Minggu, 13 September 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. J. DENGAN RHEUMATIK PADA Ny. J. DI RT 03 RW 09 KELURAHAN CIGENDING KECAMATAN UJUNGBERUNG KO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. J. DENGAN RHEUMATIK PADA Ny. J. DI RT 03 RW 09 KELURAHAN CIGENDING KECAMATAN UJUNGBERUNG KO

* View
* clicks

Posted August 11th, 2009 by aepindarna

* Ilmu Keperawatan

abstraks:

Karya tulis ini dilatar belakangi oleh angka kejadian rheumatik sebesar 1435 orang dengan presentasi 10,26 % berdasarkan laporan data statistik presentasi berdasarkan jenis penyakit periode Januari-Juni 2009. Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah untuk memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara komperehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual berdasarkan ilmu keperawatan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan diantaranya wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yang berbentuk studi kasus. Penyakit rheumatik adalah kerusakan yang terjadi pada sendi, dimana lama – kelamaan akan mengakibatkan rasa nyeri pada daerah yang terkena rheumatik Pada pengkajian ditemukan masalah keperawatan gangguan Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga dengan rheumatik, Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga dengan hipertensi dan Resiko Jatuh sedang pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga lansia dengan rhematik Dalam perencanaan penulis menyusun rencana yaitu mengikutsertakan keluarga dalam penyuluhan dan demonstrasi tentang masalah yang muncul. Pelaksanan meliputi penyuluhan, motivasi dan demonstrasi mengenai hypertensi. Adapun hasil yang telah dicapai adalah dalam pembinaan keluarga ini adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku mengenai masalah yang dihadapi. Semua yang telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Secara umum pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga ini mencapai hasil yang belum maksimal. Dengan demikian, maka saran yang dianjurkan yaitu perlu adanya kerjasama antara keluarga dan tim kesehatan agar tujuan tercapai lebih maksimal serta diharapkan Puskesmas dapat menindaklanjuti dan meneruskan pembinaan secara berkesinambungan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah perubahan dari suatu keadaan tertentu menuju kepada suatu keadaan yang lain yang bersifat positif dilaksanakan secara terencana dan terarah sesuai dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan tersebut telah merumuskan kebijaksanaan umum, yaitu pelaksanaan kesehatan berupa SKN yang merupakan suatu tantangan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan secara optimal sebagai peruwujudan kesejahteraan umum, sedangkan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan tersebut diupayakan Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak dari pelayanan kesehatan yang optimal, yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja berupa kegiatan pokoknya yaitu pelayanan kesehatan masyarakat yang sasarannya adalah individu, kelompok, keluarga dan masyarakat.
Kegiatan Puskesmas diarahkan kepada kegiatan asuhan keperawatan individu, baik di dalam maupun di luar gedung, terutama kepada keluarga khususnya keluarga yang memiliki masalah penyakit dengan resiko tinggi seperti halnya rheumatik pada lansia.
Rheumatik adalah penyakit yang sulit sembuh dan membutuhkan perawatan yang berkesinambungan dan mempunyai dampak yang berbahaya diantaranya dapat menimbulkan kecelakaan fisik dikarenakan telah berkurangnya kekuatan dan kondisi fisik.
Menurut laporan bulanan Puskesmas Ujungberung periode Januari – Juni 2009, jumlah penderita rheumatik 1341 orang atau 10,26 % yang merupakan penyakit tertinggi ke yang ada di Puskesmas Ujungberung, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini :
TABEL 1
PREVALENSI PENYAKIT RHEUMATIK DI PUSKESMAS UJUNGBERUNG BERDASARKAN 10 PENYAKIT TERBESAR
PERIODE JANUARI – JUNI 2009

No Jenis Penyakit Jumlah Presentasi (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. ISPA
Nasopharyng
Batuk
Hypertensi
Rheumatik
Nyalgia
Gastritis
Pharingitis
Dermatitis
Conjungtivitis 2608
2079
1655
1435
1341
1247
1128
887
385
307 19,95
15,90
12,66
10,98
10,26
9,54
8,63
6,79
2,95
2,35
Total 100
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Ujungberung Periode Januari – Juni 2009.

Dikeluarga Ny. J. yang terletak di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung didapatkan anggota keluarganya yaitu Ny. J. sendiri yang diduga mengalami Rheumatik dengan tanda dan gejala yaitu klien mengalami sakit pada lutut.
Sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan pembinaan kesehatan pada keluarga melalui pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan mengambil judul :
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. J. DENGAN RHEUMATIK PADA Ny. J. DI RT 03 RW 09 KELURAHAN CIGENDING KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan kepada keluarga Ny. J. dengan masalah Rheumatik pada Ny. J.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat :
a. Melakukan pengkajian terhadap keluarga dengan masalah Rheumatik pada Ny.J. di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung
b. Membuat perencanaan yang ingin dicapai dan menyusun langkah – langkah pemecahan masalah yang dihadapi pada Ny.J. di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.
c. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan masalah Rheumatik pada Ny.J. di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.
d. Mengevaluasi Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan masalah Rheumatik pada Ny.J. di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.
e. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga dengan masalah Rheumatik pada Ny.J. di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.
f. Dapat menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang dibahas pada keluarga dengan masalah Rheumatik pada Ny.J. di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif berbentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Sumber informasi didapatkan dengan komunikasi lisan secara langsung dari klien dan keluarga klien.
b. Observasi
Dilakukan dengan mengobservasi secara langsung keadaan keluarga dan klien melalui kunjungan rumah.
c. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan kepada klien dan keluarga melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Studi Dokumentasi
Adalah data yang didapat dari dokumentasi Puskesmas dan serta literatur lainnya.

D. Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan Karya Tulis ini penulis membagi sistematika penulisan dalam empat BAB, yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis, yang meliputi konsep dasar keluarga, konsep rheumatik, dan konsep asuhan keluarga.
Bab III : Tinjauan Kasus, yang meliputi Asuhan Keperawatan pada keluarga Ny. J. dan pembahasan kasus.
Bab IV : Simpulan dan Saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian keluarga
"Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga yang, dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan". (Nasrul Effendy, 1998 : 32).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 1989:2)

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah suatu unit yang terdiri dari dua atau lebih individu,hidup dalam satu atap rumah dan berinteraksi satu sama lain dalam keadaan saling ketergantungan dan menjalankan perannya masing-masing.
2. Pengertian Keluarga Resiko Tinggi
“Keluarga resiko tinggi / keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang mempunyai individu bermasalah" (Depkes RI, 1998 : 4)
Dalam melaksanakan Asuhan keperawatan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong keluarga resiko tinggi, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
• Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
• Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
• Keluarga dengan keturunan yang kurang baik / keluarga dengan penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. waktu hamil;
• Umur ibu (16 tanun atau lebih 35 tahun).
• Menderita kurang gizi atau anemia.
• Menderita hipertensi.
• Primipara atau multipara.
• Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena;
• Lahir prematur / BBLR.
• Berat badan sukar naik.
• Lahir dengan cacat bawaan.
• ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
• Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga :
• Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
• Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan.
• Ada anggota keluarga yang sering sakit.
• Salah satu orang tua (suami / istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga
(Nasrul Effendy, 1998 : 41)
keluarga resiko tinggi dengan hypertensi adalah keluarga yang rentan terhadap munculnya masalah kesehatan.
3. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar(Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
(Nasrul Effendy, 1998 : 33)
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
(Nasrul Effendy, 1998 : 35)
5. Tugas-tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
(Nasrul Effendy, 1998 : 42)

B. Konsep Dasar Rheumatik
1. Pengertian Rheumatik
Rheumatik adalah kerusakan tulang rawan, sendi – sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.
( Kapita selekta kedokteran : 1999 : 535 ).
Rheumatik adalah penyakit inflamsi sistemik kronik yang tidak diketahui penyebabnya dikarakteristikanoleh kerusakan dan proliperasi membran sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, arkeliosis dan deformitas.
( Doengoes, E. M. 1999 : 859 Edisi III )
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit rheumatik adalah kerusakan yang terjadi pada sendi, dimana lama – kelamaan akan mengakibatkan rasa nyeri pada daerah yang terkena rheumatik.

2. Tanda dan Gejala Rheumatik
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang biasanya terjadi pada penderita rheumatik :
a. Nyeri sendi
Nyeri biasanya muncul pada pagi hari atau malam hari bahkan lebih sering pada cuaca dingin serta biasa juga setelah beberapa lama istirahat seperti duduk yang berjam – jam. Rheumatik akan berkurang bila banyak bergerak, nyeri biasanya terlokalisir pada lutut, bokong sebelah lateral atau tungkai atas. Nyeri sendi secara mekanik yaitu nyeri yang lebih dirasakan setelah melakukan aktifitas lama.
b. Kaku sendi
Berlangsungnya kaku sendi biasanya antara 15 – 20 menit, timbul setelah istirahat yang terlalu lama misalnya sehabis duduk lama atau bangun pagi dan mungkin ditemukan krepitasi pada pergerakan.
c. Pembengkakan sendi
Merupakan reaksi peradangan karena penumpukan cairan dalam ruang sendi disertai panas tanpa adanya kemerahan.
d. Depormitas
Disebabkan karena destruksi lokal rawan sendi
e. Gangguan fungsi sendi
Timbul karena ketidakserasian antara tulang dengan pembentukan sendi.
3. Etiologi
a. Perubahan pada salah satu komponen sendi seperti kolagen, proteogliserida dapat menyebabkan kelainan pada komponen lainnya.
b. Umur
c. Kegemukan
d. Keturunan
e. Penyakit lainnya seperti TBC sendi.
4. Klasifikasi Rheumatik
a. Rheumatik primer yaitu rheumatik yang tidak diketahui faktor redisposisi yang mendasarinya.
b. Rheumatik sekunder yaiut rheumatik yang pada sebelumnya sudah didahului kerusakan atau kelainan pada sendi
c. Rheumatik simtomatik yaitu rheumatik yang terjadi pada penyakit metabolik.
5. Penatalaksanan Pada Pasien Rheumatik Di Keluarga.
a. Meyakinkan penderita bahaya penyakit tidak progresif karena bagian penderita takut sekali menjadi lumpuh atau cacat.
b. Istirahat yang cukup dan merencanakan kehidupan mereka sehari – hari sedemikian rupa. Sehingga ada keseimbangan antar tugas yang berat dengan yang ringan maka istirahat di antaranya yang cukup
c. Latihan Fisik
d. Pemanasan
e. Pengobatan
f. Diet yang tepat
6. Pengobatan Rheumatik
Pengobatan dilakukan dengan benar dan teratur yang bertujuan untuk :
a. Menghilangkan rasa sakit dan peradangan.
b. Memperkecil kemungkinan terjadinya rheumatik
c. Memperbaiki fungsi sendi
d. Menghambat progresifitas penyebabnya
e. Mencegah dan memperbaiki deformitas

8. Dampak rheumatik terhadap fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Perasaan malu dan tidak mau berinteraksi dengan lingkungannya dikarenakan keluarga memiliki penderita rheumatik keluarga akan berusaha mencari pertolongan dan berusaha untuk mengatasi masalah anggota keluarganya.
b. Fungsi sosial
Biasanya muncul perasaan malu dan enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya karena salah satu anggota keluarganya menderita rheumatik. Keluarga akan merasa takut apabila masyarakat bertanya tentang keadaan klien
c. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik dan perawatan
Sumber dana keluarga hanya difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan pada anggota keluarga yang mengalami rheumatik.
d. Fungsi ekonomi
Untuk mengatasi masalah rheumatik, keluarga membutuhkan sumber dana yang cukup. keluarga biasanya akan berusaha mencari dana untuk mengobati klien.

e. Fungsi pengontrol / pengatur
Perhatian sangatlah penting bagi klien yang mengalami rheumatik, sehingga perhatian untuk anggota keluarga yang lain kurang, ini akan berdampak terhadap anggota keluaraga

C. Proses Keperawatan Pada Keluarga dengan Rheumatik
Proses Keperawatan adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang logis, sistematis, dinamis dan teratur yang memerlukan pendekatan, perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan yang metodis dan teratur dengan mempertimbangkan ciri-ciri pasien yang bersifat bio-psiko-sosio-spiritual maupun masalah kesehatannya. (Depkes RI, 1995 : 10).

