Selasa, 09 Juni 2009

DASAR PENULISAN ARTIKEL

DASAR-DASAR MENULIS ARTIKEL ILMIAH

Tujuan Pembelajaran
• Menerapkan karakteristik bahasa Indonesia artikel ilmiah dalam penulisan proposal
• Mengorganisasi ide dalam bentuk kalimat dan paragraf berdasar kaidah kalimat dan paragraf yang baik
• Menulis proposal dan atau artikel ilmiah berdasarkan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku

Pokok Bahasan
• Bahasa Indonesia Artikel Ilmiah
• Pengembangan Kalimat dan Paragraf
• Kaidah Menulis Artikel Ilmiah
a) Kaidah umum
b) Perancangan peringkat
c) Penyajian table dan gambar
d) Penulisan rujukan dan daftar pustaka

DASAR-DASAR MENULIS ARTIKEL ILMIAH

Menulis adalah berkomunikasi
Menulis merupakan salah satu cara berkomunikasi, sebagaimana kita mengenal bahasa lisan, bahasa tulis, bahasa isyarat bahkan bahasa cinta. Karena itu apapun bentuk dan jenis penulisannya, suatu tulisan harus mampu menjelaskan keinginan penulis kepada pembaca yang dituju. Menulis juga merupakan suatu proses berpikir, yang akan menunjukkan seberapa jauh keruntutan, dan kelogisan proses berpikir seseorang dari sebuah tulisan dalam menjelaskan atau menyampaikan suatu ide. Dalam menulis sebuah tulisan ilmiah, bukan semata-mata menuntut kelancaran menulis atau menuangkan suatu ide tetapi lebih merupakan kemampuan dalam mengorganisasikan ide, sehingga mudah dipahami, ringkas, berbasis fakta dan tidak menimbulkan ambivalensi. Namun menulis memang juga merupakan sebuah ketrampilan, yang perlu dimulai dan dilatih secara terus menerus untuk melahirkan kecepatan dan kelancaran dalam menuangkan dan mengorganisasikan ide.
Secara keseluruhan tulisan akan terdiri dari kata, kalimat dan paragraf yang membentuk suatu kesatuan ide. Maka kemampuan menulis yang baik didasari oleh ketepatan pemilihan dan penggunaan kata, kemampuan menyusun dan mengembangkan kalimat serta paragraf secara efektif dan runtut. Pemahaman tentang tata bahasa baku (sesuai dengan bahasa yang digunakan dalam penulisan) merupakan modal dasar yang penting. Karena kesalahan tata bahasa dapat memberikan perbedaan arti dan interpretasi. Dalam bagian ini akan disajikan, beberapa dasar kaidah Indonesia dalam penulisan kata, kalimat dan paragraf, serta bagaimana menyusun kalimat dan paragraf.

Bahasa Indonesia Artikel Ilmiah
Hasil proses perumusan masalah, perancangan desain penelitian dituangkan komponen dari proposal penelitian maupun laporan hasil penelitian. Penulisan proposal harus memenuhi kaidah penulisan ilmiah dan tata bahasa yang disepakati, disamping format baku penulisan ilmiah. Perbedaan utama penulisan ilmiah dan non ilmiah adalah pada penyusunan dan pemilihan kata. Pada penulisan ilmiah selain harus mengikuti format baku, penyusunannya juga mengikuti alur logika sehingga dapat mengarah kepada kesimpulan secara sistematis. Pemilihan setiap kata cenderung bersifat formal, bukan bahasa prokem dan efisien. Disamping itu setiap pernyataan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Bahasa Indonesia menulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa tulis memiliki ciri (1) kosa kata dipilih secara cermat, (2) pembentukan kata dilakukan secara sempurna, (3) kalimat dibentuk secara lengkap, dan paragraf (4) dikembangkan secara lengkap dan padu (kohesif dan koheren), selain itu hubungan antara gagasan harus terlihat jelas, rapid an sistematis (Basuki,2000).
Dalam penulisan ilmiah, kesalahan yang sering dilakukan adalah pada pemilihan kata atau bahasa yang tidak tepat, berlebihan dan tidak efisien. Selain itu seringkali kalimat maupun paragaraf yang disusun tidak membentuk kesatuan ide, atau tidak lengkap, sehingga sulit dipahami maknanya. Karena itu, pada bagian berikut akan dibahas terlebih dahulu mengenai penulisan kalimat dan paragraf secara sepintas.

