambuk : NH0104073
Judul Skripsi : STUDI MUTU PELAYANAN KESEHATAN PADA PASIEN PESERTA ASKES DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM MASSENREMPULU KAB. ENREKANG 2008


Nama Lengkap : ANDI SRI HANDAYANI IDRUS
Nomor Stambuk : NH0104105
Judul Skripsi : FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA MINAT IBU HAMIL DALAM MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS TINO KEC. TAROWANG KAB. JENEPONTO

Nama Lengkap : WAHYUNI
Nomor Stambuk : NH0104050
Judul Skripsi : PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG BAJI PAMAI BPRSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : LUSIANA TANGKO
Nomor Stambuk : NH0104028
Judul Skripsi : STUDI BEBAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP BAJI PAMAI RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : A. IRMA ASRYANI
Nomor Stambuk : NH0104053
Judul Skripsi : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI RUANG RAWAT INAP INTERNA RSUD TENRIAWARU KAB. BONE

Nama Lengkap : AGUS SUJADI
Nomor Stambuk : NH0104155
Judul Skripsi : PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BEDAH TERHADAP PEMBERIAN INFORMED CONCENT DI PERAWATAN BEDAH BPRSUD SALEWANGANG MAROS

Nama Lengkap : EMMASURYAWATI S.
Nomor Stambuk : NH0104011
Judul Skripsi : HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI (MAKANAN PENDAMPING ASI) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI POLIKLINIK ANAK RSU PANGKEP
Nama Lengkap : ANDI RISNA ARDIS
Nomor Stambuk : NH0104108
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

Nama Lengkap : HULDA B.K. HEGEMUR
Nomor Stambuk : NH0104018
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PASIEN MALARIA TERHADAP PENYAKIT MALARIA PADA RUANG RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN FAKFAK PROPINSI IRIAN JAYA BARAT

Nama Lengkap : M. NURYADIN
Nomor Stambuk : NH0104029
Judul Skripsi : GAMBARAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA BERSIH PADA PASIEN PASCA BEDAH/INSISI DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR 2008

Nama Lengkap : WA ODE ILAZULAIHA
Nomor Stambuk : NH0104040
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK USIA 0 – 3 TAHUN DI POSYANDU FLAMBOYAN III WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : ANDI ROSDIANA
Nomor Stambuk : NH0104002
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK USIA 0 – 12 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM SALEWANGANG MAROS TAHUN 2008

Nama Lengkap : MARWAH
Nomor Stambuk : NH0104080
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUANG PERSALINAN TERATAI RSUD PANGKEP TAHUN 2008

Nama Lengkap : SITTI DARAHLINA
Nomor Stambuk : NH0104094
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA ANAK DIARE DI WILAYAH PUSKESMAS BARANDASI KABUPATEN MAROS

Nama Lengkap : SYNTHIA ANDRIANI
Nomor Stambuk : NH0104148
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KELUARGA TERHADAP HASIL PERAWATAN PADA BALITA PENDERITA PENYAKIT BRONCHOPNEUMONIA DI PERAWATAN ANAK BPRSD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : NURAINI HS.
Nomor Stambuk : NH0104033
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS TINDAKAN KEPERAWATAN TERHADAP PENDERITA DIARE ANAK DI BPRSD SALEWANGANG KABUPATEN MAROS TAHUN 2008.

Nama Lengkap : LINA KARLINA
Nomor Stambuk : NH0104026
Judul Skripsi : HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI POSYANDU

Nama Lengkap : DARMA
Nomor Stambuk : NH0104061
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA MEKANISME PERTAHANAN DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA TAHAP AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT AKHIR REGULER A PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2008

Nama Lengkap : NURFIAH
Nomor Stambuk : NH0104034
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITISA DI BPRSD SALEWANGANG MAROS

Nama Lengkap : ERNA KADRIANTI
Nomor Stambuk : NH0104012
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN POLA TIDUR PASIEN POST BEDAH DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

Nama Lengkap : DWI RISTAMI
Nomor Stambuk : NH0104064
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. SALEWANGANG MAROS

Nama Lengkap : MASRIANA
Nomor Stambuk : NH0104131
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

Nama Lengkap : KASMIA SUPU
Nomor Stambuk : NH0104128
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEINGINAN IBU UNTUK MELAKUKAN PERSALINAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR MEI 2008

Nama Lengkap : YUSNAENI Y.
Nomor Stambuk : NH0104151
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN DEMAM TIFOID DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN ANAK RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE.

Nama Lengkap : NURSALIM
Nomor Stambuk : NH0104036
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN 2008
Nama Lengkap : WINARTY
Nomor Stambuk : NH0104051
Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN PENYAKIT DBD PADA ANGGOTA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR

Nama Lengkap : SILVIA EVARIANI
Nomor Stambuk : NH0104142
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM TENRIAWARU KABUPATEN BONE

Nama Lengkap : YUYUN INDRAWATY
Nomor Stambuk : NH0104052
Judul Skripsi : PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUALITAS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA DI SMU NEGERI 11 MAKASSAR

Nama Lengkap : ALFIAH A.
Nomor Stambuk : NH0104006
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA KINERJA PETUGAS KESEHATAN POSYANDU DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU BALITA PENGGUNA POSYANDU DI KELURAHAN BONTO LEBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR

Nama Lengkap : MUSTIKA RAHIM
Nomor Stambuk : NH0104032
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN BONTO LEBANG KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : ABD. RAHIM
Nomor Stambuk : NH0104004
Judul Skripsi : STUDI PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MURID SD NEGERI 4 TIMORENG PANUA, KEC. PANCARIJANG, KAB. SIDRAP

Nama Lengkap : DESY INDAYANTI
Nomor Stambuk : NH0104010
Judul Skripsi : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMU PGRI SUNGGUMINASA TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA TAHUN 2008

Nama Lengkap : RISNAH
Nomor Stambuk : NH0104092
Judul Skripsi : PENGARUH TEKNIK BERNAPAS TERHADAP LAMA PROSES PERSALINAN KALA I DAN KALA II PADA PRIMIPARA DI RUMAH SAKIT UMUM DAYA MAKASSAR
Nama Lengkap : RAHMAWATI W.
Nomor Stambuk : NH0104090
Judul Skripsi : PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI DAN ISTRI DALAM MENGHADAPI KEHAMILAN PERTAMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG KABUPATEN MAROS BULAN MEI 2008

Nama Lengkap : SUFATMIATY
Nomor Stambuk : NH0104147
Judul Skripsi : KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI PANTI REHABILITASI AVICENA MAKASSAR

Nama Lengkap : SUDIRMAN
Nomor Stambuk : NH0104097
Judul Skripsi : FAKTOR PRESIPITASI YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERILAKU KEKERASAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DI BPRS DADI PROPINSI SULAWESI SELATAN

Nama Lengkap : SURIYANTI HASBULLAH
Nomor Stambuk : NH0104098
Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN DIET DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PASIEN DM TIPE II DI RUANG PERAWATAN RS. PELAMONIA MAKASSAR

Nama Lengkap : MARWA WIDIA WATI
Nomor Stambuk : NH0104030
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT PELAMONIA

Nama Lengkap : RAHMATIAH
Nomor Stambuk : NH0104138
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS KOTA KAB. BANTAENG

Nama Lengkap : DEWI PUSPITA SARI K.
Nomor Stambuk : NH0104116
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD ANDI DJEMMA MASAMBA TAHUN 2008

Nama Lengkap : ANDI GITA ALAM
Nomor Stambuk : NH0104104
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK ANAK DOWN SINDROM DI SLB KOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN

Nama Lengkap : HASNAENI
Nomor Stambuk : NH0104017
Judul Skripsi : HUBUNGAN POLA MENYUSUI IBU DENGAN JARAK KEHAMILAN DI PUSKESMAS BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA KABUPATEN SINJAI TAHUN 2008

Nama Lengkap : A. SRI WAHYUNI SYAM
Nomor Stambuk : NH0104003
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PERAN KADER POSYANDU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALANGNIPA KABUPATEN SINJAI





Nama Lengkap : LUKMAN SYAH
Nomor Stambuk : NH0104027
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM TERAPI CAIRAN INTRAVENA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LAMADDUKELLENG SENGKANG 2008

Nama Lengkap : NOVALINDA
Nomor Stambuk : NH0104084
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEJADIAN MALARIA DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD KAB. MAMUJU SULAWESI BARAT

Nama Lengkap : RAHMAWATI
Nomor Stambuk : NH0104041
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

Nama Lengkap : HASTUTI
Nomor Stambuk : NH0104074
Judul Skripsi : HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS. IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

Nama Lengkap : HERLINA B.
Nomor Stambuk : NH0104124
Judul Skripsi : STUDI KEHAMILAN RISIKO TINGGI TERHADAP PENYULIT PERSALINAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

Nama Lengkap : NURAFRIANI
Nomor Stambuk : NH0104085
Judul Skripsi : FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TYPHOID PADA PENDERITA TYPHOID YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSU PATALASSANG TAKALAR

Nama Lengkap : PAJERIATY
Nomor Stambuk : NH0104038
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMU PGRI DISAMAKAN MAROS DI KABUPATEN MAROS

Nama Lengkap : SATRIANAH
Nomor Stambuk : NH0104141
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE

Nama Lengkap : HARYANTI
Nomor Stambuk : NH0104014
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

Nama Lengkap : YUSRANINA
Nomor Stambuk : NH0104152
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN BEROBAT PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS LAWA KAB. MUNA SULTRA

Nama Lengkap : SRI YULIYANTI
Nomor Stambuk : NH0104144
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD KABUPATEN SOPPENG

Nama Lengkap : FITRIANI
Nomor Stambuk : NH0104121
Judul Skripsi : HUBUNGAN KESIAPAN FISIK ANAK DENGAN KEMAMPUAN MENGONTROL KEINGINAN BERKEMIH PADA ANAK USIA 12 – 24 BULAN DI RSUD PARE-PARE

Nama Lengkap : NURFADILAH SEWANG
Nomor Stambuk : NH0104133
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PROSES PENYEMBUHAN ANAK USIA TODLER YANG MENDERITA DIARE DI RUANG PERAWATAN ANAK RS. TINGKAT II PELAMONIA

Nama Lengkap : NURWAHIDAH
Nomor Stambuk : NH0104136
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKTERATURAN DIET KLIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT TK. II PELAMONIA MAKASSAR

Nama Lengkap : VERAWATI KASIM
Nomor Stambuk : NH0104039
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SDN LOHAYONG KEC. SOLOR TIMUR KAB. FLORES TIMUR NTT TAHUN 2008

Nama Lengkap : SUBAEDAH
Nomor Stambuk : NH0104096
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BATU SALURAN KEMIH DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT PELAMONIA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : FITRAWARTANTY PATTA LOLO
Nomor Stambuk : NH0104120
Judul Skripsi : PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KLIEN DALAM BERHUBUNGAN SOSIAL PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUANG NYIUR BPRS DADI MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : NURPAISAH
Nomor Stambuk : NH0104088
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA PASIEN DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSUD PANGKEP
Nama Lengkap : HASANUDDIN
Nomor Stambuk : NH0104015
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAYA MAKASSAR



Nama Lengkap : FARIDA TAMBARU
Nomor Stambuk : NH0104157
Judul Skripsi : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMU NEGERI I POLOBANGKENG UTARA TENTANG NAPZA DI KABUPATEN TAKALAR

Nama Lengkap : CHRISTINA KANA
Nomor Stambuk : NH0205005
Judul Skripsi : STUDI TINDAKAN PERUBAHAN POSISI UNTUK PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG RAWAT RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : MASJURI
Nomor Stambuk : NH0205025
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA STRESS PSIKOLOGIS DAN STRESS LINGKUNGAN FISIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT III DI AKPER PPNI KENDARI 2007

Nama Lengkap : SAIDAH GALIB
Nomor Stambuk : NH0205032
Judul Skripsi : HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

Nomor Stambuk : SUNARTI
Judul Skripsi : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN JAMBAN DI DESA WATUMELA KEC. LAWA KAB. MUNA SULTRA

Nama Lengkap : SUKMAWATI
Nomor Stambuk : NH0205047
Judul Skripsi : GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG ANAKNYA MENDERITA DIARE DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

Nama Lengkap : ST. RATNA KARTIKA
Nomor Stambuk : NH0205049
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN BEROBAT PASIEN DIABETES MELITUS DI POLIKLINIK INTERNA RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : ROHANDI BAHARUDDIN
Nomor Stambuk : NH0205054
Judul Skripsi : GAMBARAN PELAKSANAAN ROM UNTUK PENCEGAHAN KONTRAKTUR DI RUANG PERAWATAN BEDAH ORTHOPEDI RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : KHAERUDDIN
Nomor Stambuk : NH0206034
Judul Skripsi : HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN DERAJAT DEHIDRASI PENYAKIT DIARE PADA ANAK DI RUANG PERAWATAN ANAK RS. ISLAM FAISAL MAKASSAR

Nama Lengkap : HARUNA
Nomor Stambuk : NH0205057
Judul Skripsi :

Nama Lengkap : A. MASNIDAR
Nomor Stambuk : NH0206002
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PERAWAT DENGAN PENANGANAN PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PERAWATAN ANAK BPRSD SALEWANGANG MAROS

Nama Lengkap : ADRIANI ML.
Nomor Stambuk : NH0206003
Judul Skripsi : GAMBARAN PESERTA KB DI RW 13 KELURAHAN TAMALANREA KECAMATAN TAMALANREA

Nama Lengkap : AGUSTIN
Nomor Stambuk : NH0206004
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MINUM TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA TAHUN 2008

Nama Lengkap : ALFIAN
Nomor Stambuk : NH0206006
Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PREMEDIKASI NON MEDIKAMENTOSA PADA KLIEN PRE OPERASI ELEKTIF BEDAH LAPARATOMI DI RUANG BEDAH/KANDUNGAN RSU HAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : ANDI HUDAYA
Nomor Stambuk : NH0206009
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN KLIEN DIABETES MELITUS DI RUANG INTERNA RUMAH SAKIT UMUM BARRU

Nama Lengkap : BACHTIAR
Nomor Stambuk : NH0206016
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASCA LAPARATOMY DI BPRSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : ANTHONIA A. LARATMASE
Nomor Stambuk : NH0206011
Judul Skripsi : PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI UNIT PELAYANAN TRESNA WHERDA INAKAKA AMBON

Nama Lengkap : ARDIANSYAH
Nomor Stambuk : NH0206012
Judul Skripsi : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PASIEN TERHADAP TINDAKAN PTCA STENT DI RUANG DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR




Nama Lengkap : ASNIDAR
Nomor Stambuk : NH0206013
Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN DENGAN PRE OPERASI SEKSIO SESAR DI RSUD H. A. SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA TAHUN 2008

Nama Lengkap : ASRIYATI
Nomor Stambuk : NH0206014
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN BETADIN SALEP DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA TEMPAT PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA MAPPA OUDANG MAKASSAR

Nama Lengkap : ATI TOPANG
Nomor Stambuk : NH0206015
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBAIKAN GAMBARAN EKG PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : BADARUDDIN
Nomor Stambuk : NH0206017
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN DERAJAT DEHIDRASI PADA ANAK YANG MENDERITA DIARE DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

Nama Lengkap : ANDI ROSNIATI
Nomor Stambuk : NH0206019
Judul Skripsi : TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAKSANAAN PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL DAN TINDAKAN INVASIF DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. A. SULTAN DG. RAJA BULUKUMBA

Nama Lengkap : DARMAWATI
Nomor Stambuk : NH0206022
Judul Skripsi : HUBUNGAN KEPATUHAN DIET TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT UMUM BARRU

Nama Lengkap : ENA HASRI
Nomor Stambuk : NH0206023
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA DIRI LANSIA DI PANTI UNIT TRESNA WERDA GAU MABAJI KABUPATEN GOWA TAHUN 2008

Nama Lengkap : HASNI
Nomor Stambuk : NH0206024
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG GEJALA AWAL DBD PADA PENANGANAN DINI PENYAKIT DBD ANAK DI BPRSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : KASMAWATI
Nomor Stambuk : NH0206025
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN LIDOCAIN JELLY TERHADAP SENSASI NYERI PADA KLIEN DENGAN KATETERISASI URINE DI RUANG RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA

Nama Lengkap : HERIANAH
Nomor Stambuk : NH0206026
Judul Skripsi : FAKTOR RESIKO BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATARA GURU BELOPA KAB. LUWU TAHUN 2007

Nama Lengkap : HIKMAWATI
Nomor Stambuk : NH0206027
Judul Skripsi : PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PASIEN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD ANWAR MAKKATUTU BANTAENG

Nama Lengkap : HUSNI MACHMUDDIN
Nomor Stambuk : NH0206029
Judul Skripsi : PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS SIMBANG TAHUN 2008

Nama Lengkap : IRFAN HADINATA
Nomor Stambuk : NH0206032
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER SERVIKS DI RUANG KANDUNGAN RSU JENEPONTO

Nama Lengkap : SUNARTI
Nama Lengkap : KARTINI
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK BALITA DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU LASINRANG KABUPATEN PINRANG

Nama Lengkap : LAETITIA RANDAN
Nomor Stambuk : NH0206036
Judul Skripsi : HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RUMAH TANGGA DI WILAYAH PUSKESMAS PERAWATAN LAPADDE KOTA PAREPARE TAHUN 2008

Nama Lengkap : MARDIANA
Nomor Stambuk : NH0206037
Judul Skripsi : PERILAKU PERAWAT BIDAN PADA PASIEN ABORTUS KRIMINALIS DI RSUD PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR

Nama Lengkap : MARWAN
Nomor Stambuk : NH0206038
Judul Skripsi :

Nama Lengkap : NORMA N.
Nomor Stambuk : NH0206040
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETEPATAN PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI KABUPATEN TAKALAR



Nama Lengkap : MURNIATI
Nomor Stambuk : NH0206043
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU LASINRANG KAB. PINRANG

Nama Lengkap : MUSDALIFAH
Nomor Stambuk : NH0206044
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FHLEBITIS PADA ANAK

Nama Lengkap : MUTMAINNAH
Nomor Stambuk : NH0206045
Judul Skripsi : GAMBARAN PRILAKU PERAWAT BIDAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS KRIMINALIS DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : NURHAENI
Nomor Stambuk : NH0206047
Judul Skripsi : FAKTOR KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DENGAN STRATEGI DOTS PADA PUSKESMAS PONRE KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA

Nama Lengkap : NURMINAH
Nomor Stambuk : NH0206049
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TB PARU DI UNIT KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

Nama Lengkap : RASIDA SUMARA
Nomor Stambuk : NH0206083
Judul Skripsi : PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KASUS DIARE DI RUANG ANAK BPRSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : PETRUS TALI ABO
Nomor Stambuk : NH0206051
Judul Skripsi : PENGARUH KEPUASAN PASIEN TERHADAP MINAT PENGGUNAAN JASA PELAYANAN KEPERAWATAN RS. FATIMAH PAREPARE

Nama Lengkap : RAHIMA
Nomor Stambuk : NH0206052
Judul Skripsi : FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAYA TAHUN 2007

Nama Lengkap : RAHMAWATI
Nomor Stambuk : NH0206053
Judul Skripsi : GAMBARAN EFEKTIVITAS PERAWAT PADA PROGRAM STRATEGI DOTS DI UNIT KERJA PUSKESMAS KABUPATEN MAMASA

Nama Lengkap : SALMAWATI
Nomor Stambuk : NH0206054
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA TENAGA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATALASSANG KABUPATEN TAKALAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : SARTINI
Nomor Stambuk : NH0206056
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT JALAN DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : SARTJE RUGA
Nomor Stambuk : NH0206057
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN KEJADIAN ANEMIA SELAMA HAMIL DI PUSKESMAS SUDIANG RAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : SITI SALEHA
Nomor Stambuk : NH0206059
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RS. AKADEMIK JAURY YUSUF PUTERA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : ST. HALIDJAH
Nomor Stambuk : NH0206060
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUDIANG

Nama Lengkap : SUHARTATI
Nomor Stambuk : NH0206061
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANA ANTENATAL DI WILAYAH PUSKESMAS KASSI-KASSI

Nama Lengkap : SUKRIAH
Nomor Stambuk : NH0206062
Judul Skripsi : STUDI KINERJA PETUGAS KESEHATAN POSYANDU DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU BALITA PENGGUNA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARAKAN

Nama Lengkap : SURIANTI
Nomor Stambuk : NH0206064
Judul Skripsi : TINJAUAN PELAKSANAAN ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN (ASKESKIN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKOSO KAB. BARRU TAHUN 2007

Nama Lengkap : SUSANTI
Nomor Stambuk : NH0206068
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN SODIUM KLORIDA 0,9% DAN POVIDONE IODINE 10% PADA PERAWATAN LUKA BERSIH TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO SESAREA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG

Nama Lengkap : SUTIANI
Nomor Stambuk : NH0206067
Judul Skripsi : FAKTOR RISIKO MEROKOK TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT INFARK MIOKARD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2008



Nama Lengkap : WAHYULIANTI RUSDI
Nomor Stambuk : NH0206070
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nama Lengkap : WAHYUNI SIRATENG
Nomor Stambuk : NH0206071
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR TAHUN 2008

Nama Lengkap : YOHANES LOSA
Nomor Stambuk : NH0206073
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TERHADAP KEJADIAN ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

Nama Lengkap : YUSNAWATI
Nomor Stambuk : NH0206075
Judul Skripsi : STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMK NEGERI 1 MAMASA

Nama Lengkap : ARNA YULISTASIA
Nomor Stambuk : NH0206076
Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI PADA KLIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : MAHMUDDIN ASRY
Nomor Stambuk : NH0206078
Judul Skripsi : KEMAMPUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MENGINTERPRETASI EKG DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Nama Lengkap : IRMAYANI
Nomor Stambuk : NH0206082
Judul Skripsi : ANALISIS HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN DBD PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

Rabu, 18 Maret 2009

RESUME KDM

BODY MEKANIK

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.

Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

Prinsip Body Mekanik
 Gravity
 Balance (Keseimbangan)
 Weight (berat)

Pergerakan Dasar Yang Digunakan Dlm Body Mekanik
1. Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat gravity tubuh.
3. Pulling / menarik
4. Pivoting / berputar
Pivoting adalah s/u tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghondari terjadinya resiko keseleo tulang
Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
• Status kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
• Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
• Emosi
• Situasi dan kebiasaan
• Gaya hidup
• Pengetahuan

PERAN SISTEM SKELETAL, MUSKULAR, DAN SARAF
A. SISTEM SKELETAL
• Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh.
• Melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jantung, paru-paru dan sebagainya.
• Membantu pergerakan tubuh.
• Menyimpan garam-garam mineral, seperti kalsium.
• Membantu proses hematopoiesis yaitu pembuntukan sel darah merah dalam sum-sum tulang.

B. SISTEM MUSKULAR
Secara umum mempengaruhi kontraksi sehingga menghasilkan gerakan-gerakan
C. SISTEM SARAF
Neurotransmiter merupakan substansi kimia seperti asetilkolin yang memindahkan impuls listrik dari saraf yang bersilangan pada simpul mioeural ke otot.



KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS

KONSEP DASAR MOBILITAS
Mobilitas adl kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas antara lain :
1. Gaya hidup
• Belajar tentang nilai dari aktifitas lingkungan keluarga & lingkungan di luar rumah
• Pengaruh faktor budaya terhadap aktifitas
2. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik & mental yg menghalangi seseorang untuk melaksanakan aktifitas kehidupan. ketidakmampuan dibagi atas 2 yaitu ketidakmampuan primer dan sekunder.
3. Tingkat energi
Pada tiap individu bervariasi tingkat energinya.
4. Usia
Usia mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari sejak lahir sampai dengan usia lanjut.

KONSEP DASAR TENTANG IMOBILITAS
Imobilitas merupakan manifestasi klinis akibat adanya gangguan anatomi dan fisiologi yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan pergerakan seperti berjalan, duduk dan bangun dari tempat tidur.
3 Alasan dari Imobilitas :
1. Pembatasan gerak yang sifatnya terapeutik
2. Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan primer
3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup


Tingkat Imobilitas
 Bervariasi
ж Komplit : pada pasien tidak sadar
ж Parsial : pada pasien fraktur kaki
ж Pembatasan aktifitas karena alasan kesehatan; klien sesak nafas tidak boleh naik tangga.
 Bedrest
ж Bedrest Total : Klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur & tidak boleh pergi ke kamar mandi atau duduk di kursi.
ж Bedrest : Klien istirahat di tempat tidur kecuali ketika ia pergi kemar mandi

RANGE OF MOTION (ROM)
ROM AKTIF DAN PASIF
1. ROM Aktif yaitu pasien mampu menggerakkan anggota badan sendiri.
a. Klien menggerakkan tiap sendi dalam tubuh melalui gerakan komplit
b. Secara maximal mengencangkan semua otot
c. Meningkatkan kekuatan ketahanan otot
d. Membantu mempertahankan fungsi cardiorespirasi

2. ROM pasif yaitu perawat membantu pasien dalam bergerak baik bangun dari tempat tidur, duduk, berjalan.
a. Orang lain membantu menggerakkan setiap sendi klien melalui gerakan komplit
b. Dilaksanakan 2 X sehari



PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOSOSIAL AKIBAT MOBILISASI DAN IMOBILISASI
1. Perubahan Fisiologi
 Mobilisasi
Mengacu pada terbentuknya system integument, kardiovaskuler, respirasi, pencernaan,perkemihan,muskuluskeletal, dan neurosensoris kearah yang lebih baik atau normal.
 Imobilisasi
1. Sistem Integument
Kerusakan intergritas kulit seperti abrasi dan dekubitus.
2. Sistem kardiovaskuler
@ Penurunan Kardiak Reserve
@ Peningkatan Beban Kerja Jantung
@ Hipotensi Ortostatik
@ Phlebotrombosis
3. Sistem respirasi
o Penurunan kapasitas vital
o Penurunan ventilasi volunteer maksimal
o Penurunan ventilasi atau perfusi setempat
o Mekanisme batuk yang menurun
4. Sistem pencernaan
o Anoreksia
o Metabolisme (kecepatan metabolisme, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein)
5. Sistem perkemihan
o Menyebabkan perubahan pada eliminasi urin.
6. Sistem musculoskeletal
o Menyebabkan penurunan massa otot.
7. Sistem neurosensoris
o menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan gangguan saraf.
2. Perubahan psikososial
 Mobilisasi
Menyebabkan emosional intelektual, sensori, dan sosiokultural ke arah yang lebih baik atau normal
 Imobilisasi
@ Depresi
@ Perubahan Tingkah Laku
@ Perubahan Siklus Bangun Tidur
@ Penurunan Kemampuan Pemecahan Masalah

PROSES KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH MOBILISASI
1. Pengkajian
 Menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi.
 Menilai adanya kelainan mekanika tubuh saat duduk, beraktivitas, atau saat pasien mengalami pergerakan serta pengkajian terhadap kasus ambulasinya.
 Menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara mengamati gaya berjalan pasien, dan ayunan lengan atas.

2. Diagnosa
 Risiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidak benar.
 Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum

3. Perencanaan
Tujuan :
 Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktivitas sehari-hari.
 Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.
 Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.
4. Pelaksanaan
 Latihan ambulasi
a. Duduk di atas tempat tidur
b. Turun dan berdiri
c. Membantu berjalan
 Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien

5. Evaluasi
Menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.

Senin, 16 Maret 2009

HIDUP SEHAT TANPA STOKE

Gejala, Penyebab, dan Akibat Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

penyumbatan_pembuluh_darah

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
  2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
  3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

  1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
  2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

  1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
  2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
  3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.

Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

  • 1/3 --> bisa pulih kembali,
  • 1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
  • 1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.

Akibat Stroke lainnya:

  • 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
  • 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
  • 70% menderita depresi.
  • 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

Stroke sangat dapat dicegah,
Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH ,

Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.

Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.

STROKE

Gejala, Penyebab, dan Akibat Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

penyumbatan_pembuluh_darah

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
  2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
  3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

  1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
  2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

  1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
  2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
  3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.

Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

  • 1/3 --> bisa pulih kembali,
  • 1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
  • 1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.

Akibat Stroke lainnya:

  • 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
  • 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
  • 70% menderita depresi.
  • 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

Stroke sangat dapat dicegah,
Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH ,

Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.

Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.

Jumat, 13 Maret 2009

Daftar Isi Arabindo

QAWAID (TATA BAHASA)
Aqsam al-Kalimah (Pembagian Kata)
Isim Alam (Kata Benda Nama)
Mudzakkar (Laki-laki) - Muannats (Perempuan)
Mufrad (Tunggal) - Mutsanna (Dual) - Jamak (Plural)
Isim Isyarah (Kata Tunjuk)
Isim Maushul (Kata Sambung)
Isim Nakirah (Kata Benda Umum) - Isim Ma'rifah (Kata Benda Khusus)
Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih, Mubtada'-Khabar
Dhamir (Kata Ganti)
Dhamir Rafa' (Kata Ganti Subjek)
Dhamir Nashab (Kata Ganti Objek)
Fi'il Madhy (Kata Kerja Lampau) - Fi'il Mudhari' (Kata Kerja Kini/Nanti)
Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)
Fi'il Nahy (Kata Kerja Larangan)
Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif) - Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif)
Harf (Kata Tugas)
Adawat al-Istifham (Kata Tanya)
Isim Jamid (Kata Benda Solid)
Isim Musytaq (Kata Benda Pecahan)
Fi'il Mujarrad (Fi'il dengan Huruf Asli)
Fi'il Mazid (Fi'il dengan Huruf Tambahan)
I'rab Isim (Perubahan Baris/Bentuk di Akhir Kata Benda)
Isim Marfu' (Kata Benda yang Mengalami I'rab Rafa')
Isim Manshub (Kata Benda yang Mengalami I'rab Nashab)
Isim Majrur (Kata Benda yang Mengalami I'rab Jarr)
Inna dan Kana serta "Kawan-kawannya"
Alamat Far'iyyah (Tanda-tanda Cabang dari I'rab)
Isim Ghairu Munawwan (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)
I'rab Fi'il Mudhari' (Perubahan Baris/Bentuk di Akhir Fi'il Mudhari')
'Adad (Bilangan)

HIWAR (PERCAKAPAN)
Perkenalan (1)
Perkenalan (2)
Kebangsaan (1)
Kebangsaan (2)
Profesi (1)
Profesi (2)
Keluarga
Silsilah Keturunan
Azan Subuh
Tempat Tinggal
Apartemen
Perabot Rumah
Pagi Hari
Libur
Pagi Hari Libur
Makan Pokok
Makanan
Makan Siang
Shalat Lima Waktu
Safar (Perjalanan Jauh)
Azan Ashar
Jadwal Pelajaran
Mahasiswi
Sekolah
Profesi
Studi dan Profesi
Guru Perempuan
Kamus
Di Pasar
Pakaian
Cuaca
Ke Luar Negeri
Dari Luar Negeri
Antara Desa dan Kota
Hobi
Pameran Hobi
Perguruan Tinggi
Biro Perjalanan
Di Bandara
Tas Jinjing
Libur Ramadhan
Umrah
Haji
Di Rumah Sakit
Demam
Dari Dokter
Hari Raya
Bepergian di Waktu Libur
Mengisi Liburan
Madu Mengandung Obat
Ke Dokter
Manusia Butuh Istirahat
Bagaimana Kita Berlibur?
Pilihlah Perempuan yang Baik Agamanya
Begadang di Luar Rumah
Antara Desa dan Kota
Jalan Menuju Universitas
Bergabung di Universitas
Peradaban Muslimin
Mencari Pekerjaan

QIRAAH (BACAAN)
Bahasa Arab Fasih dan Jejak-jejaknya
Zainab dan Maryam, Dua Sahabat
Masa Muda
Kebersihan Lingkungan
Pengajaran - Dahulu dan Sekarang
Bentuk-bentuk Rekreasi
Berkemah
Keluarga - Dahulu dan Sekarang
Pekerjaan Wanita
Problema Suami-Isteri
Problematika Pemuda
Hakikat Islam
Islam dan Kebersihan
Jenjang Pendidikan
Kota-kota Besar
Mengapa Sebagian Orang Suka Tinggal di Kota Besar?
Negara-negara Timur dan Negara-negara Barat
Bahasa Arab Bahasa Internasional
Bekerja Lebih Baik daripada Meminta
Macam-macam Penghargaan
Penghargaan Internasional Raja Faisal
Kesehatan - Dahulu dan Sekarang
Rukun Islam yang Lima
Alat Transportasi dan Komunikasi Dahulu dan Modern
Bahaya-bahaya Rokok
Memilih Pasangan
Bahasa Arab dan Al-Quran
Agama Menyuruh Hidup Bersih
Rekreasi dalam Islam
Kota-kota Islam
Sang Pencari Kebenaran
Sekolah dan Lembaga Pendidikan
Tingakatan-tingkatan Persahabatan
Globalisasi
Bagaimana Memilih Profesi?
Ulama yang Memperoleh Penghargaan Raja Faisal

Kamis, 12 Maret 2009

IMUNISASI IKA VI (PHICE)

Download lampiran aslinya
IMUNISASI
Pengertian : Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.
Kekebalan PasifKekebalan
Kekebalan Aktif
Kekebalan Pasif : kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri.
>>> ex : kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu.
Kekebalan Aktif : kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri, akibat terpajan pada antigen.
>>> ex : imunisasi
Tujuan : - mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorangmenghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi)menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
Keberhasilan Imunisasi :
status imun penjamu
Tergantung faktor faktor genetik penjamu
kualitas & kuantitas vaksin
Penyimpanan Vaksin Imunisasi
Penyimpanan vaksin membutuhkan suatu perhatian khusus, karena vaksin mrp sediaan biologis yang rentan thd perubahan temperatur lingkungan.Vaksin akan rusak bila temperatur terlalu tinggi atau terkena matahari langsung.
Ex : Vaksin Polio Oral, BCG & Campak.Kerusakan juga dapat terjadi apabila terlalu dingin atau beku.
Ex : DPT, Hepatitis B, Vaksin Influenza, Toksoid Tetanus.Vaksin Polio boleh membeku & mencair tanpa membahayakan potensinya.Vaksin yang sudah dilarutkan lebih cepat rusak.Sekali potensi vaksin hilang akibat panas atau beku, maka potensinya tidak dapat dikembalikan walaupun temperatur sudah disesuaikan kembali.Potensi vaksin hanya bisa diketahui dengan pemerikasaan lab.Suhu temperatur penyimpanan 0oC sampai +8oC.
Pengenceran VaksinVaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus & digunakan dalam periode waktu tertentu.Apabila vaksin telah diencerkan, harus periksa tanda-tanda kerusakan (warna & kejernihan).Perlu diperhatikan bahwa vaksin Campak yang telah diencerkan cepat mengalami perubahan pada suhu kamar.
Reaksi Pasca ImunisasiImunisasi DPT, MMR, Hepatitis B dan Campak dapat menimbulkan Demam.Orang tua perlu diberitahu bahwa 30 menit sebelum imunisasi dianjurkan memberikan Paracetamol 15 mg/kgbb pada anak untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca vaksinasi, dilanjutkan setiap 3-4 jam bila diperlukan maksimal 6 kali dalam 24 jam.Jika demam, orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI / sari buah) & memakaikan pakaian yang tipis.Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Jenis Imunisasi
- Imunisasi yang diwajibkan BCG, Polio, DPT, Hepatitis B, Campak
- Imunisasi yg dianjurkan MMR, Hib, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza
>>> B C GBacille Calmette - GuerinVaksin hidup yg dibuat dari mycrobacterium Bovis yg dibiak berulang selama 1-3 tahun, sehingga di dapat basil yg tidak virulen tapi masih mempunyai imunogenitas.
Untuk mengurangi resiko Tuberkulosis.
BCG diberikan umur ≤ 2 bulan.
Dosis :Bayi : 0,05 mLAnak : 0,1 mL
Diberikan secara intra kutan di daerah insersio M deltoideus kanan.
Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, harus disimpan pada suhu 2-8oC, tidak boleh beku. Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam.
Orang tua diberitahu bahwa 2 minggu setelah imunisasi BCG, dapat timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut tanpa pengobatan khusus.
Bila ulkus mengeluarkan cairan, orang tua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik.
k.I BCG :Uji Tuberkulan > 5 mm.Menderita HIV, penyakit keganasan.Anak dengan gizi buruk.Sedang menderita demam tinggi.Menderita infeksi kulit yang luas.Pernah sakit TBC.Kehamilan.
>>> Hepatitis B Sasaran vaksinasi Hepatitis B :Semua bayi baru lahir tanpa memandang status infeksi virus Hepatitis B ibu.Individu yang karena pekerjaan beresiko tertular virus Hepatitis B
Ex. : Tenaga medis
Cara pencegahan : pemakaian sarung tangan, sterilisasi instrumen kesehatan, membuang jarum disposable ke tempat khususPasien HemodialisisPasien yang membutuhkan transfusi berulangHomoseksual, Biseksual
Jadwal imunisasi Hepatitis B :Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahirMin. diberikan sebanyak 3xHepatitis B yang ke-2 diberikan dengan interval 1 bulan dari Hepatitis B yang ke-1 (saat bayi berumur 1 bulan)Hepatitis B yang ke-3 diberikan 5 bulan setelah Hepatitis B yg ke-2, yaitu pada umur 6 bulan
Hepatitis B saat bayi lahir :Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui, hepatitis B1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dan dilanjutkan pada umur 3-6 bulan. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif, maka masih dapat diberikan HBIg (Hepatitis B Imun aglobin) 0,5 mL sebelum bayi berumur 7 hari.Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg-B ibu (+), dalam waktu 24-48 jam setelah lahir, bersamaan dengan vaksin Hepatitis B yang ke-2 diberikan juga HBIg 0,5 mL.
Hepatitis B diberikan secara Intramuskular dalam :
- pada Neonatus & Bayi di Anterolateral paha
- pada Anak Besar & Dewasa di Regio Deltoid
Dosis : - Neonatus & Bayi 0,5 mL
- Anak Besar & Dewasa 1 mL
>>> D P T Difteria, Pertusis, Tetanus.Difteria disebabkan Corneybacterium Diptheriae.
Pertusis (Batuk Rejan / Batuk Seratus hari) Bordetella Pertussis.
Tetanus Clostridium Tetani.

Usia 2 blnImunisasi DPT diberikan 3x Usia 4 bln
Usia 6 bln
18 bln Booster
5 thn
Dosis 0,5 mL, diberikan secara Intra muscular.
Efek samping DPT : Demam, bengkak / nyeri, pada bekas suntikan, gelisah, menangis terus pasca vaksin.
>>> PolioAdalah penyakit yg disebabkan oleh virus poliomyelitis pada Medula Spinalis yg secara klasik menimbulkan kelumpuhan.
Lumpuh layuh : - terjadi < 2 % semua inf Polio.
- berlangsung 2-3 hari.nyeri otot, Spasme pada anggota tubuh.
Vaksin Polio OralVaksin Polio
񗹤 Vaksin Polio Inactivated
Vaksin Polio Oral :diberikan pada bayi baru lahir, sebagai dosis awal.dosis : 2 tts oral (0,2 mL).jika vaksin Polio Oral dapat disimpan beku pada temperature 20oC. Vaksin yg beku dengan cepat dicairkan dengan cara ditempatkan antara dua telapak tangan dan digulir-gulirkan dijaga agar warna tidak berubah, yaitu merah muda sampai orange muda.bila keadaan tsb dapat terpenuhi, maka sisa vaksin yang terpakai dapat dibekukan lagi, kemudian dipakai lagi sampai warna berubah dengan catatan (tanggal kadaluarsa).
Vaksin Polio Inactivated :harus disimpan pada suhu 2-8oC & tidak boleh dibekukan.dosis 0,5 mL, disuntikkan Subkutan 3x berturut-turut dengan jarak 2 bulan antara masing-masing dosis.
>>> CampakDosis 0,5 mL.Pada umur 9 bulan.Diberikan secara Subkutan dalam.Pada anak usia sekolah 10-12 tahun, hanya tinggal 50 % diantaranya yg masih mempunyai antibodi Campak diatas ambang pencegah.28,3 % usia 5-7 tahun pernah menderita Campak walaupun sudah diimunisasi saat bayi.Berdasarkan hal tersebut, dianjurkan pemberian imunisasi Campak ulangan pada saat masuk Sekolah Dasar (5-6 tahun).Namun apabila telah mendapat vaksinasi MMR usia 15-18 bln, ulangan Campak pada umur 6 tahun tidak diperlukan.
>>> M M RMeasles, Mumps, Rubella.Campak (Measles, Morbili).
- Gejala : demam, batuk, pilek, konjungtivitis, ruam kulit.Gondongan (Mumps, Parotitis).
- Gejala : demam, pembengkakan Unilateral / Bilateral kelenjar Parotis.Rubella (Campak Jerman).
- Gejala : ruam, limfadenopati Kel auricular.MMR diberikan umur 15-18 bln.Dosis : 0,5 mL.Diberikan secara Intra muskular / Subkutan.
>>> HIbHaemophilus Influenza tipe B.Infeksi HIb sering menyebabkan Meningitis & Pneumonia.Gejala Meningitis : demam, penurunan kesadaran, kaku kuduk, kejang, kematian.Diberikan sejak umur 2 bln.Dosis : 0,5 mL.Diberikan secara IM (Intra muskular).
>>> Demam TifoidDi Indonesia ada 2 jenis vaksin :Oral.Vaksin Suntikan (Polisakarida).Vaksin Polisakarida diberikan pada umur > 2 tahun, diulang setiap 3 thn.Vaksin Oral untuk turis yang akan berkunjung ke daerah epidemis Tifoid.
>>> VariselaCacar Air.Diberikan mulai usia 10 tahun.Dosis : 0,5 mL.Diberi secara Sub kutan (dosis tunggal).
>>> Hepatitis APencegahan Hepatitis A dengan pola hidup bersih / sehat dan imunisasi.Diberikan usia ≥ 2 thn.
>>> InfluenzaVaksin Influenza diberikan untuk mencegah KLB pada musim dingin, maka vaksin diberikan pada musim gugur.Diberikan usia 6 bln – 9 thn.Dosis tunggal.
>>> Tanya Jawab Mengenai ImunisasiBayi / anak sedang pilek batuk, bolehkah di imunisasi ?Mengapa jadwal imunisasi di beberapa tempat praktek dokter, klinik, RS, berbeda-beda ?Jika sedang minum Antibiotik, bolehkah di imunisasi ?Jika sedang minum obat lain, apakah boleh di imunisasi ?Sesudah di imunisasi, apakah pasti tidak akan tertular penyakit tersebut ?Jika pada usia Balita sudah di imunisasi lengkap, apakah di Sekolah perlu di imunisasi lagi ?
>>> Ringkasan Jadwal ImunisasiLahir (sedini mungkin) :Hepatitis B yang ke-1Polio O1 bulan : Hepatitis B20-2 bulan : BCG2 bulan : Polio 1
DPT 1
HIb 14 bulan : Polio 2
DPT 2
HIb 26 bulan : Polio 3
DPT 3
HIb 36 bulan : Hepatitis 39 bulan : Campak10 – 18 bulan : MMR
HIb 418 bulan : Polio 4
DPT 4 2 tahun : Hepatitis A2-3 tahun : Tifoid5 tahun : DPT 5
Polio 56 tahun : MMR10 tahun : Varisela

Selasa, 10 Maret 2009

PENGARUH KEHAMILAN PADA MIOMA (PHICE.COM )

MIOMA UTERI
Oleh: Dimas Satya Hendarta,S.Ked (2003)
Medical Study Club (MiSC) Obsgyn fkuii.org
Pendahuluan
Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos rahim.
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringnan ikat yang menumpangnya,
sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun
fibroid.
(8)
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.
Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Setelah menopause
hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Di Indonesia mioma uteri
ditemukan 2,39-11,7 % pada semua penderita ginekologi yang dirawat.
Mioma merupakan tumor yang paling umum pada traktus genitalis. Mioma
terdiri dari atas serabut-serabut otot polos yang diselingi dengan untaian jaringan ikat,
dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini dapat berasal dari setiap bagian duktus
Muller, tetapi paling sering terjadi pada miometrium. Disini beberapa tumor dapat
timbul secara serentak. Ukuran tumor dapat bervariasi dari sebesar kacang polong
sampai sebesar bola kaki
(1,3)
. Tumor ini mengandung sejumlah jaringan ikat yang
berbeda yang mungkin terdiri dari sel-sel otot polos yang telah mengalami
degenerasi. Mioma biasanya multipel. Pertumbuhan mioma dirangsang oleh estrogen.
Mioma kadang disebut juga dengan fibromioma atau leiomioma.
Faktor Resiko
Mioma terjadi pada kira- kira 5 % wanita selama masa reproduksi. Tumor ini
tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan
dekade keempat. Mioma lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita yang
hanya mempunyai satu anak
(1)
. Leiomioma uterin terdapat pada 20-40% wanita usia
reproduksi (Wallach,2004). Faktor keturunan juga memegang peran. Perubahan
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
1
Page 2
sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini
oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma
(2)
. Mioma tumbuh
karena respon dari stimulasi estrogen dan berkurang setelah menopause. Resiko
meningkat 2-3 kali lebih tinggi pada wanita afrika dibanding wanita kulit putih,
meningkat dengan bertambahnya usia, diet daging, dan dapat menurun pada mereka
yang melahirkan anak hidup serta diet dengan makan sayuran hijau.
Etiopatogenesis
Etiologi pasti mioma uteri tidak diketahui. Tumor ini mungkin berasal dari sel
otot yang normal, dari otot imatur yang ada dalam miometrium atau dari sel
embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Apapun asalnya, tumor mulai dari
benih- benih multipel yang sangat kecil dan teratur pada miometrium. Benih-benih ini
tumbuh sangat lambat tetapi progresif (bertahun-tahun bukan dalam hitungan bulan)
di bawah pengaruh estrogen sirkulasi, dan jika tidak terdeteksi dan diobati dapat
membentuk tumor dengan berat 10 kg atau lebih, namun sekarang jarang karena
cepat terdeteksi. Mula- mula tumor berada intramural, tetapi ketika tumbuh dapat
berkembang ke berbagai arah. Setelah menopouse, ketika estrogen tidak lagi disekresi
dalam jumlah yang banyak, mioma cenderung mengalami atrofi
(1,3)
.
Meyer dan De Snoo mengajukan Cell nest atau teori genitoblas. Percobaan
Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata
menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain
dalam abdomen. Efek fibromatos ini dapat dicegah dengan pemberian preparat
progresteron atau testosteron. Puukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor
estrogen pada mioma lebih bayak didapati dari pada miometrium normal. Menurut
Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur.
Patologi Anatomi
Jika mioma dipotong, akan menonjol di atas miometrium sekitarnya karena
kapsulnya berkontraksi. Warnanya abu keputihan, tersusun atas berkas- berkas otot
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
2
Page 3
jalin- menjalin dan melingkar- lingkar di dalam matriks jaringan ikat. Pada bagian
perifer serabut otot tersusun tersusun atas lapisan konsentrik, dan serabut otot normal
yang mengelilingi tumor berorientasi yang sama. Antara tumor dan miometrium
normal, terdapat jaringan areolar tipis yang membentuk pseudokapsul, tempat
masuknya pembuluh darah ke dalam mioma. Sarang mioma di uterus dapat berasal
dari servik uterus hanya 1-3%, sisanya adalah dari korpus uterus
(1)
.
Sebagaimana dalam keadaaan tidak hamil, mioma subserosa yang bertangkai
dapat mengalami torsi (terpuntir) hingga terjadi nekrosis sampai taraf yang
menyebabkan mioma tersebut terlepas dari uterus. Kadangkala, mioma subserosa
dapat bersifat parasitik dan sebagian besar atau seluruh darah yang diperolehnya
dipasok lewat omentum yang mengalami vaskularisasi hebat
(3)
.
Pada pemeriksaan dengan mikroskop, kelompok-kelompok sel otot berbentuk
kumparan dengan inti panjang dipisahkan menjadi berkas-berkas oleh jaringan ikat.
Karena seluruh suplai darah mioma berasal dari beberapa pembuluh darah yang
masuk dari pseudokapsul, hal ini menyebabkan pertumbuhan tumor selalu melampaui
suplai darahnya sehingga menimbulkan degenerasi (terutama pada bagian tengah
mioma). Mula-mula dapat tejadi degenerasi hialin, degenerasi kistik, ataupun
kalsifikasi yang dapat muncul kapanpun, sehingga oleh ahli ginekologi pada abad
XIX disebut sebagai ”batu rahim”. Pada kehamilan, dapat terjadi komplikasi berupa
degenerasi merah yang diikuti ekstravasasi darah di seluruh tumor sehingga
memberikan gambaran seperti daging merah. Kurang dari 0,1% mioma mengalami
perubahan menjadi sarkoma
(1)
.
Klasifikasi
Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:
1. Mioma Submukosum
Mioma yang terletak di bawah endometrium atau desidua kavum uteri dan
menonjol ke dalam rongga uterus.
2. Mioma Intramural
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
3
Page 4
Mioma terdapat di dalam miometrium.
3. Mioma Subserosum
Mioma yang terletak dibawah tunika serosa uterus.
Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai seperti polip, kemudian
dilahirkan melalui saluran servix (myoma geburt). Mioma subserosum dapat tumbuh
diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya
ke ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga
disebut wandering/parasitc fibroid. Jarang sekali ditemukan satu mioma saja dalam
satu uterus. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu uterus, namun biasaanya
hanya 5-20 sarang saja. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20
tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pertumbuhan
mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar
tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak
mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lanjut
(2)
.
Perubahan Sekunder
(2,3,6)
1. Atrofi, sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan, mioma uteri menjadi
kecil.
2. Degenerasi hialin, perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita
berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat
meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah
memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
3. Degenerasi kistik, dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian
dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruang-ruang yang tidak teratur
berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang
lunak tumor ini sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
4
Page 5
4. Degenerasi membatu (calcareous degeneration), terutama terjadi pada
wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan
adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi
keras dan memberikan bayangan pada foto roentgen.
5. Degenerasi merah (carneous degeneration), perubahan ini biasanya terjadi
pada kehamilan dan nifas. Patogenesis dari degenerasi ini diperkirakan karena
adanya suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada
pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna
merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi
merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis,
haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesardan nyeri pada
perabaan.
6. Degenerasi lemak, jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
Gejala dan Tanda
Kebanyakan mioma tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara
kebetulan setelah pemeriksaan ginekologik. Gejala yang timbul sangat tergantung
pada tempat sarang mioma ini berada (cervix, intramural, submukosa, subserosa),
besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi
(2)
.
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
(2,5)
1. Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,
menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi
penyebab perdarahan ini anatara lain :
● Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma endometrium.
● Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasanya.
● Atrofi endometrium diatas mioma submukosum.
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
5
Page 6
● Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang
mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
2. Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat
dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukoum yang akan dilahirkan,
pula pertumbuhannya yang menyempit kanalis servikalis dapat menyebabkan
juga dismenore.
3. Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung pada besar dan tempat mioma uteri.
Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat
menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan
hidroefrosis, pada rekum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada
pembuluh darah dan pembuluh limfe di pinggul dapat menyebabkan edema
tungkai dan nyeri panggul.
Infertilitas dan abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya
abortus oleh katena distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila
penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab
infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.
Diagnosis
Seringkali penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut
bagian bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor pada uterus yang
umumnya terletak di garis tengah ataupun agak ke samping seringkali teraba
berbenjol-benjol
(3)
. Pemeriksaan abdomen dan vagina mungkin menunjukan uterus
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
6
Page 7
yang menonjol atau pembesaran uterus yang licin. Kalau serviks digerakan, seluruh
massa yang padat bergerak. Pada beberapa kasus diagnosa jelas, pada kasus yang lain
pembesaran yang licin mungkin disebabkan oleh kehamilan atau massa ovarium.
Pemeriksaan USG dapat menegakkan diagnosis
(1)
.
Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang
ditegakkan dengan pemeriksaan menggunakan sonde uterus. Mioma submukosum
kadang- kala dapat teraba dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikalis, dan
terasanya benjolan pada pada permukaan kavum uteri
(2)
.
Diagnosis banding perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah atau
panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma submukosum yang
dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus dibedakan
dengan adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu sarkoma
uteri. USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan
klinis
(2,8)
.
Penatalaksanaan
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55 % dari semua
mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama
apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan.
Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3- 6 bulan. Dalam
menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut
(2,7)
.
Pada penatalaksanaan mioma terdapat beberapa metode terapi, yaitu:
(4,3,6,7)
1. Observasi
Mioma asimtomatik yang lebih kecil dari ukuran kehamilan 14
minggu dapat diobservasi, dengan beberapa pengecualian, yaitu:
● Jika mioma menimbulkan distorsi rongga uterus dan dianggap sebagai
faktor infertilitas pada pasangan tersebut.
● Jika mioma terletak di bagian bawah uterus atau serviks sehingga
menimbulkan kesulitan melahirkan.
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
7
Page 8
● Jika mioma tumbuh dengan cepat yang memberi kesan ada perubahan
menjadi sarkoma.
Jika mioma disertai dengan gangguan menstruasi, pasien mempunyai
pilihan untuk menjalani histeroskopi atau kuretase diagnostik yang cermat,
untuk menyingkirkan patologi intrauteri atau menjalani terapi bedah
(1)
.
2. Miomektomi
Adalah tindakan pengangkatan mioma saja dengan tetap memelihara
rahim. Biasanya dilakukan untuk memelihara kesuburan. Resiko rekurensi
dari mioma sebesar 40% dan resiko infertilitas sehabis miomektomi sebesar
40%
(1)
. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum
pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina
(2)
.
3. Histerektomi
Adalah tindakan yang dilakukan bila kesuburan tidak lagi perlu
dipertahankan. Histerektomi diindikasikan bila gejala-gejalanya cukup berat.
Histerektomi selalu dikerjakan bila ukuran mioma sudah mencapai sebesar
kehamilan 14 minggu karena sukar untuk mendeteksi massa adneksa pada
kehadiran uterus yang besar dah karena pertumbuhan selanjutnya mungkin
mengakibatkan tekanan terhadap struktur-struktur saluran kencing.
Pada wanita post menopause dengan mioma uteri berdiameter lebih
dari 10 cm, dianjurkan untuk dilakukan terapi pembedahan karena berpeluang
untuk terjadinya keganasan. Histerektomi total umunya dilakukan dengan
alasan mencegah timbulnya karsinoma servisis uteri
(2)
.
4. Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) Agonists
Mendatangkan menopause tiruan dengan menghentikan rangsangan
gonadotropin terhadap ovarium sehingga menurunkan produksi estrogen dan
rangsangan pertumbuhan tumor. Mioma akan mengecil bila rangsangan
estrogen dikurangi
(1)
. Pemberian GnRHa (buseriline acetat) selama 16
minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hilain di miometrium
hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi kecil. Akan tetapi setelah
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
8
Page 9
pemberian GnRHa dihentikan, leimioma yang lisut itu tumbuh kembali di
bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor
estrogen dalam konsentrasi yang tinggi
(2)
.
Komplikasi
1. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6%
dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang
telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gamgguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah
sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak
terjadi.
3. Komplikasi lain
Perdarahan, anemia, perlekatan paca miomektomi, dapat terjadinya
ruptur uteri (apabila pasien hamil post miomektomi).
Mioma dan Kehamilan
Efek kehamilan pada mioma
Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar
estrogen sirkulasi sering menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma
(1)
. Mioma
tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama dalam
bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan
mioma tidak bertambah besar lagi
(4)
.
Jika pertumbuhan mioma terlalu cepat, akan melebihi suplai darahnya
sehingga terjadi perubahan degeneratif pada tumor ini. Hasil yang paling serius
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
9
Page 10
adalah nekrobiosis (degenerasi merah). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di
perut yang disertai gejala- gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala
peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama
(4)
. Pasien dapat
mengeluh nyeri dan demam derajat rendah, biasanya pada kehamilan 10 minggu
kedua. Palpasi menunjukkan bahwa mioma sangat lunak. Terapinya adalah
memberikan analgetika. Nyeri akan hilang dalam beberapa hari dan kehamilan
berlanjut
(1)
.
Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami torsi akibat
desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi yang nekrosis dan menimbulkan gambaran klinik acute abdomen
(4)
.
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan
Efeknya tergantung pada besar dan posisi mioma. Jika mioma menyebabkan
distorsi rongga uterus, resiko abortus spontan menjadi dua kali lipat dan
kemungkinan persalinan prematur meningkat. Tumor besar pada miometrium juga
dapat mengakibatkan distorsi rongga uterus sehingga menyebabkan malposisi atau
malpresentasi janin. Tumor di bawah uterus dapat menimbulkan obstruksi jalan lahir,
sehingga menghambat persalinan pervaginam. Tumor besar pada dapat menyebabkan
gejala penekanan pada kandung kemih atau rektum
(1)
. Terdapatnya mioma uteri
mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
● Mengurangi wanita menjadi hamil, terutama pada mioma submukosum.
● Kemungkinan abortus bertambah karena distorsi rongga uterus.
● Kelainan letak janin dalam rahim, pada mioma yang besar dan subserosus.
● Menghalangi jalan lahir bayi, terutama pada mioma yang letaknya di servix.
● Inersi uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam
dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma.
● Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma submukosum dan
intramural
(4)
.
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
10
Page 11
Penatalaksanaan
Kebanyakan tumor terletak pada uterus bagian atas, pada kebanyakan pasien
memungkinkan persalinan pervaginam. Sedikit wanita dengan mioma letak rendah
yang menimbulkan obstruksi jalan lahir memerlukan SC. Miomektomi tidak boleh
dilakukan pada operasi yang sama karena bahaya hemostasis dan infeksi
(1)
.
Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena enukleasi mioma dalam
kehamilan sangat berbahaya karena menimbulkan perdarahan hebat dan
menimbulkan abortus. Operasi dilakukan jika ada penyulit-penyulit yang dapat
menimbulkan gejala-gejala akut atau karena mioma sangat besar
(5)
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Llewellyn, J, D. 2001. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Hipokrates,
Jakarta. Hal 263-265.
2. Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 1999. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Hal 314-315, 338-344.
3. Cuningham, F.G., Gant, N.F., Leveno K.J., Gilstrap III L.C., Hauth, J.C.,
Wenstrom, K.D., 2001. Williams Obstetrics (21
st
edition). The McGraw-
Hill Companies, Inc. United States of America.
4. Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 2002. Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Hal 421-423.
5. Sastrawinata, Sulaiman., Martaadisoebrata, Djamhoer., Wirakusumah, F,
Firman. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi , ed 2,
EGC, Jakarta. Hal 103- 104.
6. Chelmow,David,M,D., Lee,Susan., Evantash, E. 2005. Gynecologic
Myomectomy. www.emedicine.com.
7.
Okamoto,T., Koshiyama, M., Yammamoto, K. 2004. Treatment of huge
uterine tumors thought to be benign in post-menopausal women.
Med Sci
Monit. 10(2): CR43-45.
8. Rayburn, F,W., Carey, C, J. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika.
Jakarta. Hal 268, 270.
MYOMA UTERI, article by MiSC Obsgyn
11

PENGARUH MIOMA PADA KEHAMILAN (PHICE.COM)

Mioma uteri merupakan tumor jinak uterus, dimana komposisi umumnya terdiri dari jaringan otot, kadang-kadang dapat dijumpai jaringan ikat. Dikenal juga dengan nama lain fibromioma uteri, leomioma uteri atau fibroid.

Angka kejadian yang pasti sulit ditentukan karena hampir setengahnya tidak menimbulkan gejela dan tidak perlu terapi. Diperkirakan sekitar 20% - 25% wanita usia reproduksi menderita mioma uteri. Hampir 10% dari kasus ginekologi adalah mioma uteri, dimana 40% - 50% ditemui pada usia 35 - 40 tahun. Tingginya kejadian mioma uteri pada usia reproduksi menunjukkan adanya hubungan kejadian mioma uterus dengan estrogen. Pada usia menopause terjadi regresi mioma uteri.


DEFINISI
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat uterus.


ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari mioma uteri sampai saat ini belum diketahui. Beberapa peneliti menduga mioma tumbuh dari sel neoplastik tunggal (monoklonal) sel - sel otot yang normal, dari sel -sel otot imatur dalam miometrium atau dari sel - sel embrional di dinding pembuluh darah uterus.

Walaupun tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan mioma pertumbuhan mioma tergantung pada kadar estrogen. Tumor ini tumbuh selama masa aktifitas paling tinggi, dan ovarium. Sekresi estrogen yang terus menurus, terutama jika tidak diselingi oleh kehamilan dan laktasi diduga sebagai faktor resiko utama yang melatar belakangi pertumbuhan mioma.

Faktor genetik mungkin turut mempredisposisi terjadinya mioma uteri, karena sering dijumpai riwayat mioma pada keluarga penderita mioma uteri. Mioma dijumpai 3 -9 kali lebih sering pada ras negro dari pada kaukasia, dimana mioma banyak terjadi diantara mereka yang sangat muda dan nullipara, sementara pada ras kaukasia dijumpai pada wanita - wanita lebih tua dan multipara. Apakah hal ini mewakili faktor genetik atau akibat prevalensi infeksi panggul yang tinggi diantara wanita - wanita berkulit hitam yang mengiritasi miometrium, belum jelas.



PEMBAGIAN MIOMA UTERI
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas :

1. Mioma submukosa.
Berada dibawah endometrium dan menonjol didalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai 5% dari seluruh kasus moima. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma uteri jenis lain meskipun besar belum memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai "curette bump" dengan pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai tumor. Mioma submukosa pedunkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama "mioma geburt" atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus mioma penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses diatas.

2. Mioma intramural.
Mioma terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah semacam simpai yang mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol - benjol dengan konsistensi yang, padat. Mioma yang terletak pada didinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.

3. Mioma subserosum.
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Moima subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter. Moima subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut "wondering / parasitic fibroid".

Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam saluaran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk seperti bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde / pusaran air (whorl like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.



GEJALA KLINIS
Gejala klinis tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder dan komplikasi. Hanya 35% - 50% penderita, mioma uteri yang menimbulkan gejala klinis. Kebanyakan secara kebetulan pada saat pemeriksaan genekologi. Keluhan penderita mioma uteri umumnya adalah :

1. Perdarahan uterus abnormal.
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, metroragia dan menoragia. Dijumpai pada sekitar 30% kasus. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini adalah :
a. Permukaan endrometrium menjadi lebih luas.
b.Disertai hiperplasia endometrium.
c.Atrofi endometrium diatas mioma submukosum.
d.Peningkatan vaskularisasi pada uterus.

2. Rasa nyeri
Nyeri terjadi bila ada gangguan sirkulasi darah seperti pada degenerasi merah, terjadi peradangan dan nekrosis setempat, juga dapat terjadi akibat putaran tangkai mioma subserosum ataupun akibat kontraksi uterus dalam upaya mengeluarkan mioma dari kavum uteri.

3. Efek penekanan.
Gangguan ini tergantung dari besarnya dan tempat mioma uteri dan gejala yang dapat ditimbulkan berupa retensi urin dan obstipasi.

4. Abortus Spontan.

5. Infertilitas.



INFERTILITAS DAN ABORTUS

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh katena distorsi rongga uterus. Apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.

DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakakan berdasarkan :
1. Anamnesis
Terasa adanya benjolan baik diperut bagian bawah atau benjolan dijalan lahir untuk moima geburt dan umumnya tanpa gejala. Namum dapat juga disertai gejala berupa : perdarahan uterus abnormal, pembesaran pada uterus, rasa nyeri, efek penekanan dan intertilitas.

2. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan bimanual dan palpasi. Pada mioma yang besar dapat teraba perabdominal sedangkan pada mioma yang kecil ditemukan pembesaran uterus yang irreguler pada pemeriksaan pelviks. Dengan menggunakan spekulum, mioma geburt yang kecil dapat diketahui dengan mudah. Pada pemeriksaan dalam dapat diperiksa dengan jelas adanya suatu tumor, konsisten dan tangkai mioma.

3. Laboraturium
Hb rendah, leukositosis

4. Pemeriksaan penunjang :
a. Ultrasonografi
Adanya kalsifikasi ditindai oleh fokus - fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai dengan adanya daerah hipoekoik
b. Laparoskopi
Dapat melihat secara langsung mioma uteri yang kecil.
c. Histeroskopi
Dapat melihat mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai dan dapat sekaligus mengangkat massa tumor.
d. Urografi
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan lokasi ureter bila telah terjadi penekanan oleh mioma uteri.

KOMPLIKASI

1. Degenerasi Ganas.
2. Torsi yang menimbulkan nekrosis, sindrom abdomen akut.




DIAGNOSIS BANDING

1. Kehamilan.
2. Inversio uteri.
3. Adenomiosis.
4. Koriokarsinoma.
5. Karsinoma korpus uteri.
6. Kista ovarium.
7. Sarkoma uteri.

PENANGANAN

Faktor - faktor yang dipertimbangkan dalam memilih cara penanganan mioma uteri adalah :
1. Ukuran, jumlah dan letak dari mioma
2. Umur penderita
3. Riwayat status Obstetri dan Ginekologi dari penderita
4. Berat ringannya gejala yang timbul

Penanganan mioma uteri dapat dilakukan secara :

1. Konservatif
Penderita dengan mioma yang kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, terutama pada usia perimenopause, dan dievaluasi rutin setiap 3 - 6 bulan dengan USG serial. Pemberian GnRHa (Buserelien asetat) selama 16 minggu menghasilkan generasi hialin di miometrium, sehingga uterus mengecil, akan tetapi setelah pengobatan dihentikan, mioma kembali membesar.

2. Operatif
a. Ekstirpasi
Biasanya dilakukan untuk mioma geburt

b. Miomektomi
Miomektomi merupakan terapi untuk pasien yang masih ingin mempertahankan fungsi reproduksi. Apabila miomektomi dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan terjadi kehamilan adalah 30 - 50%.

c. Histerektomi
Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur > 40 tahun dan tidak menghendaki anak lagi atau uterus lebih besar dari kehamilan 10 - 12 minggu disertai adanya gangguan penekanan atau mioma yang berkembang cepat.
Histerektomi dapat dilakukan secara abdominal atau pervaginam.

d. Miolisis
Mengalirkan gelombang elektromagnetik untuk menghancurkan mioma dan jaringan pembuluh yang mendukung mioma.

e. MRI ultrasound ablation
Penghancuran mioma dengan gelombang suara panas hingga memusnahkan pula jaringan mioma di sekitarnya.

f. Ablasi endometri
Penghancuran mioma oleh laser, gelombang elektro, ataupun balon yang dimasukkan ke dalam rahim.

g. Embolisasi arteri uterina ( Uterine Artery Embolization / UAE)
Disebut sebagai cara terbaru dalam mengatasi mioma. Cara kerjanya, memberi suntikan untuk menghentikan suplai makanan ke jaringan mioma agar mengecil. Caranya dengan menyumbat pembuluh darah menggunakan selang kateter. Tujuan tindakan embolisasi ini untuk menghentikan suplai darah terhadap mioma sehingga pertumbuhan mioma akan terhenti.
Efek sampingnya bisa berupa demam atau rasa sakit beberapa jam setelah terapi.

MIOMA DAN KEHAMILAN
Efek kehamilan pada mioma

Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar estrogen sirkulasi sering menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma. Mioma tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan mioma tidak bertambah besar lagi.

Jika pertumbuhan mioma terlalu cepat, akan melebihi suplai darahnya sehingga terjadi perubahan degeneratif pada tumor ini. Hasil yang paling serius adalah nekrobiosis (degenerasi merah). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala- gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama. Pasien dapat mengeluh nyeri dan demam derajat rendah, biasanya pada kehamilan 10 minggu kedua. Palpasi menunjukkan bahwa mioma sangat lunak. Terapinya adalah memberikan analgetika. Nyeri akan hilang dalam beberapa hari dan kehamilan berlanjut.

Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami torsi akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis dan menimbulkan gambaran klinik acute abdomen.

Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan

Efeknya tergantung pada besar dan posisi mioma. Jika mioma menyebabkan distorsi rongga uterus, resiko abortus spontan menjadi dua kali lipat dan kemungkinan persalinan prematur meningkat. Tumor besar pada miometrium juga dapat mengakibatkan distorsi rongga uterus sehingga menyebabkan malposisi atau malpresentasi janin. Tumor di bawah uterus dapat menimbulkan obstruksi jalan lahir, sehingga menghambat persalinan pervaginam. Tumor besar pada dapat menyebabkan gejala penekanan pada kandung kemih atau rektum.

Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

● Mengurangi wanita menjadi hamil, terutama pada mioma submukosum.
● Kemungkinan abortus bertambah karena distorsi rongga uterus.
● Kelainan letak janin dalam rahim, pada mioma yang besar dan subserosus.
● Menghalangi jalan lahir bayi, terutama pada mioma yang letaknya di servix.
● Inersi uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma.
● Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma submukosum dan intramural.

Penatalaksanaan

Kebanyakan tumor terletak pada uterus bagian atas, pada kebanyakan pasien memungkinkan persalinan pervaginam. Sedikit wanita dengan mioma letak rendah yang menimbulkan obstruksi jalan lahir memerlukan Seksio Caesaria. Miomektomi tidak boleh dilakukan pada operasi yang sama karena bahaya hemostasis dan infeksi.

Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena enukleasi mioma dalam kehamilan sangat berbahaya karena menimbulkan perdarahan hebat dan menimbulkan abortus. Operasi dilakukan jika ada penyulit-penyulit yang dapat menimbulkan gejala-gejala akut atau karena mioma sangat besar.

CATATAN

Tidak ada cara terbaik untuk mengatasi mioma uteri. Setiap jenis terapi memiliki keuntungan dan kerugian. Faktor-faktor yang memengaruhi jenis pengobatan antara lain:
• Gejala yang dialami oleh penderita.
• Berat atau ringan gejala yang dialami.
• Apakah penderita berencana untuk memiliki keturunan.
• Faktor usia penderita. Seberapa dekat penderita dengan masa menopause.
• Rasa percaya penderita terhadap jenis terapi yang dipilih.

Kenali Gejalanya

Gejala yang timbul bergantung dari lokasi dan besarnya mioma. Namun, yang paling sering ditemukan adalah:
1. Rasa nyeri saat menstruasi.
2. Perdarahan yang banyak dan tidak seperti biasanya saat menstruasi.
3. Menstruasi yang tidak beraturan.
4. Perut terasa sebah (penuh).
5. Meningkatnya frekuensi buang air kecil.
6. Perdarahan yang banyak di luar masa menstruasi.
7. Rasa nyeri di dalam rahim.
8. Pada organ sekitar tumbuhnya mioma terasa ditekan, seperti pada kandung kemih, ureter, rongga panggul, dan lainnya.
9. Gangguan buang air besar
10. Gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai mioma.
11. Sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur.
12. Bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.

Bisa Diperkecil

Karena besar mioma sangat dipengaruhi oleh hormon wanita, yaitu hormon estrogen, digunakan obat yang bersifat antiestrogen. Yang mutakhir adalah GnRH (Gonadotropin releasing hormone) agonis.

Fungsi obat ini hanya mengecilkan ukuran mioma dan mengurangi gejala yang menyertainya. Menyusutnya ukuran mioma menguntungkan pasien yang memutuskan menjalani operasi. Dengan demikian, mioma tidak terlalu sulit untuk diangkat.

Meski demikian, turunnya kadar estrogen mempunyai efek samping, yaitu berkurangnya massa tulang dan berbagai gejala menopause. Karena efek samping ini, penggunaan GnRH agonis sebagai terapi biasanya hanya bersifat sementara.

Ketika terapi berakhir, hormon estrogen kembali normal diikuti dengan membesarnya kembali mioma. Kadang benjolan bisa lebih besar dari sebelumnya.

Kendala pada terapi dengan GnRH agonis ini adalah harganya yang tergolong mahal. Satu kali injeksi untuk jangka waktu satu bulan harganya kurang lebih Rp 1,5 juta.

Hindari Daging Merah

Petunjuk mengenai cara-cara menurunkan risiko dan mendukung terapi mengatasi mioma uteri dapat diperoleh dari mana saja, yakni dari Internet ataupun buku-buku kesehatan wanita.

Cara-cara yang disarankan umumnya adalah mengubah pola makan. Pola makan yang dianjurkan antara lain dengan memperbanyak asupan kedelai. Ini karena kedelai mengandung protein yang dapat menghambat pertumbuhan mioma.

Cara lain adalah mengurangi asupan daging merah dan produk susu yang mengandung estrogen tinggi. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu tumbuhnya mioma.

Pandangan tersebut didasari oleh sebuah studi oleh peneliti dari Italia yang menemukan hubungan antara konsumsi daging merah dengan mioma. Menurut hasil penelitian, wanita yang lebih banyak mengasup sayuran lebih kecil risikonya terkena mioma uteri. Tentu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai terapi alternatif ini.

Yang jelas, meskipun sedang menjalani cara alternatif ini, selalu konsultasikan perkembangan diri Anda dengan dokter. Mioma bukan kanker, tetapi bisa menjadi masalah serius jika diabaikan.

Karena itu, bergaya hidup sehat merupakan kebiasaan harian yang seharusnya dijalani siapa saja yang tak ingin dihinggapi penyakit.
Ditulis oleh : Dr. H. ANANDIA YUSKA, SpOG
Contact : 0811613210 / 021-99790123
Email : anandia_yuska@yahoo.com
Sumber : dari berbagai sumber



Diposkan oleh Anandia Yuska di Jumat, Februari 13, 2009
Label: abortus, estrogen, GnRH agonis, infertilitas, intramural, mioma uteri, persalinan, submukosa, subserosa, terminasi kehamilan, usia reproduksi
1 komentar:
transferfactoruntukwanita mengatakan...

Hmm, bagus sekali artikel di blog nya, saya sedang menulis tentang pengobatan mioma, silahkan berkunjung ke blog saya ya..

sonya

http://transferfactoruntukwanita.wordpress.com/2009/03/01/pengobatan-mioma-dengan-transfer-factor/
2009 Maret 4 11:34

Poskan Komentar


Posting Lebih Baru
Posting Lama
Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)





















About Me
Anandia Yuska
Saat ini saya bekerja sebagai Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Temui juga saya di FACEBOOK dan FRIENDSTER, di anandia_yuska@yahoo.com
Lihat profil lengkapku
Links
Acara Kedokteran
Anakku
Bali Bagus














mioma
View clicks
Posted September 16th, 2008 by viviroy
Kedokteran

BAB I
Pendahuluan
Di antara berbagai tumor uterus yang penting artinya dalam hubungan dengan proses reproduksi salah satunya ialah mioma uteri. Menurut perkiraan frekuensi mioma uteri dalam kehamilan dan persalinan sekitar 1% banyaknya. Sementara itu masih banyak mioma kecil yang tidak dikenal.1,2,3
Mioma uteri diartikan sebagai salah satu dari tumor jinak pada jaringan uterus yang sering dijumpai selama kehamilan. Mioma sukar untuk ditetapkan karena jarang atau tidak semua dari mioma dapat menimbulkan keluhan sehingga mengharuskan dilakukan tindakan pada wanita tersebut. Mioma uteri sangat erat hubungannya dengan infertilitas.
Mioma uteri yang tidak memberikan gejala klinik yang bermakna paling sering ditemukan pada dekade ke-4 dan ke-5 serta lebih sering pada wanita kulit hitam, dan sekitar 5-10% merupakan submukosa. Diet dan lemak tubuh juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya mioma.Marshall (1998), Sato (1998) dan Chiaffarino menemukan bahwa resiko mioma meningkat seiring bertambahnya indeks massa tubuh dan konsumsi daging.1,2,3,4
Terdapatnya mioma uteri mungkin dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma uteri submukosum.
2. Kemungkinan abortus bertambah.
3. Kelainan letak janin dalam rahim ,terutama pada mioma yang besar dan letak subserosa.
4. Menghalang-halangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di serviks.
5. Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma.
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang submukus dan intamural.
7. Mioma dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.
8. Penekanan pada pelvis dan nyeri abdomen.
9. Mioma kadang-kadang juga dapat menyulitkan kehamilan untuk menjadi aterm.3,5,6
Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, sering ditemukan pada masa reproduksi akhir dan sekitar masa menopause karena diduga berhubungan dengan aktivitas estrogen.12 Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarche dan akan mengalami regresi setelah menopause. Jika mioma uteri tidak regresi setelah menopause atau bahkan bertambah besar maka kemungkinan besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarche, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kemungkinan besar kista ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan sangat besar.
Tumor ini dihubungkan dengan jumlah kehamilan yang sedikit, walaupun hal ini belum jelas apakah merupakan suatu sebab atau efek yang ditimbulkannya.12

BAB II
ISI
II.1 Definisi
Mioma uteri adalah salah satu tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous, sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel.1,2,3,4 Mioma uteri sering dijumpai selama kehamilan.Rice dkk (1989) mendapakan bahwa 1,4 % dari lebih 6700 kehamilan mengalami penyulit mioma.Katz dkk (1989) melaporkan bahwa 1 dari 500 wanita hamil dirawat inap akibat penyulit yang berkaitan dengan mioma.1
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan yaitu satu dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operatif. Dalam banyak kasus kombinasi mioma dengan kehamilan tidak mempunyai arti apa-apa,Di pihak lain kombinasi itu dapat menyebabkan komplikasi obstetrik yang besar artinya. Hal itu tergantung dari besarnya dan lokalisasinya.5 Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa gejala tetapi sekitar 60% ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan USG, pemeriksaan pelvis, atau pada laparatomi daerah pelvis.4
II.2 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial.Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal.Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah beberapa hormon seperti estrogen, progesteron dan human growth hormon.6
Pada wanita hamil, efek stimulatorik pada pertumbuhan mioma telah sejak lama dikenali secara klinis. Efek ini kemudian diduga terjadi melalui reseptor estrogen dan progesteron yang terdapat di jaringan uterus normal dan mioma. Sebenarnya ,expansi cepat uterus yang normal terjadi selama kehamilan besar kemungkinannya melibatkan mekanisme yang lebih kompleks yang diperantarai sebagian oleh estrogen, progesteron, dan sejumlah faktor pertumbuhan, terutama platelet derifed growth factor.1
Antigen terkait proliferasi sel Ki-67 lebih banyak di sel-sel miometrium selama kehamilan, tetapi lebih tinggi lagi pada mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Efek stimulatorik mioma uteri pada wanita tidak hamil tampaknya terjadi akibat meningkatnya reseptor estrogen dan progesteron, sel Ki-67 dan epidermal growth factor. EGF (epidermal growth factor) tampaknya dirangsang oleh estrogen.1
Pengaruh-pengaruh hormon :
• Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrositik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%). Myoma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas.3,4
Selama fase sekretorik ,siklus menstruasi dan kehamilan ,jumlah reseptor estrogen di miometrium normal berkurang.Pada mioma reseptor estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi, tetapi ekskresi reseptor tersebut tertekan selama kehamilan.1
17 - Beta hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.3,4
• Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan.Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.1,2,3
• Hormon pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen.2,3,4

Pengamatan-pengamatan ini mendukung konsep bahwa hormon atau faktor pertumbuhan yang sama atau serupa yang biasanya merangsang pertumbuhan uterus selama kehamilan, juga merangsang pertumbuhan leiomioma pada awal kehamilan.Hal ini dapat menjelaskan pengamatan paradoks bahwa mioma besar tidak berubah atau mengecil pada akhir kehamilan. Mungkin selama kehamilan reseptor estrogen mioma mangalami penurunan (down regulated) akibat adanya estrogen dalam jumlah besar. Tanpa reseptor estrogen yang efektif (dan karenanya tanpa efek estrogen pada mioma), pengikatan faktor pertumbuhan epidermis juga berkurang.1
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
1. Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
2. Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
3. Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
4. Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarche, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. 4
II.3 Patologi Anatomi dan Patogenesis
Sarang mioma di miometrium dapat berasal dari serviks uterus hanya 1- 3 %, sisanya dari korpus uterus.2 Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit.3 Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/ pusaran air (whorl like pattern), dengan pseudocapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu uterus, namun biasanya hanya 5 – 20 sarang saja.3

Mioma terdapat banyak sekali pada uterus 9

Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih dari 5 kg. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, karena paling banyak pada wanita usia 35 – 45 tahun (kurang lebih 25 %). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi pada beberapa kasus ternyata tumbuh dengan cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut atau mengecil, hanya 10 % saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.3
Mioma biasanya multipel, bulat berbatas tegas, dengan panjang diameter mulai dari 5 mm sampai 200 mm atau lebih. Perubahan kistik atau nekrosis fokalis dapat terjadi pada tumor ini. Pada potongan berwarna putih, disertai serabut yang saling berikatan. Secara histologis tumor ini terdiri atas kumpulan serabut yang saling beranyaman disertai aktivitas mitosis yang sedikit atau tidak ada. Kadang-kadang nodul tumor ditemukan di dalam vena (intravena leiomiomatosis).Tumor otot polos mengandung reseptor hormon steroid, dan paling sedikit, secara proporsional tergantung pada estrogen.7
Faktor yang penting dalam menentukan potensi keganasan tumor otot polos ialah aktivitas mitosisnya. Ada korelasi yang baik antara sifat klinis dan jumlah mitosis. Jumlah mitosis biasanya dihitung pada 10 lapangan pandang dengan pembesaran tinggi. Leiomioma mengandung 0 – 3 mitosis/ 10 hpf. Apabila ditemukan 10 atau lebih dalam hubungannya dengan atipia, tumor harus ditentukan sebagai leiomiosarkoma dan mempunyai sifat sebagai tumor ganas dengan semua resiko kambuhnya dan metastasis. Apabila ditemukan antara 3-10 mitosis/10 hpf, sifat tumor tidak dapat ditentukan. Mereka dikelompokkan ke dalam tumor otot polos dengan potensial maligna yang tidak jelas, dan penderita harus diikuti secara berkala. Walaupun kriteria ini kelihatan berdasarkan teori saja, penggunaannya terbukti sangat berguna.12
Secara makroskopis terlihat pada uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan.Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi kistik maka konsistensi menjadi lunak. Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran, meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat.7,11

Pemeriksaan patologi anatomi Leiomioma uteri.Tampak serat miometrium yang hiperplastik berjalan berjaras melingkar dibatasi oleh pseodukapsul.3

II.4 Perubahan-perubahan sekunder
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Pada mioma uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder dari atopi postmenopausal, infeksi, perubahan dalam sirkulasi atau transformasi maligna.2,3
Perubahan-perubahan sekunder :
1. Atrofi :
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut (setelah menopause dan rangsangan estrogen menghilang). Degenerasi hialin merupakan perubahan degeneratif yang paling umum ditemukan. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah – olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya. 2,3,11,12 Ciri – ciri :
• Jaringan ikat bertambah
• Berwarna putih dan keras
• Disebut mioma durum
• Mioma bisa menjadi bertambah kecil.3,4,12

Leiomioma.Perhatikan struktur beranyaman dengan warna putih
yang klasik pada permukaan potongan.Sisa uterus yang dekat
dengan penggaris sangat kecil dalam perbandingannya.12
2. Degenerasi kistik :
Menjadi poket kistik. Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.3,4

3. Degenerasi membatu (calcireus degeneration) :
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan putih pada foto rontgen.3 Juga terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri.4

4. Degenerasi merah (carneous degeneration)
• Terjadi paling sering pada masa kehamilan dan nifas.3
• Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma.4
• Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar tungkai dan tekanan hamil).4
• Proses ini biasanya disertai nyeri lokal, nyeri tekan pada palpasi dan kadang-kadang disertai demam ringan. Sering terjadi lekositosis sedang. Kadang-kadang peritoneum parietalis yang menutupi mioma (yang mengalami infark) meradang dan terjadi friction rub (bising gesek) peritoneum. Komplikasi lain yang jarang ditemukan meliputi : kelahiran preterm, ruptur tumor dengan pedarahan peritoneal, shock dan bahkan mencetuskan DIC.1

Leiomioma ini mengalami perubahan masif degenerasi merah.9

Mioma yang mengalami degenerasi di bagian muskulus dari uterus.13

Patogenesis : diperkirakan karena terjadinya kekurangan darah sehingga menimbulkan suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi, pembentukkan trombus, bendungan darah dalam mioma sehingga dapat menimbulkan infark hemoragik. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.3,11 Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.3 Degenerasi merah kadang-kadang sulit dibedakan dari appendisitis, solutio plasenta, batu ureter, atau pielonefritis, tetapi tehnik - tehnik pencitraan akan banyak membantu. Umumnya tanda dan gejala peradangan mereda dalam beberapa hari, tetapi peradangan dapat memicu persalinan.1

5. Degenerasi lemak :
jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin. Lemak dapat ditemukan di dalam serat otot polos.3,4

6. Degenerasi mukoid :
Daerah hialin digantikan oleh bahan gelatinosa yang lembut. Biasanya terjadi pada tumor yang besar, dengan aliran arterial yang terganggu.3,4
7. Degenerasi sarkomatous (transformasi maligna):
Terjadi pada kurang dari 1% mioma. Kontroversi yang ada saat ini adalah apakah hal ini mewakili sebuah perubahan degeneratif ataukah sebuah neoplasma spontan. Leiomiosarkoma merupakan sebuah tumor ganas yang jarang terdiri dari sel-sel yang mempunyai diferensiasi otot polos.3,4,11

II.5 Klasifikasi Mioma Menurut Ukuran,Lokasi dan Lapisan Tumbuhnya Mioma pada Uterus
Klasifikasi mioma dapat berdasarkan ukuran, lokasi dan lapisan uterus yang terkena dan jumlah mioma yang terdapat pada suatu kehamilan.
Beberapa peneliti berupaya menilai efek ukuran, lokasi, dan jumlah mioma terhadap kehamilan. Coronado dkk (2000) mengulas hasil-hasil akhir kehamilan pada 2065 wanita dengan leiomioma yang dipastikan dari akte kelahiran negara bagian Washington. Solutio plasenta dan presentasi bokong meningkat 4 kali lipat, perdarahan trimester pertama dan disfungsi persalinan 2 kali lipat, dan sectio caesarea 6 kali lipat. Kemungkinan solutio plasenta tampaknya meningkat apabila plasenta berkontak atau menutupi suatu mioma uterus. Abortus dan perdarahan pasca partum tidak meningkat kecuali apabila plasenta terletak di samping atau menutupi suatu mioma. Walaupun insiden perdarahan pasca partum tidak meningkat, apabila terjadi maka perdarahannya biasanya masif, sulit diatasi, dan sering hanya ditanggani dengan histerektomi (Hasan dkk 1990) lev-toaff dkk (1987) mendapatkan peningkatan insiden retensio plasenta pada kasus mioma segmen bawah uterus.1

II.5.1Mioma Menurut Ukuran

Dalam kaitannya dengan ukuran, Rice dkk (1989) menyimpulkan bahwa wanita dengan mioma berukuran lebih dari 3 cm memperlihatkan peningkatan angka persalinan preterm, solutio plasenta, nyeri panggul, dan sectio caesarea yang bermakna. Tumor berukuran kurang dari 3 cm tidak bermakna secara klinis. Lev-toaff dkk (1987) mencatat bahwa seiring dengan meningkatnya ukuran dan jumlah mioma, terjadi peningkatan frekuensi retensi plasenta, malpresentasi janin, dan kontraksi preterm yang signifikan. Hasan dkk (1990) tidak mendapatkan keterkaitan dalam hubungannya dengan ukuran mioma kecuali meningkatnya obstruksi kehamilan apabila ukuran mioma lebih dari 6 cm. Davis dkk (1990) serta Roberts (1999) mengamati tidak adanya hubungan antara penyulit dengan ukuran, letak dan jumlah mioma.1

Mioma uteri yang sangat besar dengan berat melebihi 1500 g yang tumbuh dalam rongga peritoneal.12
II.5.2 Mioma Menurut Lokasi
Beberapa lokasi tempat tumbuhnya mioma :
• Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
• Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
• Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.10

Mioma tunggal dalam rongga endometrium dan menyebabkan timbulnya gejala karena lokasi dari mioma tersebut.12
II.5.3 Lapisan Tumbuhnya Mioma pada Uterus
Mioma uteri pada daerah uterus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu 1,2,3
? Mioma Uteri Subserosa
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui suatu tangkai saja (pedunkulata).1,2 Tumor ini dapat mengalami torsio disertai nekrosis yang mungkin dapat menyebabkan mioma tersebut terlepas dari uterus.1 Pertumbuhan mioma ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.1,3

Myoma pedunkulata kecil berlokasi di bagian depan uterus.13
? Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.2,3 Di dalam otot rahim mioma dapat menjadi besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).7

Keseluruhan bagian puncak dari spesimen histerektomi menunjukkan mioma uteri yang besar di intramural dan submukosa endometrium yang menunjukkan atrofi kistik.12

? Mioma Uteri Submukosa
Mioma uteri yang dapat terletak tepat di bawah permukaan endomerium atau desidua rongga uterus.1 Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.4

Mioma uteri submukosa yang besar terlihat seperti massa polipoid di kanalis servikalis dan vagina bagian atas.Sebagian besar memperlihatkan bahwa tumor berimplantasi di fundus dan jauh ke dalam portio.12

Mioma uteri submukosa, intramural,subserosa,pedunkulata.13

Mioma uteri submukosa, intramural,subserosa,pedunkulata.13

II.6 Gambaran Klinik
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Keluhan-keluhan yang biasa dikeluhkan sangat bermacam-macam. Keluhan-keluhan tersebut tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi :4
1. Besarnya mioma uteri.
2. Lokalisasi mioma uteri / tempat mioma berada (serviks, intramural, submukus, subserus).
3. Perubahan-perubahan dan komplikasi yang terjadi.3,4
Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:
• Perdarahan abnormal, merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa: menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe 2. Perdarahan abnormal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu :
1. Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium.
2. Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.
3. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.2,3,4
• Penekanan rahim yang membesar :
o Gangguan ini tergantung dari tempat dan besar mioma uteri.
o Terasa berat di abdomen bagian bawah.
o Gejala traktus urinarius: penekanan pada kandung kemih dapat menyebabkan urine frequency meningkat dan menimbulkan poliuri.
o Gejala dan tanda penekanan pada rektum dapat meyebabkan obstipasi dan obstruksi intestinal.
o Penekanan pada uretra dapat menimbulkan hidroureter dan hidronefrosis.
o Gejala penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
o Terasa nyeri karena tertekannya saraf.2,3

Wanita hamil 30 minggu dengan mioma uteri besar.2

• Nyeri :
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas, tetapi dapat timbul karena :
o Pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan.
o Karena pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.
o Penekanan saraf.
o Torsi bertangkai (putaran tangkai) : sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut.1,3
• Infertilitas dan abortus.
Akibat penekanan atau penutupan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur / gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.1,3
Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.4
Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.
Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri
Sebaliknya ,kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri.
1. Tumor bertumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormon (estrogen) yang meningkat dalam kehamilan. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah besar lagi.
2. Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah tumor. Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti daging (degenerasio karnosa) akibat infark hemoragik. Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala-gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama (steril). Sering kali terjadi lekositosis sedang. Kadang-kadang peritoneum parietalis yang menutupi mioma (yang mengalami infark) meradang dan terjadi friction rub (bising gesek) peritoneum. Tumor menjadi lebih lunak, berubah bentuk dan berwarna merah. Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-perubahan sirkulasi yang dialami oleh wanita setelah bayi lahir.
3. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar atau setelah bayi lahir. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis pada tumor dan menimbulkan gambaran klinik perut mendadak merasakan nyeri hebat (acute abdomen).2
4. Mioma yang lokasi di belakang, dapat terdesak ke dalam kavum dauglasi dan terjadi inkaserasi.3
5. Mioma dapat terinfeksi apabila terjadi abortus septik atau metritis masa nifas.Hal ini paling sering terjadi apabila miomanya terletak dekat dengan tempat implantasi plasenta atau terjadi perforasi mioma oleh instrumen, misalnya sonde atau kuret. Apabila mioma mengalami infark, resiko infeksi meningkat dan kemungkinan penyembuhan infeksi berkurang, kecuali apabila dilakukan histerektomi.1

Mioma uteri dan kehamilan muda.2

II.7 Diagnosis
Diagnosis mioma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, walaupun kadang-kadang terjadi kesalahan. Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah. Terutama kehamilan kembar, tumor ovarium, dan uterus didelfis dapat menyesatkan diagnosis. Ada kalanya mioma besar teraba seperti kepala janin, sehingga kehamilan tunggal disangka kehamilan kembar atau mioma kecil disangka bagian-bagian janin. Dalam persalinan mioma lebih menonjol waktu ada his, sehingga lebih mudah dikenali.1,2,3,4,6

Berikut diagnosis yang dapat dilakukan terhadap pasien :

? Anamnesis
1. Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama dan pasien merasa berat pada perut bagian bawah.
2. Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.
3. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.3,4
? Pemeriksaan fisik (Pemeriksaan luar)
- Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
- Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.3
- Konsistensi padat, kenyal, permukaan tumor umumnya rata. Mioma yang teraba lunak dan tidak menyebabkan kelainan bentuk uterus sangat sulit untuk dibedakan dari uterus gravidus. Bahkan pada laparatomi, waktu perut terbuka kadang-kadang tidak mungkin dibuat diagnosa yang tepat.
- Jangan lupa untuk memperhatikan tanda-tanda peradangan yang muncul serta perdarahan dan fluor albus.2,5

? Gejala klinis
1. Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal.
2. Adanya perdarahan abnormal.
3. Nyeri, akibat degenerasi mioma / kontraksi uterus berlebihan pada mioma submukosum. Nyeri juga dirasakan terutama saat menstruasi.
4. Infertilitas dapat disebabkan distorsi tuba / gangguan implantasi pada endometrium, oklusi kanalis endoservik. Abortus juga dapat terjadi.
5. Penekanan pada kandung kemih, ureter, rectum atau organ rongga panggul lainnya.
6. Pada umumnya disertai perdarahan karena permukaan kavum uteri yang lebih luas dan adanya gangguan kontraksi uterus akibat masa tumor.2,4

? Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas, hal ini biasanya ditemukan secara kebetulan. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan pemeriksaan yang menggunakan uterus sonde. Mioma submukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada permukaan kavum uteri.3,8
? Pemeriksaan penunjang
o USG dan MRI.
Mioma dapat dideteksi dengan menggunakan USG, CT scan ataupun MRI. USG digunakan untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan adnexa rongga pelvis.3,10
Masalah yang paling penting yang perlu dipecahkan bila ditemukan suatu massa pada abdominopelvis adalah memastikan etiologinya. Ultrasonografi telah sangat membantu tidak saja dalam mengidentifikasi massa secara tepat tetapi juga dalam mengikuti kemajuan, regresi, dan respons terhadap terapi. Terdapat keterbatasan-keterbatasan sonografi dalam mengevaluasi massa di pelvis. Massa di ovarium (baik jinak maupun ganas), kehamilan mola, kehamilan ektopik, missed abortion, kelainan usus, dan bahkan kepala janin dapat saja disalah - sangka sebagai mioma uterus. Pada sebagian kasus dianjurkan pemakaian pencitraan Dopller berwarna. Pada pemeriksaan leiomiosarkoma sangat jarang ditemukan dan dengan menggunakan USG sulit untuk membedakannya dengan mioma dan konfrmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
Untuk meningkatkan akurasi, beberapa dokter menganjurkan bahwa MRI menggantikan, atau paling tidak berfungsi sebagai pemeriksaan tambahan bagi ultrasonografi. Telah dilakukan perbandingan ultrasonografi dengan MRI pada kelompok wanita yang sama, dan MRI terbukti lebih baik daripada ultrasonografi, terutama dalam mengidentifikasi mioma uteri secara tepat. Namun, bahkan dengan MRI dapat terjadi kesalahan dalam mendiagnosis mioma uteri. Hal ini kembali menekankan penting dan sulitnya menegakkan diagnosis noninvasif bagi suatu massa abdominopelvis selama kehamilan. Beberapa peneliti melaporkan tehnik-tehnik yang menggunakan MRI yang sangat meningkatkan kehandalan identifikasi mioma uteri bila dibandingkan dengan struktur panggul lainnya.1

Dua mioma uteri (*), satu posterior dan satu anterior, tampak pada kehamilan 13 minggu ini. Tanda panah menunjukkan kepala dan badan janin (B = kandung kemih).1

Dua lokasi mioma yang berbeda pada miometrium.10

o Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus. Lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak beraturan. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.4
o Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas.3

Histeroskopi.13

o Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
o Laboratorium: darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum, kreatinin darah.
o Tes kehamilan.2,3,4

II.8 Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan adalah :
? Tumor abdomen di bagian bawah atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan.
? Mioma submukosum yang dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri.
? Mioma intramural harus dibedakan dengan khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu sarkoma uteri.
? Tumor solid ovarium.
Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan pelbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Beberapa gejala yang timbul dapat membuat keraguan dalam mendiagnosa mioma karena memberikan beberapa keluhan yang hampir sama. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di daerah perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan ascites.4,5
? Uterus gravid.
? Kelainan bawaan rahim.2,3
? Adenomiosis uteri.
Adenomiosis secara klinis lebih banyak persamaannya dengan mioma uteri. Adenomiosis lebih sering ditemukan pada multipara dalam masa premenopause. Menurut kepustakaan frekuensi adenomiosis berkisar antara 10 – 47 %.2 Diagnosis untuk adenomiosis yang akurat sekarang dapat dilakukan dengan tehnik MRI.1
Patologi:
Pembesaran uterus pada adenomiosis umumnya difus. Didapat penebalan dinding uterus, dengan dinding posterior biasanya lebih tebal. Uterus umumnya berbentuk simetrik dengan konsistensi padat, dan tidak menjadi lebih besar dari tinju atau uterus gravidus 12 minggu.
Adenomiosis ini sering terdapat bersama-sama dengan mioma uteri. Walaupun jarang, adenomiosis dapat ditemukan tidak sebagai tumor difus melainkan sebagai tumor dengan batas yang nyata. Dalam hal ini kelainan tersebut yang dinamakan endometrioma uteri, sukar dibedakan dari mioma uteri. Gambaran mikroskopik yang khas pada adenomiosis ialah adanya pulau-pulau jaringan endometrium di tengah-tengah otot uterus. Pulau-pulau ini dapat menunjukkan perubahan siklik, akan tetapi umumnya reaksi terhadap hormon-hormon ovarium tidak begitu sempurna seperti endometrium biasa. Walaupun demikian dapat ditemukan kista-kista kecil berisi darah tua di tengah-tengah jaringan adenomiosis. Kadang-kadang kelenjar-kelenjar dari endometrium menunjukkan hiperlasia kistik, bahkan dapat ditemukan sel-sel atipik, akan tetapi keganasan sangat jarang terjadi.
Jaringan otot di sekitar pulau-pulau endometrium mengalami hiperplasia dan hipertrofi dan segala sesuatu memberi gambaran seperti anyaman dengan bintik hitam di dalamnya, tanpa adanya semacam kapsula seperti pada mioma. Kehamilan akan menyebabkan endometrium ektopik ini berubah seperti desidua.3
Diagnosis :
Diagnosis adenomiosis dapat diduga, apabila pada wanita berumur sekitar 40 tahun dengan banyak anak, keluhan menoragia dan dismenorea makin menjadi, dan ditemukan uterus yang membesar simetrik dan berkonsistensi padat. Akan tetapi diagnosis yang pasti baru bisa dibuat setelah pemeriksaan uterus pada waktu operasi atau sesudah diangkatnya pada operasi itu.3
? Endometriosis.
Adalah suatu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar atau stroma, terdapat di dalam miometrium atau pun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus disebut endometriosis.1,3
Gambaran Mikroskopis :
Pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan ciri – ciri khas bagi endometriosis, yakni kelenjar – kelenjar dan stroma endometrium, dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin, dan sel – sel makrofag berisi hemosiderin.Di sekitarnya tampak sel – sel radang dan jaringan ikat, sebagai reaksi dari jaringan normal di sekelilingnya (jaringan endometriosis).Jaringan endometriosis seperti juga jaringan endometrium di dalam uterus, dapat dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron. Akan tetapi besarnya pengaruh tidak selalu sama, dan tergantung dari beberapa faktor, antara lain dari komposisi endometriosis yang bersangkutan (apakah jaringan kelenjar atau jaringan stroma yang lebih banyak), dari reaksi jaringan normal di sekitarnya, dan sebagainya. Sebagai akibat dari pengaruh hormon – hormon tersebut, sebagian besar dari sarang – sarang endometriosis berdarah secara periodik. Perdarahan yang periodik ini menyebabkan reaksi jaringan sekelilingnya berupa radang dan perlekatan.
Pada kehamilan dapat ditemukan reaksi desidual jaringan endometriosis. Apabila kehamilannya berakhir, reaksi desidual menghilang disertai dengan regresi sarang endometriosis, dan dengan membaiknya keadaan. Pengaruh baik dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis dengan hormon untuk mengadakan apa yang dinamakan kehamilan semu (pseudopregnancy). Secara mikroskopik endometriosis merupakan suatu kelainan yang jinak, akan tetapi kadang – kadang sifatnya seperti tumor ganas. Antara lain bisa terjadi penyebaran endometriosis ke paru – paru dan lengan, selain itu bisa terdapat infiltrasi ke bawah kavum Douglasi ke fasia rektovaginal, ke sigmoid, dan sebagainya.3
Gambaran klinis :
Gejala – gejala yang sering ditemukan pada penyakit ini adalah : nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorea), dispareunia, nyeri waktu defekasi, khususnya pada waktu haid, poli dan hipermenorea, infertilitas.3
Patologi :
Gambaran mikroskopis dari endometriosis sangat variabel. Lokasi yang paling sering terdapat ialah pada ovarium, dan biasanya di sini didapati pada kedua ovarium. Pada ovarium tampak kista – kista biru kecil sampai kista besar (kadang – kadang sebesar tinju) berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat atau endometrioma).3
Diagnosis :
Biasanya dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti forniks vaginae posterior, perineum, parut laparotomi, dan sebagainya, biopsi dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberikan tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Laparoskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dengan kelainan – kelainan lain di pelvis.3

? Perdarahan uterus disfungsional
Yaitu perdarahan bukan haid.Yang dimaksudkan di sini ialah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis perdarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia. Metroragia atau menometroragia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional.3 Perdarahan-perdarahan dari uterus selain mioma uteri dapat disebabkan oleh kelainan pada :
1. Serviks uteri, sepeti polipus servisitis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisitis uteri.
2. Korpus uteri, seperti polip endometrium , abortus imminens, abortus sedang berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma , subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarkoma uteri.
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi, kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur di atas 40 tahun, dan 3 % di bawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit kecuali perdarahan tersebut disebabkan karena sebab-sebab tertentu seperi mioma.2,3
? Tumor solid rongga pelvis non ginekologis.
? Miosarkoma. 4

USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis.3,4
II. 9 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan mioma uteri adalah :

1. Perdarahan sampai terjadi anemia.
2. Torsi tangkai mioma dari :
o Mioma uteri subserosa.
o Mioma uteri submukosa.
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4. Perlengketan pasca miomektomi.
5. Terjadi ruptur atau robekan pada rahim.3,4
Komplikasi yang ditimbulkan mioma terhadap kehamilan :
1. Sering terjadi abortus.
2. Persalinan prematuritas.
3. Tertutupnya saluran indung telur sehingga menimbulkan infertilitas.
4. Subfertil sampai fertil dan kadang-kadang hanya mempunyai 1 anak saja.
5. Terjadi kelainan letak janin dalam rahim.
6. Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir.
7. Inersia uteri pada kala I dan kala II.
8. Atonia uteri setelah pasca persalinan, perdarahan banyak.
9. Kelainan letak plasenta.
10. Plasenta sukar lepas (retensio plasenta) sehingga dapat terjadi perdarahan.1,3
II.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan mioma uteri tergantung dari segi umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor. Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Dalam menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut. Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat agar dapat diadakan tindakan segera .2,3
Tindakan-tindakan tersebut terbagi atas :
1. Penangganan konsevatif, bila: mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.
Cara penangganan konservatif sebagai berikut :
o Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3 – 6 bulan.
o Bila anemia, Hb < 8 g % segera transfusi PRC.
o Pemberian zat besi.
o Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran leiomioma uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1 – 3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. GnRHa yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi leiomioma. Efek pengurangan yang dilakukan obat ini terhadap sekresi gonadotropin akan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan : mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah. Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan, leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat. Karena keinginan memperoleh anak, maka baru-baru ini progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.
o Hormon androgen yang dianggap sebagai hormon laki-laki diberikan sebagai terapi pengobatan yang dapat menghilangkan gejala mioma.
o Danazol, obat sintetik yang sama dengan testoteron, dapat menyusutkan myoma, mengurangi ukuran uterus, menghentikan menstruasi dan memperbaiki anemia. Terdapat efek samping seperti pertambahan berat badan, dysphoria (depresi), jerawat, sakit kepala, suara yang berat. Efek samping tersebut membuat banyak wanita enggan memakai obat ini.
o Pengobatan lain seperti kontrasepsi oral atau progestin dapat membantu mengontrol perdarahan menstruasi tapi tidak dapat mengurangi ukuran myoma. NSAID, yang bukan pengobatan hormonal, efektif untuk perdarahan vagina yang berat yang tidak berhubungan dengan myoma.2,3,4,5
2. Penangganan operatif : dengan melakukan tindakan operasi terhadap pasien.
Berikut beberapa cara penangganan operatif :
? Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada miom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai karena jelas dan mudah dijepit serta diikat. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas, kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50 %.3 Sejauh ini tindakan ini tampaknya aman, efektif dan masih menjadi pilihan terbaik. Miomektomi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadi carcinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan.
Miomektomi dilakukan bila :
o Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12 – 14 minggu.
o Pertumbuhan tumor cepat.
o Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
o Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
o Hipermenorea pada mioma submukosa.
o Penekanan pada organ sekitarnya.3,4

Mioma kecil ketika tuba dibuka.13
Miomektomi selama kehamilan
Pada umumnya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat mioma dalam kehamilan.Demikian pula tidak dilakukan abortus provokatus. Apabila terjadi degenerasi merah pada mioma, biasanya sikap konservatif dengan istirahat baring dan pengawasan yang ketat memberi hasil yang cukup memuaskan. Antibiotika tidak banyak gunanya karena proses peradangannya bersifat suci hama. Akan tetapi, apabila dianggap perlu, dapat dilakukan laparotomi percobaan dan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan apa yang ditemukan waktu perut dibuka.1,2,3
Miomektomi selama kehamilan harus dibatasi pada mioma yang jelas memiliki tangkai dan dapat djepit dan diikat dengan mudah (Burton dkk, 1989).Mioma jangan dipotong dari uterus selama kehamilan atau saat pelahiran, karena dapat terjadi perdarahan deras dan kadang – kadang , terpaksa dilakukan histerektomi. Walaupun Glavind dkk (1990) berkeras bahwa pendekatan agresif tidak akan meningkatkan kematian janin dibandingkan dengan tindakan non bedah, tetapi hal ini masih perlu dibuktikan. Biasanya mioma mengalami involusi nyata setelah pelahiran ; karena itu, miomektomi harus ditunda sampai terjadi involusi. Apabila mioma menghalang-halangi lahirnya janin, harus dilakukan secsio caesarea segera.1

Miomektomi Sebelum Kehamilan
Pengangkatan suatu leiomioma intramural sangat berbahaya bagi kehamilan berikutnya. Setelah miomektomi, terjadi peningkatan bermakna risiko ruptur uteri pada kehamilan berikutnya. Selain itu, ruptur dapat terjadi pada awal kehamilan dan jauh sebelum persalinan (Golan dkk, 1990). Apabila miomektomi menyebabkan defek yang mengenai atau dekat dengan endometrium, kehamilan berikutnya perlu diakhiri sebelum terjadi persalinan aktif. Baru – baru ini dilakukan embolisasi arteri pada mioma uteri wanita tidak hamil (Katsumori dkk 1999). Hasil dan penyulit pada kehamilan setelah tindakan ini tidak diketahui.1

Miomektomi Setelah Kehamilan
Dalam masa nifas mioma dibiarkan kecuali apabila timbul gejala-gejala akut yang membahayakan. Pengangkatannya dilakukan secepat-cepatnya setelah 3 bulan; akan tetapi pada saat itu mioma kadang-kadang sudah demikian mengecil sehingga tidak memerlukan pembedahan.1

? Laparoskopik
Satu atau beberapa mioma diangkat menggunakan tehnik laparaskopi atau endoskopi. Laparaskopi dilakukan dengan membuat insisi kecil pada dinding abdomen dan memasukkan laparaskop ke dalamnya. Keuntungannya adalah pasien tidak perlu rawat inap dan penyembuhannya lebih cepat daripada laparatomi. Kerugiaannya adalah dibutuhkan waktu yang lama untuk mengangkat mioma yang besar dari abdomen.1,3,9,11

13

Tampilan dari laparoskopik pelvis yang menunjukkan adanya mioma uteri.13
? Penghancuran mioma
Yaitu dengan menghambat suplai darah mioma : miolisis yaitu dengan laparaskop, laser fiber / alat elektrik diletakkan pada fibroma, kemudian pembuluh darah yang memberi makan mioma dibekukan atau digumpalkan, sehingga jaringan myoma yang akan mati dan berangsur-angsur digantikan dengan jaringan parut. Ini lebih mudah dilakukan daripada miomektomi dan penyembuhannya lebih cepat.13
? Uterine Artery Embolization (UAE)
Arteri uterina diinjeksi dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan menyebabkan nekrosis. Penting untuk diketahui, setelah dilakukan UAE, kehamilan tidak diperkenankan karena terjadi distorsi signifikan dari lapisan uterus yang dapat menyebabkan implantasi abnormal dan keguguran serta infertilitas dalam waktu yang lama. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma. Keuntungannya adalah tidak ada insisi dan waktu penyembuhannya yang cepat.13

? Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadi karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan.Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan sectio caesarea.
Kriteria preoperasi menurut American College of Obstericians Gynecologist (ACOG) adalah sebagai berikut :
? Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
? Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
? Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang berulang.13

? Histerektomi
Perlu disadari bahwa 25 – 35% dari penderita mioma masih memerlukan histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vaginam. Yang akhir - akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telur angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umunya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma sevisitis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya.
Histerektomi dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut :
a) Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan oleh pasien.
b) Perdarahan uterus berlebihan :
• Perdarahan yang banyak bergumpal – gumpal atau terjadi berulang – ulang selama lebih dari 8 hari.
• Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
c) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :
• Nyeri hebat dan akut.
• Rasa tertekan pada punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
• Penekanan buli – buli dan frekuensi urin yang berulang – ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih.3,4,9,10

Spesimen histerektomi sesarea.Massa di sebelah atas adalah korpus uterus yang baru dikosongkan dengan seksio sesarea.Massa di bawah adalah sebuah mioma besar yang terletak di bagian bawah uterus dan sekarang telah diinsisi.Tidak dijumpai degenerasi merah.1

? Penangganan Radioterapi
• Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi atau kontra indikasi operasi (bad risk patient).
• Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause. Karena itu tindakan ini tidak dilakukan pada wanita muda.
• Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
• Bukan jenis submukosa.
• Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus.
• Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.3,4,10

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari isi laporan – laporan yang ada. Yaitu :
1. Sampai saat ini penyebab pasti mioma uteri belum diketahui.
2. Mioma uteri sangat erat hubungannya dengan infertilitas dari seorang wanita.
3. Mioma uteri sering tidak memberikan gejala klinik yang bermakna, karena itu tidak semua mioma uteri memerlukan tindakan.
4. Mioma uteri sering ditemukan pada masa reproduksi akhir dan sekitar masa menopause.
5. Faktor predisposisi terjadinya mioma uteri adalah: umur, paritas, ras, genetik, fungsi ovarium.
6. Pertumbuhan mioma selama kehamilan tidak dapat diperkirakan.
7. Implantasi plasenta yang menutupi atau berkontak dengan mioma meningkatkan kemungkinan solusio plasenta, abortus, persalinan preterm, dan perdarahan pasca partum.
8. Mioma multipel meningkatkan insiden malposisi janin dan persalinan preterm.
9. Degenerasi mioma mungkin menimbulkan gambaran sonografik khas.
10. Insiden sectio sesarea dapat meningkat (Vergani dkk, 1994).
11. Lakukan pengobatan secara konservatif dan operatif bila mioma tersebut menimbulkan gejala.1,2,3,4,5,6,7,8

III.2 Saran

Sampai saat ini penyebab pasti dari mioma uteri belum ditemukan. Karena itu timbulnya mioma uteri pada seorang wanita tidak dapat diperkirakan. Jadi bila pasien menemukan gejala – gejala seperti yang telah di bahas di bab II di atas, segera lakukan pemeriksaan ada atau tidaknya mioma uteri, agar dapat segera dilakukan tindakan konservatif atau operatif bila mioma uteri tersebut menimbulkan gejala.

Daftar Pustaka
1. Cunningham F.Gary, F Gant Norman, J Leveno Kenneth, C Gilstrap III Larry,C Hauth John,D Wenstrom Katharine: Obstetri Williams. Edisi ke-21 Vol 2: Tentang Kelainan Saluran Reproduksi. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006: 1031-1035
2. Joedosepoetra MS, Penyakit dan kelainan alat kandungan. Dalam : Wiknjosastro H., Syaifuddin A.B., Rachimhadhi, editors. Ilmu Kebidanan. Edisi ke – 3 Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka; 2005: 421 - 423.
3. Joedosepoetra MS, Tumor jinak pada alat genital. Dalam : Wiknjosastro H., Syaifuddin A.B., Rachimhadhi, editors. Ilmu Kandungan. Edisi ke – 2 Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka; 2005: 338 – 45.
4. Karim A, Murah Manoe IMS. Miooma Uteri. Dalam: Djuanna AA, et al, editors. Pedoman diagnosis dan terapi. Edisi Pertama. Ujung Pandang; Bagian SMF Obstetri dan Ginekologi FKUH RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo; 1999: 282 – 297.
5. Manuaba IBG. Mioma Uteri. Dalam : Manuaba IBG, editor. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998: 600 – 603.
6. Manuaba IBG. Tumor jinak rahim. Dalam: Setiawan, Manuaba IBG, editors. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998: 409 – 412.
7. Robbins SL, Cotran RS, Kumar V: Pathologic basis of disease Vol. 2. Edisi ke-3. Toronto; W. B Saunders company; 1984: 1136-1140.
8. Robbins SL, Kumar V. Sistem genitalia wanita dan payudara. Dalam: Staf pengajar Laboratorium patologi anatomi FK-UNAIR. Buku ajar patologi II. Edisi ke-4. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1992: 386-7.
9. Rosai, juan. Surgical Pathology. Edisi ke-8: New york; Mosby; 1996: 1429-1433.
10. Sabbagha, Rudy E. Ultrasonigrafi dalam kebidanan beresiko tinggi. Zuspan, F. P., editor. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC;1997: 87-8.
11. Sarjadi. Neoplasma: vuvlva, vagina, servik dan korpus uteri. Dalam: Sarjadi, editor. Patologi ginekologi. Jakarta: Hipokrates, 1995: 71-4.
12. Underwood, J. E. C: General and Systematic Pathology. Edisi ke-4. Toronto; Churchill living stone; 2004: 19.
13. www.google.com, tentang mioma uteri a.d.a.m.s pada tgk 20 Oktober 2007.
c