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Nasrul Effendi 1998 : 46).

"Proses keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses pertolongan yang diberikan kepada keluarga menjadi sistematis" (Bailon dan Maglaya, 1989: 23).
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya, bersifat dinamis disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap-tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan, secara keseluruhan pada tahap ini semua data dan informasi klien dibutuhkan, dikumpulkan untuk pembentukkan masalah kesehatan dan keperawatan.
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien/keluarga dengan memakai patokan norma norma kesehatan pribadi maupun sosial, sistem integrasi dan kesanggupannya untuk mengatasi masalah (Bailon dan Maglaya, 1989 . 30,11)
a. Pengkajian Keluarga
1) Data Umum
Meliputi : Nama Puskesmas, Tanggal Pengkajian, Jarak untuk mencapai Puskesmas, Nama Kepala Keluarga, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku / bangsa, Alamat
2) Daftar Anggota Keluarga
Yang perlu dikaji yaitu nama anggota keluarga, hubungan keluarga dengan klien, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, agama, keadaan kesehatan, program Keluarga Berencana (KB) dan imunisasi.
3) Data Khusus Keluarga
a) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.

b) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap prekembangan keluarga ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan anak tertua dari keluarga inti yang dikaji.
c) Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan secara singkat mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
4) Keadaan Biologis Keluarga
a) Keadaan Kesehatan
Perlu dikaji penyakit yang sedang diderita klien saat sekarang, bagaimana penanganan yang telah dilakukan.
b) Kebersihan Keluarga
Dalam hal ini perawat perlu mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan rumah dan sekitarnya, karena data ini sangat mendukung dalam perawatan rheumatik.
c) Penyakit yang Sering Diderita
Perlu dikaji jenis penyakit apa yang biasa diderita oleh seluruh anggota keluarga, hal ini mengindikasikan adanya pemaparan panyakit yang sudah lama dan mungkin sudah menginfeksi pada semua anggota keluarga namun tidak dirasakan oleh keluarga.
d) Penyakit Kronis/Menular
Perlu dikaji riwayat penyakit menahun yang dapat memperburuk keadaan klien.
e) Kecacatan Anggota Keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang mengalami kecacatan fisik atau mentalnya.
f) Pola Makan
Menjelaskan mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi makan dalam sehari, keseimbangan gizi, cara pengolahan dan penyajian makannya, hal ini menunjukkan ada tidaknya perhatian keluarga terhadap anggota keluarga mengalami rheumatik.
g) Pola Istirahat
Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi berapa jam berapa keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat keluarga.
h) Reproduksi / Akseptor KB
Menjelaskan mengenai jumlah anak, perencanaan pengaturan anak, metode KB yang digunakan dan masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi keluarga.
5) Psikologis Keluarga
a) Keadaan Emosi / Mental
Kecemasan akan timbul pada klien dan keluarga karena ketakutan penyakit bertambah parah dan menyebab kan kematian.

b) Koping Keluarga
Mengetahui cara keluarga menyelesaikan masalah baik yang berhubungan dengan kesehatan maupun masalah lainnya yang bisa terjadi dalam suatu rumah tangga.
c) Kebiasaan Buruk
Keluarga yang di dalamnya ada anggota keluarga yang menderita rheumatik perlu dikaji kebiasaan buruk, seperti merokok minum alkohol dll.
d) Rekreasi
Perlu ditanyakan bagaimana keluarga meluangkan waktu bersama untuk melakukan refreshing atau rekreasi baik yang sifatnya rutininitas maupun tidak rutin, baik yang bentuknya rekreasi keluar maupun rekreasi yang biasa dilakukan di dalam rumah.
e) Pola Komunikasi Keluarga
Menjelaskan mengenai cara keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainya di dalam keluarga.
f) Pengambil Keputusan
Menjelaskan mengenai siapa yang biasa berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga terkait dengan kemampuannya dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku ataukah dilakukan dengan cara lain, misal musyawarah keluarga.
g) Peran Informal
Menjelaskan mengenai peran informal dari setiap anggota keluarga, misalnya penurut, motivator, innovator, dictator, dll. Hal ini perlu dikaji karena akan menentukan sejauh mana anggota keluarga berinisiatif untuk menentukan sikapnya dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapinya masing-masing.
6) Sosial Ekonomi Keluarga
a) Hubungan Dengan Orang lain
Penderita rheumatik biasanya biasanya biasa – biasa saja jika penyakit sudah diketahui dengan pasti. Jika klien belum mengetahui penyakitnya, respon klien akan cenderung biasa saja dan cara hidup klien tidak akan berubah.
b) Kegiatan Organisasi Sosial
Menjelaskan kegiatan yang diikuti oleh keluarga dalam organisasi social atau perkumpulan social, misalnya kelompok pengajian, karangtaruna, LSM dll. Data ini dapat menunjukkan adanya perasaan malu atau nyeri sendi dalam mengikuti kegiatan tersebut.
c) Keadaan Ekonomi
Ditentukan oleh pendapatan keluarga baik yang didapat oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain. Serta ditentukan juga oleh kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga dan barang-barang yang dimiliki keluarga.

7) Spiritual Kultural Keluarga
a) Keadaan Beribadah
Menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam melakukan aktivitas ibadah sesuai agama yang dianutnya.
b) Keyakinan Tentang Kesehatan
Menjelaskan mengenai keyakinan atau kepercayaan keluarga tentang kesehatan,. Dapat dikaji melalui pandangan hidup keluarga terhadap keadaan sehat.
c) Nilai dan Norma
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga. Meliputi sesuatu yang dianggap baik atau buruk oleh keluarga. Dapat juga dikaji kesesuaian antara nilai dan norma keluarga dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat, dalam hal ini apakah keluarga mempunyai nilai atau norma yang menganggap bahwa rheumatik ini adalah suatu hukuman dari roh nenek moyang.
d) Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Menjelaskan mengenai adaptasi atau tabu-tabu yang dianut keluarga dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
8) Lingkungan Rumah
a) Kebersihan dan Kerapihan
Kebersihan rumah sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan.
b) Penerangan
Penerangan yang cukup terutama dari sinar matahari sangat mempengaruhi keaadaan kesehatan, oleh karena itu perlu dikaji keadaan penerangan di dalam rumah dan di seluruh bagian rumah lainnya.
c) Ventilasi
Ventilasi udara diperlukan untuk proses pertukaran gas yang ada di dalam rumah dengan udara bersih yang berasal dari luar. Keadaan rumah yang ventilasinya kurang menyebabkan keadaan ruangan tidak segar dan memungkinkan penderita rheumatik tidak bisa bernafas sehat.
d) Jamban
Perlu dikaji letaknya, kepemilikannya, jumlah, jenis dan kebersihannya
e) Sumber Air Minum
Menjelaskan mengenai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk jenisnya (PAM, mata air, air sumur, pompa tanah dll) ketersediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga
f) Pemanfaatan Halaman
Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga memanfaatkan halaman yang ada apakah digunakan sebagai apotik untuk merawat pasien rheumatik.

g) Pembuangan Air Kotor
Menjelaskan mengenai cara pembuangan air kotor seperti dialirkan ke sungai, menggunakan septic tank, termasuk jarak pembuangan dari sumber air minum.
h) Pembuangan Sampah
Menjelaskan bagaimana cara keluarga mengelola sampah missal : dibakar, ditimbun, didaur ulang, dibuang ke sungai, diangkut dll
i) Sumber Pencemaran
Menjelaskan mengenai apakah terdapat sumber pencemaran didekat rumah. Terkait dengan jenis pencemaran (polusi), jenis zat pencemar (polutan), jarak dari rumah, tindakan yang telah dilakukan dalam menanggunlangi masalah tersebut.
9) Genogram
Genogram diisi untuk menggambarkan ada tidaknya penyakit yang diturunkan secara genetik dari generasi-generasi sebelum nya (minimal 3 generasi keatas), dengan ketentuan sebagai berikut :
: Laki-laki

: Perempuan
: laki-laki/perempuan yang telah meninggal dunia
: Hubungan perkawinan
: Tinggal serumah
: penderita rheumatik

10) Denah Rumah
Denah rumah dibuat untuk memperlihatkan keadaan rumah dan tata letak.
11) pengkajian keluarga mandiri.
Keluarga mandiri adalah suatu keluarga yang dapat melaksanakan tugas dari keluarga. Adapun keluarga mandiri terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a) Keluarga mengetahui masalah kesehatan, dengan kriteria :
(1). Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah kesehatan yang ada.
(2). Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah kesehatan.
(3). Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
(4). Keluarga mempunyai persepsi yang positif terhadap masalah
b) Keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dengan kriteria:
(5). Masalah kesehatan dirasakan keluarga.
(6). Keluarga dapat menyebutkan / mengungkapkan akibat dari masalah kesehatan.
(7). Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah kesehatan tersebut.
c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan, dengan kriteria :
(8). Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan (sumber daya dapat berupa pembiayaan untuk kesehatan, alat P3K, Kartu Menuju Sehat (KMS), dan kartu kesehatan keluarga).
(9). Keluarga terampil mampu melaksanakan perawatan pada anggota keluarga (preventif, promotif dan kuratif).
(10). Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
Pembagian kategori berdasarkan pengelompokan adalah :
Keluarga Mandiri I (KM I) : skornya 1-4
Keluarga Mandiri II (KM II) : skornya 5-7
Keluarga Mandiri III (KM III) : skornya 8-10

b. Pengkajian Individu
1) Identitas
Meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat
2) Riwayat Kesehatan
a) Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami
Suatu pernyataan mengenai masalah kesehatan atau penyakit yang dialami oleh klien serta penanganan yang pernah dilakukan. Biasanya klien dengan rheumatik, gangguan motorik, gangguan sensoris dan gangguan kesadaran.
b) Masalah Kesehatan Keluarga (Keturunan)
Suatu pernyataan mengenai kesehatan atau penyakit dalam keluarga, biasanya didapatkan riwayat penyakit yaitu hipertensi, diabetes melitus, dan riwayat penyakit yang sama dengan klien yaitu rheumatik.
3) Kebiasaan Sehari-hari
a) Biologis
(1) Pola Makan
Biasanya terjadi perubahan dan masalah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi karena kurangnya nafsu makan, kehilangan sensasi kecap, menelan, mual dan muntah karena nyeri.
(2) Pola Minum
Pola minum penderita rheumatik akan mengalami penurunan pada saat awal rheumatik tetapi kembali normal setelah melewati masa krisis haemoragi.
(3) Pola Tidur
Pada awal hemoragi akan timbul tingkah laku tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot, nyeri sendi, sehingga klien akan mengalami gangguan pola tidur.
(4) BAB / BAK
Adanya perubahan pola berkemih seperti inkontinensia, anuria, begitupun dengan perubahan pola BAB klien, karena kurang aktifitas akibat nyeri sendi.
(5) Aktifitas Sehari-hari
Nyeri sendi dan penurunan kadar oksigen dalam darah menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun yang mengakibatkan proses pembentukan ATP terhambat. Akibatnya energi yang dihasilkan sedikit, menyebabkan klien merasa lelah dan lemah
(6) Rekreasi
Rheumatik biasanya menyebabkan keletihan dan kelemahan, pasien akan jarang atau hampir tidak melakukan rekreasi keluar rumah.
b) Psikologis
(1) Keadaan Emosi
Keadaan emosi penderita rheumatik biasanya bervariasi tergantung koping tiap individunya, ada yang emosinya tampak labil karena tidak bisa menerima kenyataan yang menimpanya sehingga cenderung menarik diri dan mengisolasi diri, tapi ada pula yang memiliki keadaan emosi yang stabil, dimana ia akan menerima setiap keadaannya dengan ikhlas.
(2) Konsep diri, meliputi :
(a) Body Image
Apakah klien dengan penyakit rheumatik merasa menerima dengan keadaan fisiknya saat sekarang, dibandingkan pada saat dulu sebelum rheumatik. Adakah bagian tubuh yang tidak disukai.
(b) Harga diri
Perlu dikaji kemungkinan harga diri rendah.
(c) Ideal diri
Perlu dikaji apa keinginan klien saat ini. Apakah klien bisa meraih keinginan itu.
(d) Identitas diri
Apakah klien masih mengenal mengenai nama dirinya, umurnya dan keadaan dia saat ini.
(e) Peran diri
Pada klien rheumatik biasanya ditemukan kehilangan peran dirinya dalam keluarga dikarenakan keadaan fisiknya yang mengalami perubahan.
c) Sosial
(1) Hubungan Antar Keluarga
Hubungan antar keluarga dengan penderita rheumatik biasanya jarang terganggu, karena keluarga sudah memahami betul kondisi klien sehingga lebih bisa menerima klien apa adanya.
(2) Hubungan Dengan Orang Lain
Klien terisolasi dari masyarakat dikarenakan kondisi rheumatik yang menyebabkan kelemahan pada otot klien.
d) Spiritual / Kultural
(1) Pelaksanaan Ibadah
Perasaan putus asa karena proses penyakitnya yang berkepanjangan dan menurunnya semangat untuk hidup, adanya penurunan kebutuhan spiritual seperti ibadah karena tubuh yang lemah.
(2) Kayakinan Tentang Kesehatan
Keluarga yang anggota keluarga ya menderita biasanya termasuk kedalam keluarga yang berasal dari kalangan menengah kebawah, sehingga yakin bahwa sehat itu sangat mahal.

4) Pemeriksaan Fisik yang dapat dikaji pada pasien rheumatik
a) Tanda-tanda vital
• Keadaan Umum :Tampak lemah
• Kesadaran :Adanya gangguan tingkat kesadaran
• Suhu :Berespon terhadap panas / dingin.
• Nadi :Frekuensi nadi yang tidak teratur
• Tensi :Pada rheumatik awal / belum lama ditemukan tekanan darah yang tinggi.
• Pernafasan :Frekuensi nafas teratur
• Berat badan :Karena rasa sakit otomatis intake nutrisi akan berkurang yang akhirnya akan mengalami penurunan berat badan.
• Tinggi badan :Relatif tetap.
b) Pemeriksaan Fisik dan Kebersihan perorangan.
• Kepala :Rambut kusam dan kering.
• Mata :Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat sklera tampak putih.
• Telinga :Bentuk telinga simetris, biasanya tidak ditemukan kehilangan kemampuan untuk mengenali rangsangan pendengaran.
• Hidung :Biasanya tidak ditemukan penurunan fungsi penciuman.
• Mulut :Tidak A simetris karena mengalami paralisis
• Leher :Biasanya simetris, tidak ada pembesaran KGB.
• Dada :Pergerakan simetris, suara nafas terdengar ronkhi, pernafasan tidak teratur bunyi jantung reguler.
• Abdomen :Bentuk abdomen datar saat berbaring, bising usus ada ( + ).
• Integumen :Turgor kulit jelek, kulit kering bersisik
• Ekstremitas :Biasanya merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas, mudah lelah, terdapat gangguan tonus otot, paralitik, kelemahan dan kelumpuhan
c. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Untuk menentukan sejauhmana keluarga memahami dan menjalankan peran dan fungsinya dalam merawat anggota keluarga yang sakit, maka kita perlu mengkaji data fungsi perawatan keluarga, yang meliputi :
1) Identitas keluarga
Diisi dengan nama kepala keluarga
2) Tanggal dikajinya
Mencantumkan tanggal, bulan dan tahun pengkajian dilakukan.
3) Masalah kesehatan
Masalah kesehatan adalah data maladaptive yang didapat dari pengkajian. Data kesehatan dapat berupa diagnosa medis, misal : rheumatik, stress dll
4) Masalah keperawatan
Masalah keperawatan didapat dari hasil pengkajian. Masalah keperawatan dapat berupa masalah actual, resiko dan potensial.
5) Data fungsi perawatan keluarga
Adalah data subjektif dan objektif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi perawatan keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan dari kemampuan keluarga dalam :
- Mengenal masalah
- Mengambil keputusan
- Merawat anggota keluarga, termasuk didalamnya kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
6) Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga tidak mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil tindakan mengenai suatu masalah atau tidak mampu melaksanakan perawatan terhadap anggota keluarga dengan masalah keperawatan tertentu. Dimana kesimpulan mengenai fungsi perawatan keluarga ini akan menjadi etiologi pada diagnosa keperawatan keluarga.

d. Analisa Data
"Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah apakah masalah itu masalah keperawatan atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat" (Nasrul Effendy, 1998: 97).
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan, kesehatan keluarga yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3) Karakter keluarga.

e. Perumusan masalah
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang didapat, dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum, mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pada penderita rheumatik adalah :
1). Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas
2). Resiko hipertensi berulang
3). Gangguan Rasa Aman : Cemas
4). Resiko Injuri

f. Menentukan Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga. Untuk menentukan masalah, perawat dapat menggunakan skala untuk menyusun masalah kesehatan keluarga sesuai dengan prioritas.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu :
1) Sifat masalah, dikelompokan, menjadi ancaman, kesehatan, tidak kurang sehat dan sejahtera yang dapat diketahui.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan tindakan keperawatan dan kesehatan.
3) Potensi masalah dapat dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
4) Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
Berdasarkan kriteria diatas untuk menyusun masalah keperawatan keluarga dapat kita gunakan skala pengukuran, seperti yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

TABEL 2

SKALA UNTUK MENYUSUN MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI DENGAN PRIORITAS

No Kriteria Nilai Bobot
1 2 3 4
1 Sifat masalah
Skala :
Ancaman kesehatan
Tidak/kurang sehat
Sejahtera

2
3
1

1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah skala :
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat

2
1
0

2
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi
Cukup
Rendah

3
2
1

1
4 Menonjol masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak segera ditangani
Masalah tidak dirasakan

2
1

0

1
Sumber : Perawatan Kesehatan Keluarga, DEPKES RI, Salvicion Bailon dan Maglaya, 1989 : 51
Skoring :
1) Tentukan skor untuk tiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot.
2. Perencanaan
Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan pelayanan keperawatan sebagai pedoman untuk memberikan pelayanan perawatan pada seseorang berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul.
“Rencana perawatan kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi” (Bailon, dan Maglaya, 1989 : 72).
Ciri-ciri perawatan keluarga :
1. Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi.
2. Merupakan hasil dan suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan pemikiran logis.
3. Rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masalah yang akan datang.
4. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi.
5. Rencana keperawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
6. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada :
1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.
2. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
3. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam menentukan masalah dan kebutuhan keperawatan keluarga.
a) Menentukan prioritas masalah.
b) Masalah tindakan yang tepat.
c) Pelaksanaan tindakan.
d) Penilaian hasil tindakan.
5. Rencana keperawatan dibuat secara tertulis
BAGAN 1
LANGKAH LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN
RENCANA KEPERAWATAN

Sumber : Perawatan Kesehatan Keluarga, Bailon dan Maglaya, 1989 : 76
Keterangan : Proses dalam mengembangkan rencana perawatan keluarga, menyangkut penggunaan metode Problem Solving atau pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa bagian penentuan masalah, sasaran, tujuan perawatan, rencana tindakan dan rencana evaluasi.
Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah rheumatik adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Mobilisasi
a. Gangguan Mobilisasi b . d ketidaktahuan keluarga mengenal tentang masalah gangguan mobilisasi pada pasien rheumatik.
1) Tujuan Umum
Keluarga mampu memahami masalah tentang gangguan mobilisasi.
2) Tujuan Khusus
- Keluarga dapat menjelaskan pengertian gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat menyebutkan faktor yang menyebabkan gangguan mobilisasi
3) Kriteria evaluasi
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian gangguan mobilisasi.
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari gangguan mobilisasi.
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan faktor yang menyebabkan gangguan mobilisasi.
4) Intervensi
- Berikan penyuluhan tentang pengertian, tanda dan gejala serta faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan mobilisasi.
- Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
- Beri reinforcement bila jawaban benar.
b. Gangguan mobilisasi b. d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gangguan mobilisasi pada pasien rheumatik.
1) Tujuan umum
Keluarga mau mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah gangguan mobilisasi.
2) Tujuan Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat yang ditimbulkan dari masalah gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk mengatasi masalah gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat mengambil keputusan / tindakan yang tepat pada anggota keluarga dengan masalah gangguan mobilisasi.

3) Kriteria evaluasi
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan akibat dari gangguan mobilisasi.
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah gangguan mobilisasi.
- Secara afektif keluarga memutuskan tindakan yang diambil untuk mengatasi gangguan mobilisasi.
4) Intervensi
- Beri penyuluhan kepada keluarga tentang akibat gangguan mobilisasi.
- Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
- Beri reinforcement bila jawaban benar.
- Diskusikan akibat gangguan mobilisasi.
- Jelaskan pada keluarga altematif yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mobilisasi.
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengambil keputusan.
c. Gangguan mobilisasi b . d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan gangguan mobilisasi.
1) Tujuan umum
Keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan mobilisasi.

2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat menjelaskan cara mengatasi gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat menjelaskan cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat mendemonstrasikan tentang cara – cara mobilisasi dengan tepat.
3) Kriteria evaluasi
- Keluarga dapat memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita gangguan mobilisasi.
- Keluarga dapat mendemonstrasikan tentang cara mobilisasi.
4) Intervensi
- Jelaskan pada keluarga tentang cara-cara melakukan perawatan pada klien dengan gangguan mobilisasi.
- Demonstrasikan pada keluarga tentang cara mobilisasi.

2. Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas
a. Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas b . d ketidaktahuan keluarga mengenal tentang masalah Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas pada pasien rheumatik.
1) Tujuan Umum
Keluarga mampu memahami masalah tentang Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
2) Tujuan Khusus
- Keluarga dapat menjelaskan pengertian Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari gangguan terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas.
- Keluarga dapat menyebutkan faktor yang menyebabkan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas
3) Kriteria evaluasi
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan faktor yang menyebabkan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .

4) Intervensi
- Berikan penyuluhan tentang pengertian, tanda dan gejala serta faktor yang menyebabkan terjadinya Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
- Beri reinforcement bila jawaban benar.
b. Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas b. d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gangguan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas pada pasien rheumatik.
1) Tujuan umum
Keluarga mau mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
2) Tujuan Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat yang ditimbulkan dari masalah gangguan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk mengatasi masalah Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Keluarga dapat mengambil keputusan / tindakan yang tepat pada anggota keluarga dengan masalah Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
3) Kriteria evaluasi
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan akibat dari Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Secara afektif keluarga memutuskan tindakan yang diambil untuk mengatasi Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
4) Intervensi
- Beri penyuluhan kepada keluarga tentang akibat Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
- Beri reinforcement bila jawaban benar.
- Diskusikan akibat Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Jelaskan pada keluarga altematif yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengambil keputusan.
c. Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas b . d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
1) Tujuan umum
Keluarga merawat anggota keluarga dengan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat menjelaskan cara mengatasi Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Keluarga dapat menjelaskan cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan gangguan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Keluarga dapat mendemonstrasikan tentang cara – cara mobilisasi dengan tepat.
3) Kriteria evaluasi
- Keluarga dapat memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Keluarga dapat mendemonstrasikan tentang cara mobilisasi.
4) Intervensi
- Jelaskan pada keluarga tentang cara-cara melakukan perawatan pada klien dengan Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas .
- Demonstrasikan pada keluarga tentang cara mobilisasi.

3. Resiko hipertensi berulang
a. Resiko hipertensi berulang b.d dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah resiko hipertensi berulang.
1) Tujuan umum
Keluarga mampu memahami mengenai resiko hipertensi berulang
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat menjelaskan mengenai resiko hipertensi berulang.
- Keluarga mau melakukan cara – cara perawatan bagi klien rheumatik.
3) Kriteria Evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai resiko hipertensi berulang.
- Keluarga mau melakukan cara – cara resiko hipertensi berulang.
4) Intervensi
- Kaji kembali tingkat pengetahuan keluarga mengenai resiko hipertensi berulang.
- Jelaskan pada keluarga mengenai resiko hipertensi berulang.
b. Resiko hipertensi berulang b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
1) Tujuan umum
Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat mengetahui pentingnya resiko hipertensi berulang.
- Keluarga dapat menggunakan fasilitas yang ada di dalam rumah untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
- Keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
3) Kriteria evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan mengenai resiko hipertensi berulang.
- Keluarga mau menggunakan fasilitas yang ada dirumah untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
- Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
4) Intervensi
- Jelaskan pada keluarga mengenai resiko hipertensi berulang.
- Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
c. Resiko hipertensi berulang b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Tujuan umum
Keluarga mampu melakukan perawatan pada klien dengan masalah resiko hipertensi berulang.
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat mengetahui resiko hipertensi berulang.
- Keluarga dapat menjelaskan cara mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
- Keluarga dapat melakukan perawatan secara psikomotor.
3) Kriteria evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai resiko hipertensi berulang.
- Keluarga mampu melakukan perawatan untuk mengatasi masalah resiko hipertensi berulang.
4) Intervensi
- Jelaskan pada keluarga mengenai resiko hipertensi berulang.
- Bantu keluarga untuk memenuhi perawatan klien dengan masalah resiko hipertensi berulang.

4. Ganggunan rasa aman : cemas
a. Ganggunan rasa aman : cemas b.d ketidaktahuan keluarga mengenal masalah ganggunan rasa aman : cemas.
1) Tujuan umum
Keluarga mampu memahami mengenai ganggunan rasa aman : cemas.
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat menjelaskan mengenai pengertian ganggunan rasa aman : cemas.
- Keluarga dapat menjelaskan sebab dari ganggunan rasa aman : cemas.
3) Kriteria Evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian ganggunan rasa aman : cemas.
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai sebab – sebab ganggunan rasa aman : cemas.
4) Intervensi
- Kaji kembali tingkat pengetahuan keluarga mengenai pengertian dan sebab dari ganggunan rasa aman : cemas.
- Jelaskan mengenai pengertian dan sebab ganggunan rasa aman : cemas.

b. Ganggunan rasa aman : cemas b.d ketidakmauan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ganggunan rasa aman : cemas.
1) Tujuan umum
Keluarga mau mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah ganggunan rasa aman : cemas.
2) Tujuan Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat yang ditimbulkan dari ganggunan rasa aman : cemas.
- Keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk mengatasi ganggunan rasa aman : cemas.
- Keluarga dapat mengambil keputusan / tindakan yang tepat pada anggota keluarga dengan ganggunan rasa aman : cemas
3) Kriteria evaluasi
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan akibat dari ganggunan rasa aman : cemas.
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah ganggunan rasa aman : cemas.
- Secara afektif keluarga memutuskan tindakan yang diambil untuk mengatasi ganggunan rasa aman : cemas.

4) Intervensi
- Beri penyuluhan kepada keluarga tentang akibat ganggunan rasa aman : cemas.
- Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
- Beri reinforcement bila jawaban benar.
- Jelaskan pada keluarga altematif yang dapat dilakukan untuk mengatasi ganggunan rasa aman : cemas.
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengambil keputusan.
c. Ganggunan rasa aman : cemas b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan ganggunan rasa aman : cemas.
1) Tujuan umum
Keluarga mampu melakukan perawatan pada klien dengan masalah ganggunan rasa aman : cemas.
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat mengetahui ganggunan rasa aman : cemas.
- Keluarga dapat menjelaskan cara mengatasi masalah ganggunan rasa aman : cemas.
3) Kriteria evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai pentingnya mengetahui ganggunan rasa aman : cemas pada klien.
- Keluarga mampu melakukan perawatan untuk mengatasi masalah ganggunan rasa aman : cemas.
4) Intervensi
- Jelaskan pada keluarga mengenai ganggunan rasa aman : cemas.
- Bantu keluarga untuk memenuhi perawatan klien dengan masalah ganggunan rasa aman : cemas.

5. Resiko injuri
a. Resiko injuri b.d ketidaktahuan keluarga mengenal masalah resiko injuri.
5) Tujuan umum
Keluarga mampu memahami mengenai resiko injuri.
6) Tujuan khusus
- Keluarga dapat menjelaskan mengenai pengertian resiko injuri.
- Keluarga dapat menjelaskan sebab dari resiko injuri.
7) Kriteria Evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian resiko injuri.
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai sebab – sebab resiko injuri.

8) Intervensi
- Kaji kembali tingkat pengetahuan keluarga mengenai pengertian dan sebab dari resiko injuri.
- Jelaskan mengenai pengertian dan sebab resiko injuri.
b. Resiko injuri b.d ketidakmauan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko injuri.
1) Tujuan umum
Keluarga mau mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko injuri.
2) Tujuan Khusus
- Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat yang ditimbulkan dari resiko injuri.
- Keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk mengatasi resiko injuri.
- Keluarga dapat mengambil keputusan / tindakan yang tepat pada anggota keluarga dengan resiko injuri
3) Kriteria evaluasi
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan akibat dari resiko injuri.
- Secara verbal keluarga dapat menyebutkan alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah resiko injuri.
- Secara afektif keluarga memutuskan tindakan yang diambil untuk mengatasi resiko injuri .
4) Intervensi
- Beri penyuluhan kepada keluarga tentang akibat resiko injuri.
- Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
- Beri reinforcement bila jawaban benar.
- Jelaskan pada keluarga altematif yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko injuri.
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengambil keputusan.
c. Resiko injuri b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan resiko injuri.
1) Tujuan umum
Keluarga mampu melakukan perawatan pada klien dengan masalah resiko injuri.
2) Tujuan khusus
- Keluarga dapat mengetahui resiko injuri.
- Keluarga dapat menjelaskan cara mengatasi masalah resiko injuri.
3) Kriteria evaluasi
- Keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai pentingnya mengetahui resiko injuri pada klien.
- Keluarga mampu melakukan perawatan untuk mengatasi masalah resiko injuri.
4) Intervensi
- Jelaskan pada keluarga mengenai resiko injuri.
- Bantu keluarga untuk memenuhi perawatan klien dengan masalah resiko injuri.

6. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu proses keperawatan keluarga berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun, pada tahap ini perawat berperan dalam melaksanakan perawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan dengan mengikut sertakan peran serta keluarga.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan keluarga disebabkan :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan.
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh.
c. Tidak mau menghadapi sesuatu.
d. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan :
1) Adat istiadat yang berlaku.
2) Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran.
3) Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.

e. Faktor lain yang bersumber dani perawat adalah :
1) Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku, kurang luwes).
2) Kurang memberikan penghargaan dan perhatian terhadap faktor-faktor sosial budaya.
3) Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan terhadap keluarga :
a) Sumber daya keluarga.
b) Tingkat pendidikan keluarga.
c) Adat istiadat yang berlaku.
d) Respon dan penerimaan keluarga.
e) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

7. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional :
S : merupakan hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga dan klien secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan
O : merupakan hal-hal yang ditemui secra objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
A : analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan yang terkait dengan diagnosa keperawatan.
P : merupakan perancanaan yang akan datang berdasarkan respon dari keluarga pada tahap evaluasi.
Hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam tahap evaluasi adalah :
a. Tujuan tidak realistis.
b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat.
c. Faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
Evaluasi dapat menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak, sehingga evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Pengkajian Keluarga
Data Umum
Nama Puskesmas : Ujungberung
Tanggal Pengkajian : 10 Juli 2009
Jarak untuk mencapai Puskesmas : 2 km
Nama Kepala Keluarga : Ny. J.
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku / bangsa : Sunda / Indonesia
Alamat : Cigending RT 03 / 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.

Daftar Anggota Keluarga
N
O Nama Anggota keluarga Hubungan Keluarga L/P Umur (thn) Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Kesehatan KB Immunisasi Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Ny. J KK P 64 SMP IRT Islam Sakit rheumatik Tidak -
2 An. I. Cucu P 22 SMA Swasta Islam Sehat Tidak -
3 An. S. Cucu P 17 SMK - Islam Sehat Tidak -

Data Khusus Keluarga
Type Keluarga
Keluarga Ny. J. termasuk kedalam type Singel Parent Family, dimana dalam rumah terdapat istri ( Kepala Keluarga )dan cucu, .
Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap usia lanjut dengan salah satu tugasnya menyesuaikan jika akan menghadapi kehilangan pasangan / kematian.
Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Keadaan Biologis Keluarga
Keadaan Kesehatan
Dalam keluarga Ny. J. yang mengalami masalah kesehatan yaitu Ny. J. mengalami rheumatik . sedangkan anggota keluarga yang lain dalam keadaan sehat.
Kebersihan Keluarga
Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga Ny. J. seperti mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi setiap kali mandi, kebiasaan mencuci rambut seminggu hanya 2 kali dengan menggunakan shampo. Kebersihan badan dan pakaian anggota keluarga cukup. Keadaan rumah tampak bersih.
Penyakit Yang Sering Diderita
Penyakit yang sering diderita oleh anggota keluarga adalah demam, batuk dan pilek biasa.
Penyakit Kronis / Menular
Tidak pernah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis.
Kecacatan Anggota Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kecacatan.
Pola Makan
- Jenis makanan : Nasi, sayur, tahu / tempe
- Frekuensi : 3 kali sehari
- Keseimbangan gizi : Menu sudah seimbang
- Keluarga memberikan makanan khusus kepada Ny. J., yaitu makanan yang disajikan dengan kadar garam yang rendah.
Pola Istirahat
Tidur siang
Anggota keluarga yang sering tidur siang adalah Ny. J., dimana mereka tidur + 1-2 jam sehari, sedangkan anggota keluarga yang lain tidak pernah tidur siang.
Tidur malam
Seluruh anggota keluarga biasa tidur malam pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB (lamanya + 8 jam), tidak ada yang mengalami gangguan tidur.
Reproduksi / Akseptor KB
Dalam keluarga Ny. J. tidak ada yang menggunakan alat kontrasepsi.

Psikologis Keluarga
Keadaan Emosi / Mental
Keadaan emosi seluruh angggota keluarga tampak stabil, menurut keluarga jarang sekali terjadi pertengkaran di dalam rumah.
Koping Keluarga
Menurut keluarga bila timbul suatu masalah, biasanya dibicarakan bersama dan dicari jalan keluarnya.
Kebiasaan Buruk
Dalam keluarga, tidak ada yang mempunyai kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kesehatan.

Rekreasi
Seluruh anggota keluarga jarang melakukan rekreasi khusus bersama, paling juga rekreasi di rumah seperti nonton TV dan mendengarkan radio.
Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga, komunikasi antar anggota keluarga cukup baik, dimana anggota keluarga berkomunikasi dalam bahasa Sunda dan terkadang menggunakan bahasa Indonesia.
Pengambil Keputusan
Dalam hal pengambilan keputusan, biasanya selalu dimusyawarahkan bersama dan yang paling sering mengambil keputusan terakhir adalah Ny. J. sebagai kepala keluarga.
Peran Informal
Menurut keluarga setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing, seperti Ny. J harus penurut dan Ny. J. sebagai educator dan motivator dengan tujuan agar keluarganya tetap harmonis.

Sosial Ekonomi Keluarga
Hubungan Dengan Orang lain
Hubungan dengan orang lain cukup baik terbukti dengan klien mau berkomunikasi dan berinteraksi dengan tetangganya.

Kegiatan Organisasi Sosial
Ny. J. aktif di beberapa kegiatan sosial seperti : pengajian, PKK, sampai ke kecamatan.
Keadaan Ekonomi
Ny. J. hidup dengan biaya berasal dari pensiunan dan usaha masing masing kepala keluarga.
Pemasukan : Rp. 1.000.000
pengeluaran :
Biaya makan Rp. 400.000
Sekolah Cucunya Rp. 400.000
Biaya listrik Rp. 100.000 +
Rp. 900.000
Saldo Rp.100.000
Spiritual Kultural Keluarga
Keadaan Beribadah
Seluruh anggota keluarga Ny. J. beragama Islam dan kebiasaan menjalankan ibadah shalat 5 waktu setiap harinya oleh seluruh anggota keluarga.
Keyakinan Tentang Kesehatan
Menurut keluarga, sehat itu penting, Ny. J. berharap agar penyakitnya cepat sembuh dan bisa seperti orang lain lagi yang sehat.

Nilai dan Norma
Nilai dan norma keluarga sama dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat, tidak ada yang bertentangan.
Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Dalam keluarga tidak ada adat yang bertentangan dengan kesehatan.

Lingkungan Rumah
Kebersihan dan Kerapihan
Rumah klien cukup bersih dan tidak memberikan kesan acak-acakan, keluarga selalu menyapu dan mengepel lantai rumah tiap hari.
Penerangan
Penerangan dirumah keluarga Ny. J. dengan menggunakan lampu neon sehingga memberikan kesan terang tidak redup, kebutuhan listrik untuk penerangan 900 watt.
Ventilasi
Ventilasi dirumah keluarga Ny. J. kurang baik tidak terdapat jendela udara.
Jamban
Jamban pribadi tidak cukup terjaga kebersihannya, bak air dibersihkan tiap 2 minggu sekali.

Sumber Air Minum
Sumber Air minum berasal dari PAM.
Pemanfaatan Halaman
Keluarga tidak mempunyai halaman
Pembuangan Air Kotor
Air bekas mandi, BAB dan BAK dibuang ke sungai dengan pipa tertutup.
Pembuangan Sampah
Sampah biasanya di buang ke TPS.
Sumber Pencemaran
Tidak ada pabrik yang menyebabkan pencemaran dilingkungan keluarga Ny. J..
Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Tinggal serumah
: Menikah : Meninggal
9)Denah Rumah

Keterangan :
: Kamar
: Ruang Tamu
: Ruang Keluarga
: Kamar Mandi/WC
: Dapur

Pengkajian Individu
Ny. J.
Identitas
Nama : Ny. J.
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Alamat : RT 03/ 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung

Alasan ke Puskesmas / Dikunjungi
Klien mengatakan lebih murah dan lebih terjangkau.
Riwayat Kesehatan
Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami
Ny J mengatakan 2 tahun yang lalu pernah sakit pankreatitis sehingga harus dirawat di rumah sakit Ujungberung.
Masalah Kesehatan Sekarang
Ny J megakatakan sudah 3 tahun lutut kaki kirinya kadang-kadang sakit tapi tidak disertai merah dan bengkak, akhir-akhir ini sakit terasa pada kedua lututnya. Ny J mengatakan kedua lututnya terasa sakit apabila telah melakuakan perjalanan jauh (kecapaian) atau setelah makan kacang-kacanagan dan jeroan. Sakitnya akan berkuranga atau hilang apabila diistirahatkan atau diberi parem kocok. Ny J mengatakan bahwa baru 2 bulan ini tekanan darahnya kadang-kadang tinggi pernah mencapai 180/100 mmHg.
Pada saat dikaji Ny J tidak dalam keadaan sakit lutut dan tekanan darahnya normal 130/90 mmHg.
Masalah Kesehatan Keluarga (turunan)
Menurut Ny J dikeluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan seperti arhitmia, jantung atau kencing manis.
Kebiasaan Sehari-hari
Biologis
No Kebisaan Data
1 Pola Nutrisi
Makan
Frekwensi
Jenis
Jumlah
Minum
Frekwensi
Jenis
Jumlah

3x/hari
Nasi, lauk, tempe,/tahu, sayuran, buah
1 posi

8-10 gelas/hari
Air putih, air teh
+ 2000 s/d 2500 cc

No Kebisaan Data
2 Pola Eliminasi
BAB
Frekwensi
Konsistensi
Bau
Pola
BAK
Frekwensi
Jumlah
Warna
Bau

1x/hari
Lembek
Khas feces
Malam

5x/hari
1x/200 ml
Kuning jernih
Khas urine
3 Personal Hygiene
Mandi
Keramas
Gosok gigi
2x/hari
3x/minggu
2x/hari
4 Istirahat tidur
Pola
Lamanya
Kualitas Tidur
Siang : 1 jam malam : 6 jam
7 jam
Nyenyak.

b. Psikologis
Keadaan emosi Ny J kelihatan stabil, terbukti Ny J kooperatif saat diajak komunikasi oleh perawat.
Sosial
Hubungan Antar Keluarga
Hubungan Ny J dengan cucunya baik, jarang ada pertengkaran atau permusuhan.
Hubungan Dengan Orang Lain
Hubungan Ny J dengan orang lain baik terlihat seringnya Ny J bersosialisasi dengan orang lain dan aktif di kegiatan sosial.
Spiritual / Kultural
Pelaksanaan Ibadah
Ny J mengatakan selalu melakukan shalat 5 waktu kadang-kadang shalat malam. Ny J juga aktif dalam kegiatan pengajian dilingkungan rumahnya.
Kayakinan Tentang Kesehatan
Ny J mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan penyakit merupakan cobaan dari Alloh SWT.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36 0C
BB : 64 Kg
TB : 155 cm
b. Keadaan Umum
1. Kesadaran : Compos mentis
c. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Cardiovaskuler
Bunyi jantung reguler, bunyi S1 dan S2 terdengar jelas (lub dub). Tidak ada suara jantung patologis (mur-mur) CRT kembali dalam 2 detik. TD 130/90 mmHg.
2. Sistem Pencernaan
Abdomen tampak datar dan lembut, tidak tampak bekas trauma pada palpasi tidak ada nyeri tekan. Tidak teraba benjolan/massa. Hepar dan lien tidak teraba pembesaran, mual tidak ada nafsu makan baik. BAB lancar.
Sistem Integumen
Kulit agak keriput, elastisitas kulit menurun, warna kulit sawo matang, tidak tampak adanya peradangan.
Sistem Perkemihan
Pada saat palpasi kandung kencing kosong, ginjal tidak teraba nyeri tekan pada ginjal tidak ada, frekwensi BAK 5x/hari. Urine berwarna kuning jernih.
Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret dan lesi tidak ada pernapasan cuping hidung, (PCH) tidak ada retraksi intercostae. Bentuk dan pergerakan dada simetris, frekwensi pernapasan 18x/menit. Suara napas terdengar vesikuler disemua area paru. Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi.
Sistem Endokrin
Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada keluhan cepat lapar.
Sistem Muskuloskletal
Pergerakan pada kedua tangan dan kaki dapat digerakan kesegala arah, kekuatan otot pada ektermitas atas dan bawah baik. 5 5
5 5
Sistem Persyarafan
Sistem persyarafan tidak ada keluhan. 12 syarat cranial berfungsi dengan normal.

Pengkajian Pemeriksaan fisik

No Aspek yang Dinilai Ny. J. Nn I Nn. S
1 2 3 4
1 Penampilan Bersih Bersih Bersih
2 Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis
3 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah

Nadi

Respirasi

Suhu
Berat badan
Tinggi Badan
130 / 90 Mmhg

80 x /mnt

18 x /mnt

36 ?C
64 kg
154 cm
120 /80 Mmhg

80 x /mnt

16 x /mnt

36? C
70 kg
160
110/70 mmHg

88 x/menit

16 x/menit

36? C
50 kg
50 cm
4 Kepala
Bentuk
Rambut
Kulit kepala
Simetris
Warna hitam, banyak uban, tidak mudah di cabut, bersih, tidak ada lesi Simetris
Wana hitam lurus, bersih, tidak ada lesi Simetris
Warna hitam lurus, bersih, tidak ada lesi
5 Mata
Seklera
Conjungtipa
Palpebra
Fungi

Putih, tidak ada ikterik
Tidak pucat
Tidak oedema
Bila melihat benda jarak 6 meter
Putih tidak ada ikterik
Tidak pucat
Tidak oedema
Bila membaca jarak 6 meter
Putih tidak ada ikterik
Tidak pucat
Tidak oedema
Bila membaca jarak 6 meter
6 Bentuk hidung
Keadaan

Fungsi penciuman

Simetris
Tidak bengkak, tidak berlendir
Fungsi Penciuman baik bisa membedakan bau Simetris
Tidak bengkak, tidak berlendir
Fungsi Penciuman baik dapat membedakan bau Simetris
Tidak bengkak, tidak berlendir
Fungsi Penciuman baik dapat membedakan bau
7 Telinga
Bentuk
Keadaan
Fungsi pendengaran
Simetris
Baik
Fungsi pendengaran baik,terbukti dapat menjawab pertanyaan petugas
Simetris
Baik
Fungsi pendengaran baik,terbukti dapat menjawab pertanyaan petugas
Simetris
Baik
Fungsi pendengaran baik,terbukti dapat menjawab pertanyaan petugas

1 2 3 4 5
8 Mulut
Lidah

Gigi
Dapat digunakan, fungsi menelan baik
Lengkap
Dapat digunakan, fungsi menelan baik
Lengkap
Dapat digunakan, fungsi menelan baik
Lengkap
9 Leher

Pembengkakan JVP

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

10 Dada
Bentuk
Suara nafas
Respirasi
Bunyi jantung
Simetris
Resonan
18 x/menit
reguler
Simetris
Resonan
16 x/menit
Reguler
Simetris
Resonan
16 x/menit
Reguler
11 Abdomen
Bentuk
Nyeri tekan
Simetris
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
12 Ekstrimitas
Atas
Pergerakan

Ekstrimitas bawah

Kekuatan otot

Kedua tangan dapat digerakan, tidak ada oedema

Kedua kaki dapat digerakan bebas, lutut kadang sakit
5 5
5 5

Kedua tangan dapat digerakan, tidak ada oedema

Kedua kaki dapat digerakan bebas

5 5
5 5

Kedua tangan dapat digerakan, tidak ada oedema

Kedua kaki dapat digerakan bebas

5 5
5 5
13 Integumen
Turgor
Keadaan
kuku
? 2 detik
Agak keriput
Pendek bersih
? 2 detik
Elastis
Pendek bersih
? 2 detik
Elastis
Pendek bersih

Analisa Data
NO DATA MASALAH KESEHATAN MASALAH KEPERAWATAN
1 DO . - Tekanan darah :130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36 0C
Skala nyeri : 0
DS – Ny J mengatakan kadang-kadang lututnya terasa sakit tapi tidak disertai bengkak dan kemerahan
Ny J mengatakan saat ini kedua lututnya sedang tidak terasa sakit
Ny J mengatakan kedua lututnya terasa sakit apabila telah melakuakan perjalanan jauh (kecapaian) atau setelah makan kacang-kacanagan dan kerupuk emping.

Rheumatik pada Ny. J. Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga dengan rhematik
1 2 3 4
2 DO : - TD 130/90 mmHg
Klien tampak tenang
BB 64 kg
TB 155 cm
DS :
Ny. J. mengatakan tidak mengeluh pusing
Ny. J. mengatakan bahwa baru 2 bulan ini tekanan darahnya kadang-kadang tinggi pernah mencapai 180/100 mmHg.
Ny J mengatakan kalau pusing minum obat captropil Hipertensi pada Ny. J. Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan hipertensi

3 DO : - Keseimbangan lansia resiko jatuh ringan
Kondisi ruangan
Penerangan Ruangan keluarga
Lantai kamar mandi bercorak dan licin
Tangga ke kamar mandi tinggi (40 cm)
DS : - Rheumatik pada Ny. J. Resiko Jatuh sedang pada Ny. J. berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga lansia dengan rhematik

Diagnosa Keperawatan
Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga dengan rheumatik
Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga dengan hipertensi
Resiko Jatuh sedang pada Ny. J. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga lansia dengan rhematik

Modifikasi dari bartel indeks

No Kriteria Dengan Bantuan Mandiri Keterangan
1

2

3

4

5

6
7
8
9
10

11

12

13 Makan

Minum

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur,sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
Mandi
Jalan di permukaan dasar
Naik turun tangga
Mengenakan pakaian
Kontrol bowl

Kontrol bledder (BAK)

Olahraga/ latihan

Rekreasi 5

5

5 - 10

0

5
5
0
5
5
5

5

5

5 10

10

15

5

10
15
15
10
10
10

10

10

10 Frekwensi : 3x/hari
Jumlah : 1 porsi habis
Jenis : Nasi, lauk, tahu/tempe, sayuran
Frekwensi : 8 gelas-10 gelas/hari
Jumlah : 2000-2500 cc/hari
Jenis : Air Putih, air teh
Mandiri tidak pakai kursi roda

Frekuensi 2x/hari

Dilakukan sendiri
Frekuensi 2x/hari

Dilakukan sendiri

Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Frekuensi : 5x/hari
Warna : Kuning jernih

Keluar kota
Total Score 140 = Mandiri

Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan Short Portable Mental Stany Questiones (SPSMQ)
Benar Salah No Pertanyaan
? 01 Tanggal berapa hari ini ?
? 02 Hari apa sekarang ?
? 03 Apa nama tempat ini ?
? 04 Dimana alamat anda ?
? 05 Berapa umur anda ?
? 06 Kapan anda lahir ?
? 07 Siapa nama presiden Indonesia sekarang
? 08 siapa nama presiden Indonesia sebelumnya
? 09 Siapa nama ibu anda ?
? 10 Pengurangn berurutan dari 20 dikurangi 3
10 0
Total Skore : 0 = Fungsi intelektual utuh
Interpensi hasil : a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Aspek kognitif Nilai Maks Nilai Klien Kriteria
Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
? Tahun
? Musim
? Tanggal
? Hari
? Bulan
Orientasi 5 5 Dimana kita berada sekarang
? Negara Indonesia
? Provinsi Jawa Barat
? Kota bandung
? PSTW
? Wisma
Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa) 1detik untuk meingatakan objek, kemudian tanyakan kepada klienketiga objek tadi (untuk disebutkan)
? Objek balpoin
? Objek buku
? Objek penggaris
Perhatian dan kalkulasii 5 5 Mintakan untuk memulai dari angki 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat 93-86-79-72-65
Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulang ketiga objek pada no 2 (registrasi) tadi. Bila benar 1 poin untuk masing-masing objek (balpoin, buku, penggaris)
Bahasa 9

?
?
?

?
?
?

?

?
? Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan bendanya pada klien.
Balpoin
Kertas
Minta klien untuk meminta mengulang kata berikut
Tak ada jika dan tetapi, bila benar nilai satu poin
Pertanyakan benar 2 buah : tak ada, tetapi,
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah :
Ambil kertas ditangan anda
Lipat dua
Taruh dilantai
Perintahkan kepada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai poin 1)
Tutup mata anda
Perintahkan kepada klien untk menulis satu kalimat dan menyalin gambar
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar

Jumlah : 30 aspek mognitif dan fungsi mental baik
Interprestasi : > 23 aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 Kerusakan aspek fungsi mental ringan
? 17 terdapat keruksakan aspek mental besar

Pengkajian keseimbanagn untuk lansia
Perubahan posisi/gerakan keseimbangan
Bangun dari kursi
Tidak bangun dan duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubugnya keatas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil, pada saat berdiri pertama nilai : 0
Duduk di kursi (dimasukan dalam analisis)
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan : kursi yang keras dan tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
Nilai : 0
Mata tertutup :
Sama seperti diatas ( pemeriksaan pasien tentang ..............penglihatan untuk keseimbangan )
Nilai :0
Perputaran leher
Menggerakan kaki, menggerakan objek untuk dukungan, kaki tidak meneyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
Nilai : 0
Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu, flexi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung kaki.
Nilai : 0
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek kecil (misal pulpen), dari lantai memegang objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple bangun
Nilai : 0
Komponen gaya berjalan atau gerakan
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan, ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan,
Nilai : 0
Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki ketika melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki)
Kontinuitas langkah (lebih baik diobservasi dari samping pasien), setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki, sementara kaki yang lain menyentuh lantai.
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi, berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan
Jumlah nilai 0 : Resiko jatuh rendah.

Pengkajian Keluarga Mandiri

Tanggal Masalah kesehatan Masalah keperawatan Kriteria Keluarga Mandiri Kategori
masalah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10/07/2009 Rheumatik pada Ny J Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan rhematik - ? - ? ? - -
- - - (KM I)
10/07/2009 Hipertensi pada Ny J Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan hipertensi - ? ?
? (KM II)
10/07/2009 Rheumatik pada Ny J Resiko Jatuh sedang pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga lansia dengan rhematik
-
?
?
? (KM II)

No Kriteria skor Bobot Hasil pembenaran
1

Sifat masalah
Skala
Aktual( tidak/kurang/sehat)
Ancaman
Keadaan Sejahtera

3

2
1

1

2/3 x1 =2/3 Ny J mengatakan bahwa penyakitnya sebagai ancaman kesehatan

2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
mudah
Sebagian
Tidak Dapat

2
1
0

2

1/2x 2= 1 Ny J masih kurang patuh terhadap diet/makanan yang menyebabkan rheumatik tetapi Ny J olahraga secara teratur.
3 Potensial masalah dapat dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah

3
2
1

1

3/3x1=1 Apabila Ny J patuh terhadap diet rheumatik, maka penyakit rhematik bisa disembuhkan
4 Menonjolnya masalah :
Skala
Masalah berat harus segera ditangani.
Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

1/2x 1= 1/2 Karena keluhan rematik tidak dirasakan setiap saat
Jumlah 3 1/6
Prioritas Diagnosa Keperawatan

No Kriteria skor Bobot Hasil pembenaran
1

Sifat masalah
Skala
Aktual( tidak/kurang/sehat)
Ancaman
Keadaan Sejahtera

3

2
1

1

2/3 x1 =2/3 Ny J mengalami hipertensi 3 bulan yang lalu TD naik turun, saaat pengkajian TD 130/90 mmHg

2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
mudah
Sebagian
Tidak Dapat

2
1
0

2

1/2x 2= 1 Ny J masih kurang patuh terhadap diet hipertensi tetapi Ny J olahraga secara teratur dan rajin kontrol dan minum obat hipertensi
3 Potensial masalah dapat dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah

3
2
1

1

2/3x1=2/3 Penyakit hipertensi Ny J belum kronis, Ny J rajin melakukan senam jantung dan senam lansia
4 Menonjolnya masalah :
Skala
Masalah berat harus segera ditangani.
Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

1/2X1=1/2 Masalah dapat diatasi bila Ny. J. Patuh terhadap diet, olah raga, kontrol ke pelayanan kesehatan dan minum obat
Jumlah 2 5/6
2.Masalah : Resiko kekambuhan hipertensi

3.Masalah : Resiko jatuh sedang

No Kriteria skor Bobot Hasil pembenaran
1 Sifat masalah
Skala
Aktual( tidak/kurang/sehat)
Ancaman
Keadaan Sejahtera

3
2
1

2

2/3 x1 =2/3 Kondisi rumah tidak memenuhi sayarat untuk lansia

Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :

Mudah
Sebagian
Tidak Dapat `

2
1
0

2

½x 2= 1 Kondisi rumah bisa dimodifikasi terutama dikamar mandi diberi alat pegangan

Potensial masalah dapat dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah 3
2
1
1

1/3x1=1/3 Ny J masih merasa mampu melakukan ADL tanpa bantuan
Menonjolnya masalah :
Skala
Masalah berat harus segera ditangani.
Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

0/2x 1= 0 Ny J tidak merasakan adanya masalah yang bisa menyebabkan jatuh
Jumlah 1

Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas

Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan rhematik
Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan hipertensi
Resiko Jatuh sedang pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga lansia dengan rhematik

No Tgl Dianosa Keperawatan Tujuan Kriteria Standar
1 10/07/09 Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan rhematik
Kekambuhan rhematik tidak terjadi Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit :
Keluarga mengetahui tentang penyakit rhematik, mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahan rhematik

Keluarga mau melakukan perawatan terhadap keluarga dengan rhematik.

Keluarga mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap anggota keluarga dengan rhematik Keluarga menyebutkan pengertian rhematik
Keluarga menyebutkan penyebab rhematik
Keluarga menyebutkan tanda dan gejala rhematik
Keluarga menyebutkan cara perawatan dan pencegahan rhematik
Keluarga mendiskusikan cara perawatan dan pencegahan rhematik

Keluarga melakukan tindakan pencegahan dan perawatan penyakit rhematik.

Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

Rencana Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
Berikan pengkes mengenai pengertian rhematik
Berikan penkes mengenai penyebab rhematik
Berikan pengkes mengenai tanda dan gejala rhematik
Berikan pengkes mengenai cara perawatan dan pencegahan rhematik
Berikan motivasi kepada keluarga untuk melakukan cara perawatan dan pencegahan rhematik

Berikan demonstrasi mengenai tindakan pencegahan dan perawatan rhematik Tgl 11/7/09 jam 10.00 WIB
Memberi penjelasan mengenai penyakit rhematik mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan serta pencegahannya

Memberi motivasi kepada keluarga untuk melakukan perawatan dan pencegahan rhematik
Mendiskusikan dengan keluarga cara untuk melakukan perawatan dan pencegahan rhematik
Tgl 11/07/09 jam 10.20 WIB
Melakukan demonstrasi tentang diit rhematik dengan menghindari atau mengurangi makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya :
Yang berprotein tinggi, seperti sarden, otak, jeroan, sea food
Yang mengandung alkohol : tape
Golongan sayuran : kacang-kacangan, bayam, kangkung. S. Keluarga menyebutkan tentang penyakit rhematik, mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahan rhematik
O. Keluarga memperhatikan penjelasan dari petugas
Keluarga mampu mengulangi apa yang didemonstrasikan cara perawatan dan pencegahan rhematik
A. Masalah teratasi sebagian.
P. Lanjutkan intervensi

No Tgl Dianosa Keperawatan Tujuan Kriteria Standar
2 10/07/09 Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga dengan hipertensi
Kekambuhan hipertensi tidak terjadi
Tekanan darah normal 120/80 s/d 140/90 mmHg
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit :
Keluarga mengetahui tentang penyakit hipertensi, mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahan rhematik

Keluarga mau melakukan perawatan terhadap keluarga dengan hipertensi
Keluarga mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap anggota keluarga dengan hipertensi Keluarga menyebutkan pengertian hipertensi
Keluarga menyebutkan penyebab hipertensi
Keluarga menyebutkan tanda dan hipertensi
Keluarga menyebutkan cara perawatan dan pencegahanhipertensi
Keluarga mendiskusikan cara perawatan dan pencegahan hipertensi
Keluarga melakukan tindakan pencegahandan perawatan penyakit hipertensi

Rencana Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
Berikan pengkes mengenai pengertian hipertensi
Berikan penkes mengenai penyebab hipertensi
Berikan pengkes mengenai tanda dan gejala hipertensi
Berikan pengkes mengenai cara perawatan dan pencegahan hipertensi

Berikan motivasi kepada keluarga untuk melakukan cara perawatan dan pencegahan hipertensi
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan dan pencegahan hipertensi

Berikan demonstrasi mengenai tindakan pencegahan dan perawatan hipertensi Tgl 11/7/09 jam 11.00 WIB
Memberi penjelasan mengenai penyakit hipertensi mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan serta pencegahannya

Tgl 11/07/09 Jam 11.20 WIB
Memberi motivasi kepada keluarga untuk melakukan hidup sehat
Mengurangi makanan yang asin-asin
Olahraga secara teratur
Mengontrol tekanan darah 1 bulan sekali
Tgl 11/07/09 jam 11.15 WIB
Memperlihatkan contoh makanan yang tidak boleh untuk penderita hipertensi : Daging domba, makanan yang asin-asin S. Keluarga menyebutkan tentang penyakit rhematik, mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahan hipertensi
O. Keluarga memperhatikan penjelasan dari petugas
A. Masalah teratasi sebagian.
P. Lanjutkan intervensi

No Tgl Dianosa Keperawatan Tujuan Kriteria Standar
2 10/07/09 Resiko Jatuh sedang pada Ny J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat angota keluarga lansia dengan rhematik
Resiko jatuh sedang tidak terjadi
Keluarga dapat menyediakan rumah sehat bagi lansia
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 10 menit :
Keluarga mengetahui kriteria rumah sehat bagi lansia

Keluarga mengetahui akibat/bahaya rumah yang tidak sehat bagi lansia

Keluarga mampu melakukan keperawatan terhadap akeluarga dengan resiko jatuh sedang
Keluarga mampu melakukan keperawatan terhadap akeluarga dengan resiko jatuh sedang

Keluarga menyebutkan kriteria rumah sehat bagi lansia
Keluarga menyebutkan dampak dari rumah yang tidak sehat/membahayakan bagi lansia
Keluarga mendiskusikan mengenai kriteria rumah sehat bagi lansia
Keluarga mampu memodifikasi rumah supaya aman dan sehat bagi lansia

Rencana Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi

Berikan penjelasan mengenai rumah sehat bagi lansia

Sebutkan dampak dari rumah yang tidak sehat

Berikan motivasi kepada keluarga untuk menyediakan rumah sehat dan aman bagi lansia

Identifikasikan sumber dana dan sarana yang bisa digunakan untuk memodifikasi lingkungan rumah sehat

Libatkan anggota keluarga yang lain untuk pembiayaan dan memodifikasi lingkungan rumah sehat bagi lansia. Tgl 11/7/09 jam 11.30 WIB
Memberi penjelasan mengenai rumah sehat bagi lansia
Rumah sehat bagi lansia adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan menjamin keamanan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa menimbulkan resiko.
Kriteria Rumah sehat.
Ventilasi harus cukup
Penerangan harus cukup
Warna dinding sebainya warna yang kontras
Lantai tidak bercorak dan licin
Tempat tidur tidak terlalu tinggi
Memberikan penjelasan dampak dari rumah yang tidak sehat.
Bila lantai licin dan penerangan kurang bisa terjadi resiko jatuh bagi lansia.

Tgl 11/07/09 Jam 11.50 WIB
Memberi motivasi kepada keluarga untuk menyediakan rumah sehat bagi lansia
“ bu bagaimana kalau lampu diganti dengan watt yang lebih besar ± 10 watt tiap ruangan”
“ Bu bagaimana kalau di kamar mandi diberi papan pegangan agar lansia tidak jatuh

Tgl 11/07/09 jam 12.00 WIB
Identifikasikan sumber dana dan sarana yang tersedia
“ Bu punya bahan apa untuk membuat pegangan kayu di kamr mandi ?
Melibatkan anggota keluarga yang lain untuk pembiayaan dan memodifikasi lingkungan rumah sehat bagi lansia S. Keluarga menyebutkan kriteria rumah sehat bagi lansia
O. Penerangan Kurang
Lantai kamar mandi tinggi dan licin
A. Masalah teratasi sebagian.
P. Lanjutkan intervensi

Pembahasan
Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.J., terdapat kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan antara teori yang terdapat pada bab II dan kenyataan pada studi kasus dilapangan.
Pada bab ini penulis akan membahas masalah-masalah yang merupakan kesenjangan antara teori dan pelaksanaan praktek secara langsung, serta faktor pendukung dan penghambat kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. J. serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat.
Pengkajian
Pengkajian bertujuan untuk mengumpulkan data tentang keluarga agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah kesehatan dan keperawatan baik fisik, mental, sosial dan lingkungan, dalam melakukan pengkajian penulis menggunakan beberapa teknik diantaranya wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
Data yang harus dikumpulkan menurut teori adalah :
Data keluarga.
Data umum
Data khusus keluarga
Keadaan psikologis keluarga.
Keadaan biologis keluarga.
Keadaan lingkungan.
Sosial ekonomi keluarga

Data individu
Sedangkan data individu adalah semua data yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan keperawatan individu baik secara fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Pada tahap pengkajian, keluarga Ny. J. menyambut baik kedatangan penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan secara teoritis.data subjektif yang dikumpulkan harus harus berdasarkan keterangan seluruh anggota keluarga pada saat pengumpulan data, penulis mendapatkan hambatan yaitu tidak dapat mengumpulkan data kesehatan secara lengkap, terutama untuk data penunjang yaitu laboratorium, diagnostik
Upaya yang dilakukan oleh penulis adalah memanfaatkan data seadanya untuk mendukung tahap pengkajian.
Setelah penulis mendapatkan data yang diperoleh kemudian secara teori menganalisa dan mengelompokan data menjadi masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
Berdasarkan masalah kesehatan rheumatik secara teori masalah keperawatan yang akan muncul adalah :
Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas
Resiko hipertensi berulang
Gangguan Rasa Aman : Cemas
Resiko Injuri
(Doengoes, 199 : 293)
Tetapi berdasarkan hasil pengkajian dilapangan masalah keperawatan yang muncul adalah :
Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny. J.
Resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny. J.
Resiko Jatuh sedang pada Ny. J.
Berdasarkan masalah keperawatan yang muncul dilapangan, ternyata hanya dua masalah yang muncul sesuai dengan teori. Untuk masalah keperawatan : Gangguan Rasa Aman : Cemas tidak muncul ini karena didukung oleh keadaan klien yang cukup baik, klien bisa berkomunikasi dengan lancar tanpa ada pengucapan kata-kata yang tidak jelas, klien masih bisa merasakan sentuhan, rasa yang menandakan persepsi sensorinya yang masih baik sehingga penulis tidak mengangkat ketiga masalah tersebut.

Perencanaan.
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dianalisa dan bila masalah sudah teridentifikasi, kemudian dirumuskan masalah keperawatan. Rencana keperawatan disusun dengan melibatkan keluarga secara optimal agar dalam pelaksanaannya terjalin suatu kerjasama yang saling membantu dalam proses pencapaian tujuan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada tahap perencanaan penulis menemukan hambatan yaitu kerjasama dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan keluarga Ny.J. sulit dilaksanakan, karena keluarga ini kurang menyadari adanya masalah yang dirasakan, juga keterbatasan dana yang dimiliki keluarga.
Upaya penanganan untuk mengatasi hambatan itu penulis menyusun rencana kegiatan yang meliputi penjelasan-penjelasan dan penyuluhan serta demonstrasi yang ada sangkut pautnya dengan masalah kesehatan dan keperawatan yang ada dalam dalam keluarga Ny.J., agar perencanaan dapat terwujud maka penulis tetap melakukan kontrak waktu terlebih dahulu untuk menentukan waktu yang tepat untuk membuat perencanaan bersama-sama dengan keluarga Ny.J.

Pelaksanaan.
Tindakan keperawatan pada Ny.J. dilakukan sesuai dengan perencanaan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan perilaku yang mencerminkan hidup sehat, mempertahankan perilaku yang baik agar lebih baik, dan mencegah adanya keadaan sakit dan memulihkan keadaan yang tidak sehat menjadi sehat.
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis melakukan tindakan keperawatan yang meliputi : memberikan penyuluhan mengenai rheumatik (arti, tanda dan gejala, akibat, faktor dan cara perawatannya), mendemonstrasikan teknik dan cara perawatannya, mendemonstrasikan cara pembuatan menu diet rendah garam, mengajarkan teknik dan cara merawat klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri yang diakibatkan oleh rheumatik.
Tujuan dari penyuluhan adalah agar pengetahuan keluarga meningkat sehingga keluarga mengerti, menyadari dan berkemauan serta berkemampuan melaksanakan atau mampu menolong diri sendiri dalam masalah kesehatannya, sehingga dapat memperhatikan perilaku sehatnya dimasa yang akan datang.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis menyadari adanya hambatan yaitu faktor kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarganya dan kurangnya kemampuan keluarga dalam menyerap materi yang disampaikan oleh penulis, dari faktor keterampilan (psikomotor), keluarga lambat dalam mengikuti setiap demonstrasi yang diberikan penulis, adapun upaya penulis untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan memberikan penyuluhan sejelas mungkin dan memperhatikan kemampuan keluarga untuk menerima materi yang disampaikan dan mengikutsertakan terus keluarga dalam melakukan demonstrasi dengan tujuan agar keluarga lebih terampil secara psikomotor, dan selalu memberikan motivasi pada keluarga dengan tujuan agar keluarga terdorong untuk melakukan setiap rangkaian pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Evaluasi.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai sejauh mana tujuan perawatan telah tercapai. Secara teori yang bisa dinilai dalam tahap evaluasi adalah aspek afektif, kognitif dan psikomotor yaitu keluarga meningkat pengetahuannya mengenai masalah yang muncul, adanya kemauan keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah yang muncul, dan adanya peningkatan keterampilan dalam mengatasi masalah yang muncul. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.J., yang telah penulis bina dari tanggal 10 – 15 Juli 2009, sebagian sudah memenuhi harapan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum yang bisa dievaluasi pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. J.
Adapun tindakan keluarga yang masih perlu dievaluasi yaitu mengenai perawatan rheumatik yang dilakukan oleh Ny.J. karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis bahwa untuk masalah yang masih perlu dievaluasi, penulis merujuk Puskesmas terkait untuk melanjutkan pembinaan pada keluarga Ny.J.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah penulis melakukan pembinaan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. J. dengan masalah Rheumatik pada Ny. J. di di RT 03 RW 09 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung pada tanggal 10 – 15 Juli 2009 secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan, maka penulis dapat menarik beberapa simpulan :
1. Pengkajian
Masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga Ny. J. dengan masalah rheumatik pada Ny. J. adapun masalah keperawatan yang didapatkan adalah Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny. J., resiko kekambuhan Hipertensi pada Ny. J., resiko Jatuh sedang pada Ny. J Dalam tahap pengkajian ditemukan hambatan berupa data yang kurang untuk menunjang keadaan Ny. J. setelah mengalami rheumatik yaitu hilangnya data penunjang seperti data laboratorium, radiologi dan data lainnya.
2. Perencanaan
Berdasarkan rencana yang telah disusun bersama keluarga, penulis menyusun rencana yaitu mengikutsertakan keluarga dalam penyuluhan dan demonstrasi tentang masalah rheumatik, dengan melihat sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh keluarga, pada tahap ini ditemukan hambatan yaitu keluarga tidak menyadari adanya masalah dan keterbatasan dana keluarga dalam mengatasi masalah tersebut.

3. Pelaksanaan
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan yang meliputi : memberi penyuluhan mengenai gangguan mobilisasi, mendemonstrasikan teknik dan cara penanganan rheumatik, mendemonstrasikan cara pembuatan menu diet rendah garam, mengajarkan teknik - teknik dan cara merawat klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri yang diakibatkan oleh rheumatik. Adapun hambatan dalam tahap ini yaitu kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul. Dalam pelaksanan tidak berjalan dengan lancar dengan adanya hambatan tersebut.
4. Evaluasi
Pada tahap evaluasi diperoleh adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada keluarga Ny. J. tentang masalah pada Ny. J. Keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gangguan tersebut.
Keluarga dapat memberikan perawatan pada Ny. J. yang mengalami gangguan kekambuhan rheumatik dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

B. Saran
1. Pengkajian.
Pada tahap ini diharapkan keluarga mampu memberikan data-data yang akurat yang dapat menunjang hasil pengkajian sehingga masalah yang muncul dari tahap pengkajian sesuai dengan data yang sebenarnya.
Untuk memudahkan kondisi suatu wilayah kerja puskesmas diperlukan pendataan mengenai keadaan kesehatan yang didokumentasikan dengan baik, sehingga memudahkan untuk mengetahui seberapa besar kejadian masalah kesehatan yang ada, oleh karena itu Puskesmas diharapkan dapat lebih memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan kasus diwilayah kerjanya guna menunjang data yang dibutuhkan dalam tahap pengkajian.
2. Perencanaan.
Dalam tahap ini diharapkan keluarga dapat mengenali adanya masalah dan keluarga diharapkan mampu bekerjasama untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan.
Diharapkan keluarga dapat mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. J. DENGAN RHEUMATIK PADA Ny. J. DI RT 03 RW 09 KELURAHAN CIGENDING KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG

KARYA TULIS

Disusun Oleh:
Aep Indarna

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA BANDUNG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
( STIKES ) BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2009

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Gizi RS Cipto Mangun Kusumo. Penuntun Diit, Jakarta : PT Gramedia Utama, 1995.

Bailon, G. Salvacion dan Maglaya, S. arceli, Perawatan Kesehatan Keluarga,Jakarta :EGC, 1998.

Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, Jakarta : EGC, 2002.

Doengoes, Marilyn E’dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Rawat Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2001.

Effendi, Nasrul, Keperawatan Kesehatan Keluarga : Teori dan Praktek, Jakarta : EGC, 1998.

Friedman, Marilyn, M, Keperawatan Kesehatan Keluarga : Teori dan Praktek, jakarta : EGC, 1998

http : //www.infokes.com//, 2000

Ignatavicius, Donna D. et al, Medical Surgical Nursing : A Nursing Proccess Approach 2nd Edition, Philadhelpia : W.B Saunders Company : 1995

Price Anderson, Sylvia, Patofisiologi. Edisi 4.Jakarta : EGC, 1994

S. Nasution dan M Thomas, Buku Penuntun membuat Tesis Skripsi Disertai Makalah, Bumi Aksara, Jakarta 2002.

Padmawinata, Kosasih, Pengendalian hipertensi, Laporan Komisi Pakar WHO, ITB, Bandung, 2001

LAMPIRAN
FORMAT
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya informasi mengenai penyakit rheumatik pada keluarga
Tn. K
Pokok Bahasan : Penyakit Sendi dan Tulang
Sub Pokok Bahasan : Rheumatik
Sasaran : Keluarga Tn. K
Waktu : 15 Menit ( 10.00 – 10.15 WIB)
Pertemuan Ke : 1
Tanggal : Juli 2005
Tempat : Rumah Tn. K, Jln Sukabakti 6 No 17 RT 05 RW 03 Sukabungah

I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu memahami penyakit rheumatik.

II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian rheumatik dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
2. Menyebutkan penyebab rheumatik dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
3. Menyebutkan tanda dan gejala rheumatik dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
4. Menyebutkan pencegahan rheumatik dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
5. Menyebutkan perawatan rheumatik dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let

III. Pokok Materi
1. Pengertian rheumatik
2. Penyebab rheumatik
3. Tanda dan gejala rheumatik
4. Pencegahan rheumatic
5. Perawatan rheumatic

IV. Kegiatan Belajar Mengajar
- Metode : curah pendapat, ceramah, tanya jawab
1. Langkah – langkah kegiatan :
A. Kegiatan Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan materi, media dan tempat
2. Kontrak waktu
B. Membuka Pembelajaran
1. Memberi salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan pokok bahasan
4. Menjelaskan tujuan
5. Apersepsi
C. Kegiatan inti
1. Penyuluh menyampaikan materi
2. Sasaran menyimak materi
3. Sasaran mengajukan pertanyaan
4. Penyuluh menjawab pertanyaan
5. Penyuluh menyimpulkan jawaban
D. Penutup
1. Evaluasi
2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
3. Memberi salam

V. Media Dan Sumber
• Media : Leaflet dan flip card
• Sumber :
1. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol. 3, Brunner & Suddarth, EGC. 2002
2. Patofisiologi Edisi 4 Juilid 2, Sylvia A. Price. 1999

VI. Evaluasi
• Prosedur : Post test
• Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
• Butir soal : 5 soal
1. Sebutkan pengertian rheumatic i !
2. Sebutkan penyebab rheumatic (minimal 4 dari 6)!
3. Sebutkan tanda dan gejala rheumatik!
4. Sebutkan pencegahan rheumatik !
5. Sebutkan perawatan rheumatik !

VIII. Lampiran Materi dan Media

Bandung, 26 Juli 2005
Penyuluh,

Heri Herniawan.
NIM : 11102011

Lampiran Materi

RHEUMATIK

D. PENGERTIAN RHEUMATIK
Penyakit yang menyerang otot dan sendi yang bersifat mendadak dan cenderung menahun sehingga otot dan sendi terasa nyeri
E. PENYEBAB RHEUMATIK
1. Virus
2. Stress
3. Penumpukan asam urat
4. Alergi terhdap dingin
5. Aktivitas yang berlebihan
6. Faktor genetik
C. TANDA DAN GEJALA RHEUMATIK
1. Cepat lelah
2. Rasa kaku di pagi hari
3. Bengkak pada jaringan sendi
4. Rasa sakit yang hilang timbul
5. Kadang-kadang kurang napsu makan
F. PENCEGAHAN RHEUMATIK
1. Diit yang baik untuk mencegah reumatik dengan cara menghindari atau mengurangi makanan yang tinggi kadar asam uratnya:
? Yang berprotein tinggi khususnya protein hewani, seperti sarden, kerang, sea food, jeroan otak, bebek burung
? Golongan sayur seperti : kacang-kacangan, kembang kol, bayam, jamur
? Makanan yang mengandung alcohol seperti tape dan durian
? Minuman yang mengandung soda
2. mengkonsumsi vitamin B dan C
3. memeriksakan kesehatan terutama kesehatan tulang
G. PERAWATAN RHEUMATIK
1. Minum air putih yang banyak ( minimal 6-8 gelas/hari )
2. Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
3. Kompres dingin pada sendi yang sakit yang disertai warna kemerahan. Yaitu dengan waslap dengan air es ditempelkan pada sendi yang bengkak
4. Kompres hangat pada sendi yang sakit yang tanpa disertai kemerahan
5. Olahraga dengan teratur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar