KANKER KORPUS UTERI
I. Pengertian
Kanker korpus uterus adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah 2/3 bagian atas rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Sarwono,1994).
Kanker korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau miometrium. Dianggap tumor ganas endometrium bila histologi berjenis adenokarsinoma atau adenoakantoma.
II. Faktor predisposisi
1. Obesitas
Obesitas berhubungan dengan terjadinya peningkatan resiko sebesar 20 - 80 %. Wanita yang mempunyai kelebihan berat badan 11 - 25 kg mempunyai peningkatan resiko 3 kali dan 10 kali pada wanita yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 25 kg.
2. Nuiliparitas
Pada wanita nulliparitas dijumpai peningkatan resiko sebesar 2 - 3 kali.
3. Diabetes Melitus
Didapati peningkatan resiko sebesar 2,8 kali pada wanita penderita diabetes melitus.
4. Hipertensi
Sebesar 25 - 75 % penderita mengidap hipertensi.
5. Estrogen eksogen
Pada wanita menopause yang mengkonsumsi estrogen eksogen akan terjadi peningkatan resiko sebesar 4,5 - 13,9 kali.
6. Late menopause
Wanita yang menopause sesudah umur 52 tahun akan terjadi peningkatan resiko sebesar 2,4 kali. Disamping itu dapat terjadi pada wanita pramenopause dengan sikius haid yang tidak teratur.
7. Polycystic,ovarian syndrome
8. Penyakit kandung empedu
9. Merokok
10. Tamoxifen
Wanita pengguna tamoxifen akan terjadi peningkatan resiko sebesar 2 - 3 kali.
III. Histopatologi
Yang dianggap pendahulu (precursor) didapat pada waktu kuretase atas indikasi perdarahan disfungsi adalah hiperplasia adenomatosa atau hiperplasi endometrium yang atipik.
90% Tumor ganas endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma, sisanya adalah karsinoma epidermoid, adenoakantoma, sarkoma dan karsinoma-sarkoma.
Adenokarsinoma endometrium secara histologik dibagi menjadi 3 derajat ( grading) sesuai dengan prognosisnya ;
G1 diferensiasi sel-sel masih baik
G2 sudah terdapat bagian-bagian yang solid/padat
G3 sebagian besar adalah sel padat/solid atau diferensiasi sel-sel sudah tidak baik lagi.
Sebagian besar karsinoma endometrium adalah adenocarcinoma
1. Makroskopis
• Uterus. membesar, permukaan dalamnya kasar, mempunyai daerah yang berpapil-papil yang menempati sedikitnya setengah uterus dan kadang tumor bebentuk polypoid dengan dasar yang terang.
• Permukaannya bisa halus dan ada perdarahan serta rongga uterusnya membesar dengan dinding uterusnya yang tipis.
• Biasanya tumor terdapat di daerah fundus.
• Dapat menginvasi ke dalam miometrium (bise tidak)
2. Mikroskopis
- Umumnya adenocarcinoma adalah differensiasi sel - sel columnar yang baik dengan bentuk kelenjarnya menyerupai endometrium phase proliferasi tetapi sudah menginvasi ke stroma dan miometrium.
- Sel epitel kelenjarnya beriapis-lapis.
- Sering tampak kelenjar yang tidak teratur dan bentuknya seperti cribriform, mempunyai banyak inti berbentuk bundar dengan Chromatin yang berkelompok dan anak inti yang jelas.
- Tampak gambaran mitosis tetapi dapat tidak jelas.
- Kira-kira 20 % kasus mengandung sel stroma yang berisi lemak.
- Dari 113 kasus, tampak daerah hyperplasia endomethum yang atypik atau cystik dimana hal ini dapat mempengaruhi prognosanya.
Adenocarcinoma endometrium mempunyai sub type:
1. Sakretrory adenocarcinoma
2. Musinous adenocarcinoma
3. Ciliated cell adenocarcinoma
IV. Penyebaran
Penyebaran adenokarsinoma endometrium biasanya lambat kecuali pada G3. Tumor dengan diferensiasi sel-sel yang tidak baik cenderung menyebar ke permukaan kavum uterus dan endoserviks. Jika telah sampai di endoserviks penyebaran selanjutnya seperti karsinoma serviks uterus
1. Jaringan sekitarnya
Penyebaran adenocarcinoma endometrium biasanya lambat terutama pada yang differensiasi baik. Penyebarannya ke arah permukaan kevum uteri dan endoserviks. Dari kavum uteri menuju ke stroma endomethum ke miomterium ke ligamentum latum dan organ sekitarnya. Jika telah mengenai endoserviks, penyebaran selanjutnya seperti pada adenocarcinoma serviks.
2. Melalui kelenjar limfe
Penyebarannya meialui keleniar limfe ovahum akan sampai ke keteniar para aorta dan meialui kelenjar limfe uterus akan menuju ke kelenjar iliaka interna, eksterna dan iliaka communis serta meialui kelenjar limfe ligamentum rotundum akan sampai ke kelenjar limfe inguinal dan femoral.
3. Melalui aliran darah
Biasanya proses penyebarannya sangat lambat dan tempat metastasenya adalah paru, hati dan otak.
V. Pembagian dalam tingkatan Klinik
Ada dua klasifikasi yang dianut menurut FIGO juga UICC.
A. Klasifikasi menurut FIGO.
Tingkat Kriteria
Tingkat Klinik 0
Tingkat klinik I :
Ia :
Ib :
G1 :
G2 :
G3 :
Tingkat Klinik II:
Tingkat Klinik III :
Tingkat Klinik IV : Karsinoma In Situ, lesi para-neoplastik seperti hiperplasia adenomatosa endometrium, atau hiperplasia endometrium yang atipik
Proses masih terbatas pada korpus uterus
Sondase kavum uterus 8 cm atau kurang
Sondase kavum uterus > 8 cm
Diferensiasi sel-sel baik
Terdapat bagian bagian yang padat ( solid )
Sebagian besar sel padat/solid atau seluruhnya tak berdifensiasi
Proses meluas sampai ke serviks
Proses sudahb keluar uterus tapi masih dalam panggul kecil
Proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah mencapai mukosa rektum atau kandung kemih
B. Klasifikasi menurut UICC (Union International Contra le Cancer)
UICC Kriteria FIGO
T-1 :
T-2 :
T-3 :
T-4 : Karsinoma masih terbatas di korpus
Karsinoma telah meluas sampai di serviks, tapi belum sampai keluar uterus
Karsinoma telah keluar dari uterus, termasuk penyebarannya ke vagina, namun masih tetap berada dalam panggul kecil
Karsinoma telah melibatkan mukosa rektum atau kandung kemih dan atau meluas sampai di luar panggul kecil.; I
II
III
IV
VI. Gejala Klinis.
Awal dari pemeriksaan ginekologi biasanya negatif, tersembunyi dan membahayakan. Dalam banyak kejadian gejala dikaitkan dengan menopause berupa getah vagina kemerahan atau sesudah menopause. Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan
Lanjut muncul keluhan tekanan akibat membesarnya korpus uterus.
Pembesaran dan fiksasi uterus akibat infiltrasi sel ganas ke dalam parametrium. Pada wanita dalam masa klimakterium atau menopause mengalami perdarahan dari rahim.
VII. Diagnose
1. Gejala klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan ginekologi
Dilakukan pemeriksaan rektovaginal.
4. Pemeriksaan sitologi (pap smir)
Pemeriksaan ini kurang berarti oleh karena sel-sel adenocarcinoma yang eksfoliatif biasanya telah mengalami sitolisis dalam rongga uterus.
5. Pemeriksaan histologi
a.Office endometrial aspiration biopsy
b.Dilatasi dan kuretase
c.Histeroskopi - endometrial biopsi -
6. Histerograft
7. Pemeriksaan tambahan.
a. Darah
b. Urin
c USG dan MRI
d. Foto thorax
e. Fungsi hati dan kadar gula darah
f. Fungsi ginjal (intravenous urography)
g. Sigmoidoscopy dan barium enema CA 125
VIII. Penatalaksanaan
TAH ( Total Abdominal Histerektomi ) + BSO (Bilateral Salpingo Oophorektomy)
Tindakan ini merupakan pilihan utama untuk kasus tingkat klinis T-is (KIS) dan T-1.Kombinasi pembedahan dengan radioterapi sebelum dan sesudah pembedahan dilakukan pada tinghkat T-1, T-2 dan kasus T-3 yang dinilai masih operabel. Penyinaran sebelum operasi akan mengurangi terjadinya rekurens lokal dan metastasis. Jenis penyinaran ditentukan akan diberikan aplikasi radium intrakaviter atau penyinaran luar dengan Cobalt 60 ditentukan oleh ginekolog dan radioterapis berdasarkan tingkat klinis penyakit, besarnya uterus dan hasil pemeriksaan histologi. Operasi dilakukan 2-6 minggu sesudah penyinaran selesai, tergantung dari jenis penyinaran yang dilakukan.
Pada tingkat klinis T-3 yang dinilai un operabel hanya dilakukan penyinaran dan pengobatan hormonal dengan pemberian preparat progestatif dosis tinggi, sedangkan pada T-4 tujuan paliatif hanya diberi terapi hormonal dengan progestatif dosis tinggi. Seperti Medroxy Progesteron Asetat (MPA), provera, Tamoxzifen. Pengobatan hormonal dapat menahan penyebaran sel ganas sebab pemberian hormonal dengan progrestatif dosis tinggiharus diteruskan selama pengobatan masih memberi respon.
IX. PATOFISIOLOGI CANCER CORPUS UTERI
Cancer Corpus Uteri
Tumbuh di dinding uterus brd di bawah endometrium & Tumbuh keluar dinding menonjol ke dalam rongga uterus uterus
Gejala/ Tanda
Perdarahan Pembesaran Uterus
Pe↓Suplai darah Gg Hematologi Kurang Pengetahuan Gg Sirkulasi Penekanan syaraf
Gg Perfusi Jar pe ↓ imun tubuh Cemas Nekrosis
Radang
Resiko Infeksi
Nyeri
Penekanan
Kandung kencing Uretra Ureter rectum
PoliUri Retensio Uri Hidronefrosis Obstipasi/Tenesmus
Gangguan Eliminasi Uri Gangguan Eliminasi Alvi
X. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri dan perasaan rahim berkontraksi, perdarahan
Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan dan rasa nyeri intra servikal.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Data yang perlu dikaji adalah :
Riwayat abortus,kuretase, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang menderita kanker.
Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:
Ca korpus uterus sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama kebersihan dari saluran urogenital.
Data khusus:
1. Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna darah, adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar setelah koitus, pekerjaan yang dilakukan sekarang
2. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, uterografi,sitologi, USG.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahn intrauteri
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
c. Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra uteri
d. Cemas b.d terdiagnose ca korpus akibat kurangnya pengetahuan tentang Ca.Korpus Uteri dan pengobatannya.
e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan terhadap pemberian sitostatika.
3. Perencanaan
Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra uteri
Tujuan :
Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik :
Kriteria hasil :
a. Perdarahan intra uteri sudah berkurang
b. Konjunctiva tidak pucat
c. Mukosa bibir basah dan kemerahan
d. Ektremitas hangat
e. Hb 11-15 gr %
d. Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37 C, RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )
- Cek Hb
- Cek golongan darah
- Beri O2 jika diperlukan
- Pemasangan vaginal tampon.
- Therapi IV
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.
Tujuan :
- Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi penurunan berat badan
- Porsi makan yang disediakan habis.
- Keluhan mual dan muntah kurang
Intervensi :
- Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
- Berika makan TKTP
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Jaga lingkungan pada saat makan
- Pasang NGT jika perlu
- Beri Nutrisi parenteral jika perlu.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra uteri
Tujuan
- Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami
Kriteria hasil :
- Klien dapat menyebutkan cara-cara mengurangi nyeri yang dirasakan
- Intensitas nyeri berkurangnya
- Ekpresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :
- Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien
- Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.
- Ajarkan teknik relasasi dan distraksi
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
- Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri
Cemas yang b.d terdiagnose kanker korpus uteri kurangnya pengetahuan tentang kanker korpus uteri, penanganan dan prognosenya.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosenya.
Kriteria hasil :
- Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita
- Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien.
- Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi.
- Sumber-sumber koping teridentifikasi
- Ansietas berkurang
- Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.
Rencana Tindakan :
- Berikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan persaannya.
- Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara mengentrol dirinya.
- Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan penyesuaian. ( Ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah tidak efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem pendukung yang positif).
- Tunjukkan adanya harapan
- Tingkatkan aktivitas dan latihan fisik
Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien mjd stabil.
Kriteria hasil :
- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.
- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi :
- Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.
- Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikanb perasaan dan pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.
- Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya.
- Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
- Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.
- Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes M.E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Cetakan I. Jakarta.
Mardjikoen P.(1994) Dalam : tumor ganas alat genital. Dalam :Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Soekimin(2005) Dalam : artikel kuliah karsinoma endometrium.
BagianPatologi Anatomi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
thx a lot for the info!
BalasHapus