Pengembangan Kalimat dan Paragraf
Mengembangkan kalimat
Kalimat merupakan serangkaian kata-kata yang tersusun dengan kaidah tertentu dan menyatakan satu kesatuan ide atau pernyataan. Berdasarkan susunannya suatu kalimat dapat bersifat simple atau komplek. Struktur dasar kalimat terdiri dari:
Subyek + Predikat + Obyek + Keterangan
Subyek menunjukkan pelaku dan predikat menunjukkan kegiatan yang dilakukan sedangkan predikat menunjukkan sasaran dari predikat. Biasanya dapat ditambahkan keterangan untuk menjelaskan lebih detail predikat, maupun obyek.
Pada kalimat komplek, masing-masing komponen dapat berupa frase yang terdiri dari Subyek+Predikat+Obyek

Contoh kalimat
Perawat menulis dokumen asuhan keperawatan setiap hari
Perawat yang bertanggungjawab terhadap pasien menulis asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggungjawabnya
Kalimat utama terdiri dari Subyek (frasa : Perawat yang bertanggungjawab terhadap pasien), Predikat (menulis), Obyek yang diterangkan adalah asuhan keperawatan (frase asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggungjawabnya).
Kesalahan yang sering terjadi, kalimat yang disusun tidak lengkap, (hanya menjelaskan subyek. Biasanya kesalahan terjadi karena kalimat yang dibentuk merupakan kalimat kompleks, sehingga secara secara sepintas sudah terdiri dari S+P namun masih merupakan satu komponen (subyek saja atau predikat saja). Kesalahan lain, kalimat memuat terlalu banyak ide, sehingga justru membingungkan dan tidak lengkap, sebagaimana contoh di bawah:
Timbulnya kekecewaan pada ibu tentang asi tidak mencukupi kebutuhan bayinya karena kurangnya pengetahuan ibu selama kehamilan tidak memperhatikan perawatan payudara yang baik. supaya proses laktasi berlangsung secara sempurna + 25 % kenyataan langsung dari survei perawat Puskesmas seorang ibu tidak menyusui anaknya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara.

Selain perawat dituntut untuk mempunyai ketrampilan dalam memahami dan mengendalikan emosi, berempati dan mempunyai motivasi untuk berkomunikasi.

(coba kembangkan bagaimana sebaiknya kalimat di atas dituliskan sehingga memudahkan pemahaman)

Mengembangkan Paragraf
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang menjelaskan suatu kesatuan ide. Biasanya paragraf terdiri dari kalimat utama, dan kalimat-kalimat pendukung yang menjelaskan kalimat utama dan kalimat kesimpulan. Umumnya susunan kalimat dalam paragraf dimulai dengan kalimat utama, kalimat pendukung kemudian kalimat kesimpulan atau sebaliknya.
Sebuah paragraf mempunyai tiga fungsi pokok. Paragraf berfungsi menyatukan kalimat untuk membentuk satu kesatuan ide atau gagasan. Pengelompokan kalimat dalam paragraf yang ditandai dengan masuknya baris pertama paragraf atau perbedaan spasi antar paragraf akan memberikan ‘visual break’ bagi pembaca sehingga memberi kesempatan untuk berhenti dan memikirkan atau mengartikan ide. Fungsi terakhir paragraf adalah untuk menunjukkan alur atau perkembangan ide antar paragraf.
Dalam penulisan satu esai atau satu sub-bab, masing-masing paragraf juga memiliki fungsi masing-masing. Paragraf pertama biasanya merupakan pengantar, kemudian disusul paragraf isi yang bisa terdiri dari lebih satu paragraf. Paragraf isi bisa bersifat menjelaskan masing-masing aspek secara kronologis, menyempitkan fokus dari general ke spesifik, mendeskripsikan atau memaparkan topik. Paragraf yang terakhir merupakan paragraf kesimpulan.
Kesalahan yang sering terjadi, paragraf tidak merupakan kesatuan ide, kalimat dalam paragraf tidak sistematis. Kesalahan lain paragraf tersusun dari kalimat yang terlalu panjang, susunan antar paragraf tidak sistematis, atau satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat yang menggabungkan beberapa ide. Sebagai konsekuensinya penulis membentuk paragraf hanya dengan acuan panjang pendek suatu paragraf, sebagaimana contoh di bawah ini
Keberadaan perawat di rumah sakit PKU Muammadiyah Yogyakarta sangatlah essensial karena perawat selain menempati proporsi terbesar dalam rumah sakit, juga perawat merupakan pelaksana perawatan utama yang langsung berhubungan dengan pasien dan keluarga selama 24 jam
Dalam pelaksanaan perawatannya itu, perawat harus mempunyai sikap peduli, kasih saying, cinta kasih, siap membantu, melindungi dan mendukung serta memberikan rasa nyaman dan aman terhadap pasien dan keluarganya
(Perhatikan bahwa kedua paragraf diatas hanya terdiri dari satu kalimat. Kalimat yang disajikan juga menggabungkan terlalu banyak ide).
Sebuah paragraf yang baik harus merupakan satu kesatuan, koheren dan dikembangkan dengan baik (well developed). Paragraf disebut memiliki satu kesatuan ide jika seluruh kalimat dalam satu paragraf hanya menyajikan satu ide. Untuk mengevaluasi dalam satu paragraf seharusnya hanya ada satu kalimat pokok, sedang kalimat lain harus merupakan gagasan penunjang dari kalimat pokok.
Contoh
Pelayanan kesehatan di Rumah sakit merupakan bagian pembangunan manusia seutuhnya yang tidak hanya mengutamakan penyembuhan dan pemulihan kesehatan tetapi mengutamakan kepuasan pasien. Tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan akan kepuasan ini semakin meningkat disebabkan pada saat ini masyarakat semakin kritis dan menyadari akan hak-haknya (Tim PSIK UMY, 2002) .
Dalam paragraf di atas kedua kalimat yang disajikan merupakan dua gagasan pokok yang berdiri sendiri, dan tidak ada kalimat yang merupakan gagasan pendukung. Sebaiknya dipisahkan menjadi dua paragraf. Paragraf pertama bertema konsep atau pemahaman fungsi pelayanan rumah sakit, kemudian disajikan kalimat pendukung yang dapat berupa contoh atau penjelasan mengenai masing-masing aspek fungsi.
Ciri kedua dari paragraf yang baik adalah adanya koherensi. Artinya ide yang disajikan dalam kalimat pada paragraf mengalir secara sistematis dan logis antar satu kalimat ke kalimat berikut. Koherensi suatu paragraf dapat dibangun dengan memperhatikan urutan dan penempatan kalimat serta penggunaan kata sambung yang tepat.
Paragraf yang baik juga berciri ‘well developed’. Artinya gagasan pokok yang disajikan dalam kalimat utama cukup didukung dengan gagasan-gagasan dalam kalimat pendukung sehingga cukup memberikan pemahaman. Meskipun demikian tidak terdapat pedoman baku berapa banyak gagasan pendukung yang harus disajikan. Penyajian gagasan pendukung dapat berupa penjelasan dari masing-masing aspek yang ditampilkan pada gagasan utama maupun penyajian contoh, yang diakhiri dengan penyimpulan.

Kaidah Menulis Artikel Ilmiah
Kaidah penulisan artikel ilmiah dapat dibedakan menjadi kaidah yang bersifat universal dan kaidah yang bersifat khusus. Kaidah penulisan yang bersifat universal lebih banyak terkait dengan ejaan dan tata bahasa yang baik dan benar. Sedangkan kaidah khusus terkait dengan sistematika, format, dan tekhnik pembakuan yang dikembangkan oleh institusi maupun jurnal penerbitan artikel ilmiah. Dalam sub bab ini akan dibahas dua kaidah khusus yaitu sistematika peringkat dan penulisan rujukan serta daftar rujukan (referensi).
Sistematika peringkat
Sistematika peringkat mempunyai peran penting dalam mengorganisasi judul, sub judul dan anak sub judul sehingga memudahkan pembaca dalam mencari maupun menyimpulkan. Tidak konsistennya sistematika penjenjangan dapat mengurangi pengorganisasian ide dan makna tulisan secara keseluruhan. Misalnya suatu sub bagian bias dianggap sebagai anak sub bagian jika sistematikanya sama.
Penulisan sistematika peringkat dapat menggunakan jenis huruf yang berbeda (besar, kecil), cetak miring, tebal atau garis bawah, penempatan dalam naskah (rata tepi kiri atau masuk beberapa spasi), atau dengan menggunakan penomoran bertingkat (1; 1.1; 1.1.1 )
Contoh sistematika peringkat
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Perhatikan bahwa kaidah yang dipakai adalah: penulisan judul bab dengan huruf besar, tebal dan ditengah, sub judul ditulis besar kecil, tebal dan rata kiri, sedang anak sub judul ditulis tebal, miring dan rata kiri.

Penulisan rujukan dan referensi
Dalam menyajikan tulisan ilmiah, akan banyak menggunakan sumber informasi, teori maupun hasil penelitian lain yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan dasar dan hasil penelitian. Sumber informasi atau rujukan yang digunakan dapat berupa buku secara keseluruhan, bab atau bagian suatu buku, monografi makalah didalam majalah, laporan atau naskah penerbitan badan atau lembaga resmi. Sehingga dalam penulisan ilmiah akan dijumpai banyak rujukan, kutipan dan referensi yang digunakan.
Terdapat beberapa kaidah yang digunakan dalam penulisan rujukan dalam teks dan daftar rujukan. Diantaranya adalah metode Harvard dan Vancouver. Sistem harvard menggunakan pendekatan nama-dan-tahun. Dimana daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis (nama keluarga atau nama pengganti keluarga yang ditempatkan didepan). Apabila terdapat penulis pertama yang sama, maka urutan abjad berdasarkan nama pengarang berikutnya Bila penulisnya sama maka disusun secara kronologis (menurut tahun penerbitan). Untuk nama penulis dan tahun yang sama, maka ditambahkan huruf a, b, c dan seterusnya agar dapat disusun secara runtut. Dalam sistem ini semua nama penulis (berapapun jumlahnya) harus dituliskan secara lengkap tanpa gelar.
Penulisan rujukan dalam naskah pada metode Harvard dilakukan dengan pencantuman tahun penerbitan diantara tanda kurung mengikuti nama depan penulis, atau dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan diantara tanda kurung pada akhir kalimat. Nama penulis yang ditampilkan dalam perujukan maksimal 2 nama, jika lebih maka dituliskan nama penulis utama diikuti dkk.
Contoh:
Penelitian lain menurut Koehler dan Schafer (1996) menyimpulkan 35% penderita jantung koroner menderita Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

Namun tidak banyak yang tahu bahwa bila mendengkur yang terlalu berat justru bias mengundang kematian (Karlinski, 1991)

Metode penulisan rujukan dan daftar rujukan yang lain adalah sistem Vancouver. Sistem ini menggunakan sistem nomor disertai penyeragaman cara penulisannya. Setiap sumber rujukan disusun dalam daftar rujukan dengan pemberian nomor urut sesuai urutan pemunculan dalam naskah. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai dengan enam. Bila jumlah penulis lebih dari enam, maka hanya tiga penulis pertam disebutkan dan diikuti dengan dkk. Cara perujukan di dalam naskah dilakukan dengan cara penulisan nomor didalam kurung pada akhir kutipan.
Contoh:
Kebiasaan mendengkur tergolong salah satu jenis penyakit gangguan tidur Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) yang berhubungan dengan gangguan anatomis-fisiologis pada saluran napas bagian atas yang menimbulkan suara berisik saat tidur (7,5) .

Kaidah Penulisan Daftar Rujukan dari Berbagai Sumber Rujukan.
(Diadopsi dari Mukhadis,2000)
Rujukan Dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring dengan huruf besar pada awal setiap kata. Kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dana nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh :
Strunk, W.,Jr & White, E.B. 1979. The Elements of style (3rd ed) . New York: Macmillan. Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-Satunya ke Satu-Satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbiaan diikuti oleh lanbang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Career Ladder Plans: Lessons from the states-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

Rujukan Dari Buku Yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Cara menulis rujukan dari buku berisi kumpulan artikel yang ada editornya adalah seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama pengarang dan tahun penerbitan. Contoh:
Letheridge, S & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a second Language. New York Praeger.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang:HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Rujukan Dari Artikel Dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama pengarang artikel ditulis didepan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tegak (tidak miring). Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung. Contoh:
Hartley, J.T. Harker, J.O. & Walsh, D.A. 1980. Contemporary Issues and New Direction in Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Psychological Issues (hlm. 239-252). Washington, D.C,: American Psychological Association.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Rujukan Dari Artikel Dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan cetak tegak, dan huruf besar pada tiap awal kata. Nama Jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis engan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut. Contoh:
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian, 1(1):33-47.
Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis tegak (tidak miring), dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama pada setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman tersebut pada bagian akhir. Contoh:
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology Today, hlm . 70-76.
Suryadarma. S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
Rujukan dari Koran Tanpa Penulis
Nama Koran ditulis bagian awal. Tahun, tanggal, dan bulan ditulis setelah nama Koran, kemudia judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman. Contoh:
Jawa Pos. 1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. hlm. 3.

Rujukan Dari Dokumen Resmi Pemerintah Yang Diterbitkan Oleh Suatu Penerbit Tanpa Pengarang Dan Tanpa Lembaga.
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang ZSistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya

Rujukan Dari Lembaga Yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judl karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa Tahun.

Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

Rujukan Berupa Skripsi, Tesis Atau Disertasi
Nama penyusun ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan garis bawah diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: program Pasca Sarjana IKIP MALANG.

Rujukan Berupa Makalah Yang Disajikan Dalam Seminar, Penataran, Atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun. Judul makalah ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam ….” , nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya. Contoh:
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian Untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam lokakarya Penelitian Tingkat Dasar Bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

Rujukan Dari Internet Berupa Karya Individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm, (online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996)

Rujukan dari internet berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, (online), Vol.3, No. 1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari, 1997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).

Rujukan Dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topic bahan diskusi, nama bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan alamat email sumber rujukan tersebut disertain dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citting Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 Nopember 1995

Rujukan Dari Internet Berupa Email Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topic isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi). Contoh:
Davis, A. (a.davis@uwts.edu.au) . 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar