BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan mahluk hidup, baik untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk kepentingan lain. Namun air bersih sedikit persediaannya karena banyak sumber daya air yang tercemar. Pencemaran air terjadi akibat ulah manusia melakukan aktifitas produksi dan konsumsi sering membuang limbah secara sembarangan ke dalam saluran air. Bahan pencemar juga berasal dari limbah rumah tangga, pasar dan sawah.
Air yang tercemar merupakan penyebab timbulnya kematian di dunia, setiap tahun diperkirakan 10 juta kematian premature (27.000 kematian setiap hari), lebih dari setengahnya adalah anak balita. Diare menyebabkan 4 juta kematian anak balita setiap tahun, sementara 500 juta mengalami kebutaan akibat tidak tersedianya air bersih untuk membersihkan mata (Lean dan Hinrichsen 1992).
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan menurunkan angka kejadian penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh air, maka diperlukan air yang bersih.
Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, karena kesehatan merupakan sebagian kualitas hidup manusia. Menurut undang-undang RI Nomor 23 tahun 1992 disebutkan bahwa "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial dan ekonomis”.
Untuk mencapai hidup bebas jauh dari penyakit dapat diupayakan dengan cara memutuskan rantai penularan melalui tindakan sanitasi dasar yang salah satunya adalah penyediaan air bersih. Air merupakan salah satu sarana finis yang sangat esensial dan air juga merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, bahkan 70% tubuh manusia mengandung air.
Untuk keperluan hidup sehari-hari air dapat diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya air angkasa, air permukaan dan air tanah. Sedangkan sarana penyediaan air bersih yang dapat diterapkan diantaranya dengan sistem perpipaan, sumur gali, sumur pompa tangan, perlindungan mata air, penampungan air hujan dan sumur artesis. Dari setiap macam sarana tersebut mempunyai sistem kerja sendiri-sendiri.
Besarnya peran air dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, selain untuk proses hidup seperti makan dan minum, akan tetapi juga untuk proses lainnya seperti proses pertanian, pemadam kebakaran dan bahkan proses metabolisme dalam tubuh manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan, maka untuk mencapai kebutuhan tersebut air harus mencakup syarat kuantitas dan syarat kualitas baik fisik, kimia maupun biologi.
Seperti kita ketahui, kebutuhan air bersih selalu meningkat dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, sehingga kebutuhan air bersih adalah mutlak adanya dan perlu pengawasan sanitasi terhadap kualitas, alat, orang dan cara kerja.
Salah satu sarana penyediaan air bersih di Nusa Tenggara Barat adalah dengan sumur gali kurang lebih 75 % penduduk. Di Kelurahan Pegesangan Timur penyakit diare menempati urutan ketiga.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena kualitas fisik sumur sangat tidak memenuhi syarat sehingga dimungkinkan adanya pencemaran kualitas bakteriologis air pada sumur gali tersebut. Oleh karena itu perlu diantisipasi dengan perbaikan keadaan konstruksi sumur maupun lingkungan sekitar sehingga tidak terjadi pencemaran. Di Kelurahan Pegesangan Timur masyarakat menggunakan air sumur gali untuk diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Untuk itu, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan kondisi fisik sumur gali dengan kualitas air (bakteriologis).
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut "Apakah ada hubungan antara keadaan fisik sumur gali dengan Kualitas Air (Bakteriologis) di Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram. "'.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara keadaan fisik sumur gali dengan kualitas air (bakteriologis) di Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengidentifikasi keadaan fisik sumur gali yang ada di Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram.
b. Untuk mengidentifikasi kualitas bakteriologis air sumur gali di Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram.
c. Untuk mengidentifikasi hubungan keadaan fisik sumur gali dengan kualitas air (bakteriologis) di Lingkungan Gebang Barat.
3. Manfaat
a. Bagi Pemerintah Daerah/Instansi Terkait
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kesehatan khususnya dalam penyediaan air bersih.
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian berikutnya.
c. Bagi Penulis
Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam mempraktekan ilmu pengetahuan dan teori yang telah diterima di bangku kuliah maupun di lapangan.
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah "Diduga ada hubungan antara keadaan fisik sumur gali dengan kualitas air (Bakteriologis) di Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pagesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram ".
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari luasnya permasalahan dan salah kaprah dalam penulisan ini maka perlu adanya batasan pengertian sebagai berikut :
1. Keadaan fisik sumur gali adalah kondisi secara nyata sumur gali mulai dari keadaan konstruksi maupun letaknya dengan sumber pencemaran pada daftar tilik.
2. Keadaan fisik sumur gali memenuhi syarat adalah bila >60% item daftar tilik menjawab 'ya'.
3. Keadaan fisik sumur gali tidak memenuhi syarat adalah bila <60% item daftar tilik menjawab 'ya'.
4. Kualitas bakteriologis adalah keadaan umum kuman/bakteri pathogen yang digunakan sebagai indikator bakteri golongan coli dalam air.
5. Kualitas memenuhi syarat adalah jumlah kuman colifm per 100 ml sampel dalam air setelah melalui pemeriksaan < 50 golongan colifm (MPN).
6. Kualitas tidak memenuhi syarat adalah kuman colifm per 100 ml sampel dalam air setelah melalui pemeriksaan > 50 golongan colifm (MPN).
7. Responder adalah kepala keluarga (KK) yang memiliki sumur gali yang telah terpillih menjadi sampel.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tullis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini meliputi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Defenisi Operasional dan Sistematika Penelitian.
BAB II LANDMAN TEORI
Pada bab ini menerangkan tentang teori yang menunjang sesuai dengan judul karya tulis, diantaranya : Pengertian Air Bersih, Peranan air, Sumber Asal Air, Macam-macam Sarana Penyediaan Air Bersih, Kebutuhan Air, Standar Kualitas Air.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini meliputi Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Variabel Penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Hasil Penelitian.
BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang Fisik Sumur dan Kualitas Air (Bakteriologis).
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari peneliti serta memberikan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Air
Pengertian air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah: "Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila sudah dimasak".
Sedangkan pengertian air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan adalah: "Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum".
Sarana penyediaan air adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mendapatkan air yang digunakan untuk keperluan sehari¬-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Air bersih tidak hanya dipakai untuk air minum saja tetapi menyangkut bidang yang lain, misalnya untuk perindustrian, pelayaran, fasilitas umum dan lain-lain.
B. Peranan Air
1. Peranan Air Bagi Kehidupan
Air sangat besar pengaruhnya terhadap manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu air merupakan sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan di atas bumi.
Apabila kekurangan air dalam jumlah tertentu akan menimbulkan dampak yang buruk, seperti timbulnya berbagai macam penyakit bahkan dapat mengakibatkan kematian. Hal ini dapat berlaku bagi mahluk hidup lain, hal ini dikemukakan oleh Djasio Sanropie dan kawan-kawan tahun 1984 antara lain sebagai berikut:
Tubuh manusia mengandung air 60-70% dari seluruh badan, air di daerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90% getah bening darah sebagian besar terdiri dari air.
Apabila tubuh kehilangan seluruh jaringan lemak dan juga kehilangan setengah dari cadangan protein, hal ini sudah membahayakan bagi tubuh manusia, namun apabila kekurangan air 20% saja dalam tubuh akan menyebabkan kematian.
2. Peranan Air dalam Penularan Penyakit
Air mempunyai peranan besar dalam penularan beberapa penyakit. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit adalah disebabkan oleh keadaan air itu sendiri yang sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan mikrobiologis.
Air dapat bertindak sebagai tempat berkembang biak mikrobiologis dan juga bisa sebagai tempat tinggal sementara (perantara) sebelum mikrobiologis berpindah ke manusia.
Adapun penyakit yang ditularkan melalui air dapat dibagi atas 3 kelompok:
a. Kelompok penyakit Water Borne mechanism
Bila air minum mengandung kuman-kuman penyakit, maka air tersebut jika diminum dapat menimbulkan penyakit bagi manusia yang bersangkutan diantaranya penyakit Cholera, Typhoid, Hepatitis, Disentri basiler.
b. Kelompok penyakit Water Washed mechanism
Timbulnya penyakit akibat kurangnya penyediaan air bersih dan rendahnya tingkat kebersihan perorangan seperti penyakit infeksi kulit, mata, Scabies dan sebagainya.
c. Kelompok penyakit Water Related Insect Vector mechanism
Kelompok penyakit ini dapat ditularkan melalui serangga yang hidup dan berkembang biak dalam air, contohnya penyakit malaria, fillariasis, demam berdarah dan yellow fever.
C. Sumber Asal Air
Keadaan air di bumi merupakan suatu proses yang berlanjut dan berputar sehingga merupakan suatu siklus (daur) ulang. Prinsip dasar siklus hidrologi adalah dengan bantuan energi panas matahari.
Dengan mempelajari siklus air maka sumber asal air dapat diklasifikasikan :
1. Air Angkasa
Uap air yang mangalami presipitasi akan turun, sebagai hujan atau salju sehingga boleh dikatakan merupakan air murni (Pure Water).
Dari segi bakteriologis relative lebih bersih, akan tetapi kurang mengandung garam dan zat mineral sehingga bersifat lunak (soft water) dan sering kali berkontaminasi zat-zat yang ada di udara yang menyebabkan air bersifat korusif. Pelakuan ini tergantung situasi setempat.
Penggunaan air hujan sebagai sumber air merupakan jalan terakhir apabila sumber air lain tidak bisa dimanfaatkan.
Air angaksa adalah air yang terjadi karena adanya hujan dan awan yang mengandung uap air, misalnya air hujan, es, salju.
2. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan dan terperangkap di dalam lapisan tanah atau bebatuan dan mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus oleh alam, seperti mata air, sumur dangkal, sumur dalam, sumur gali dan sumur artesis.
Dari segi bakteriologis kualitas air tanah umumnya lebih baik dibandingkan dengan air permukaan, tetapi seringkali mengandung mineral dalam kadar tinggi yang dipengaruhi oleh keadaan kandungan mineral tanah.
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang telah jatuh ke bumi, kemudian seterusnya menuju ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai yang ada di sekitarnya dan akhirnya menuju ke laut misalnya : air sungai, telaga alam dan telaga buatan.
Pada umumnya sumber air permukaan merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahalu sebelum dimanfaatkan karena mengalami pengotoran.
D. Macam-macam Sarana Penyediaan Air Bersih
Tujuan penyediaan air bersih adalah penyediaan air sehat yaitu air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan kimia yang beracun kepada penduduk untuk kebutuhan sehari-hari.
Macam-macam penyediaan air bersih yang dapat diterapkan di kota maupun di pedesaan adalah:
1. Perlindungan Mata Air
Sesuai dengan kondisi mata air yang muncul di permukaan tanah, mata air mudah mengalami pencemaran. Munculnya mata air ini sangat bervariasi, untuk itu dalam membuat perlindungan mata air perlu disesuaikan dengan munculnya mata air tersebut.
Dalam membangun perlindungan mata air perlu memenuhi syarat:
a. Terbuat dari bahan kedap air dengan tutup di atas
b. Tutup dijaga agar tidak menjadi jalan masuknya zat-zat pencemar
c. Disediakan pipa penguras dan peluap
d. Sambungan pipa distribusi dan peralatan bantu hanya untuk penyediaan air.
e. Perlu pemasangan pagar dan saringan pengering air yang mengalir dari samping bak penampung.
2. Sumur Gali
Sumur gali merupakan sarana pengambilan air tanah dengan diameter 1-2 meter. Pemberian lapisan rapat air sedalam 3 meter dari permukaan tanah dan bibir sumur setinggi 1 meter diperlukan untuk menghindari pencemaran. Alat yang digunakan untuk mengambil air dapat berupa timba tali.
3. Sumur Pompa Tangan
Selain sumur gali, untuk mengambil air tanah dapat juga dengan cara pengeboran yang selanjutnya dipasang pompa tangan. Sesuai dengan kedalaman air tanah sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam.
4. Penampungan Air Hujan
Penampungan air hujan dibuat berdasarkan jumlah kebutuhan air musim kemarau berlangsung.
Secara skematis sistem penampungan air hujan dapat diperinci sebagai berikut :
a. Atap rumah untuk menadah air hujan yang masuk
b. Talang atap untuk mengumpulkan air hujan dari atap
c. Pipa pemasukan untuk mengalirkan air hujan dari talang ke reservoir
d. Saringan untuk membersihkan air hujan sebelum masuk ke dalam reservoir.
e. Resevoir adalah tempat untuk menyimpan air hujan.
f. Keran untuk mengeluarkan air (Djasio Sanropie, dkk 1994).
E. Kebutuhan Air
Air merupakan bahan yang penting sekali dalam kehidupan manusia, tanpa air maka kehidupan di dunia ini praktis tidak mungkin.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Air
Pemakaian rata-rata perorang perhari berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain, satu kota dengan kota lain, satu desa dengan desa lain.
Variasi-variasi ini tergantung pada berbagai factor:
a. Besar kecilnya kota atau daerah
b. Ada tidaknya industri
c. Kualitas dari air
d. Harga air
e. Tekanan air
f. Iklim
g. Karakteristik penduduk
h. Arti air bagi kehidupan
2. Pemakaian Air
a. Pemakaian untuk berbagai tujuan
1) Untuk keperluan domestik yaitu keperluan rumah tangga
2) Untuk keperluan komersial dan industri
3) Untuk keperluan umum
4) Untuk keperluan peternakan dan pertanian
b. Banyaknya pemakai air
1) Dari suatu studi perbandingan ternyata pemakai air di negara¬negara yang sudah maju lebih bersar dari negara-negara yang berkembang.
Beberapa angka yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Amerika : 150-1050 liter/orang/hari
Eropa : 150-320 liter/orang/hari
Australia : 150-290 liter/orang/hari
2) Untuk Indonesia bagi keperluan domestik pada waktu ini dapat diambil angka-angka semantara sebagai berikut:
a) Untuk daerah perkotaan : 100-150 liter/orang/hari dengan minimum 86,4 liter/orang/hari.
b) Untuk daerah pedesaan dapat diambil dari studi WHO mengenai pemakaian air untuk daerah pedesaan di negara-negara berkembang yaitu 60 liter/orang/hari (Djasio Sanropie, dkk, 1984: 42).
F. Standar Kualitas Air
Di Indonesia standar kualitas air yang digunakan sebagai pedoman adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/PER/ IX/1990 bahwa air bersih yang dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Syarat Fisik
Syarat fisik yang di gunakan untuk air bersih yaitu :
a. Jernih
b. Tidak berwarna
c. Tidak berasa
d. Tidak berbau
Jika terjadi penyimpangan terhadap syarat fisik, maka air bersih yang ada tidak disukai oleh konsumen.
2. Syarat Kimia
a. Tidak mengandung zat-zat beracun
b. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
c. Tidak mengandung zat-zat dengan kadar melebihi batas tertentu sehingga menimbulkan gangguan fisiologis.
d. Tidak mengandung zat-zat dengan kadar yang melebihi batas tertentu sehingga mengganggu teknis dan ekonomis.
3. Syarat Bakteriologis
Untuk air bersih indikator yang dipakai hanya bakteri golongan coli (total coliform) saja, dimana untuk air yang melalui perpipaan jumlah total colifm per 100 ml sampel kadar maksimum yang diperbolehkan 10 golongan colifm (MPN).
Sedangkan air bukan pipaan 50 golongan colifm (MPN). Adanya beberapa sebab kuman golongan coli menjadi indikator dalam persyaratan air diantaranya adalah golongan coli ditentukan dalam air.
G. Penyediaan Air Dengan Sumur Gali
1. Pengertian Sumur Gali
Air merupakan suatu bahan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidup, oleh karena itu manusia selalu berusaha bagaimana caranya supaya memperoleh air yang bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya dengan membuat bangunan pengumpul air tanah dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah dan menggunakan timba untuk menaikan air tanah, yang airnya dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga terutama untuk minum, masak, mandi dan cuci dan cara itu disebut dengan sumur gali.
2. Lokasi Sumur Gali
Pertimbangan yang harus ada dalam pembuatan sumur gali adalah:
a. Pada tanah stabil 10 meter dari sumber pencemar
b. Pada tanah labil <15 meter dari sumber pencemar.
3. Aspek Sanitasi dalam Pembuatan Sumur Gali
Untuk menghindari kontaminasi perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Sejauh 10 meter dari pencemar bakterioligis dan <95 meter dari pencemar kimia.
b. Tidak terletak pada daerah banjir
c. Lebih dari 3 meter karena untuk menyaring air hujan
d. Tempat bekas penggalian sampah dan lubang empang dihindari dari lokasi sumur.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu dengan menggambarkan secara obyektif kondisi fisik sumur gali dihubungkan dengan keadaan kualitas air (bakteriologis) serta pembuktian dengan menggunakan statistik.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel dalam penelitian ini adalah keadaan fisik sumur gali
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas air (bakteriologis) air.
3. Variabel pengganggu
Variabel yang keberadaannya mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat cara pengambilan sampel dan pemeriksaan.
D. Kerangka Konsep
Keadaan fisik sumur gali yang saniter :
1. Jamban mempunyai pembuangan (septic tank)
2. Tidak ada pencemaran dalam 10 meter
3. Tidak ada. genangan air dalam jarak 2 meter
4. Saluran pembuangan limbah tidak rusak (SPAL)
5. Pagar sekeliling sumur kedap air
6. Lantai radius > 1 meter
7. Tidak ada genangan air di atas sumur
8. Tidak ada keretakan pada lantai sumur
9. Ember dan tali diletakkan sedemikian rupa
10. Mempunyai bibir sumur yang sempurna
11. Dinding sumur diplester
Keadaan fisik sumur gali yang tidak saniter :
1. Jamban tidak mempunyai pembuangan (septic tank)
2. Ada sumber pencemaran lain dalam 10 meter
3. Ada kolam /genangan air dalam jarak 2 meter
4. Saluran pembuangan rusak /tidak ada
5. Pagar sekeliling sumur tidak sempurna
6. Lantai tidak radius
7. Ada genangan air di atas lantai sumur
8. Ada keretakan pada lantai sumur
9. Ember dan tali diletakkan di sembarangan tempat
10. Bibir sumur tidak sempurna
11. Dinding sumur tidak diplester
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah sarana air bersih sumur gah yang ada di Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili secara keseluruhan populasi (Notoatmojo, h. 92, 1992).
3. Cara Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel adalah "Purposive Sampling", peneliti bertanggung jawab terhadap keabsahan sampel tersebut. Dikarenakan keabsahan kondisi populasi tersebut homogen. Jumlah sampel yang diambil adalah:
a. Sampel untuk sumur yang saniter sejumlah 15 unit atau 50 %
b. Sampel untuk sumur yang tidak saniter adalah adalah 15 unit atau 50 %.
Dari masing-masing sumur tersebut dilaksanakan pemeriksaan bakteriologis. Dari hasil pemeriksaan kemudian dilakukan dengan pengujian statistic X2.
F. Cara Pengumpulan Data
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Botol pemberat steril
b. Termos es/cool books
c. Plastik dan label
d. Bunsen
e. Korek api
f. Es batu/cool pack
g. Tas pengambilan sampel
2. Cara kerjanya:
a. Bilas/sterilkan tangan dengan kapas alkohol
b. Nyalakan api
c. Buka tali pengikat botol
d. Masukan botol ke dalam sumur, arahkan botol ke pinggir kemudian perlahan-lahan diangkat, isi airnya ¾ botol.
e. Setelah terisi air, mulut botol diperlambir
f. Beri label, kemudian masukan ke dalam plastic
G. Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan statistik Kai Kudrat, dimana tabelnya adalah sebagai berikut :
Tabel Kai Kuadrat
Independent
Dependen Kondisi Fisik Saniter Kondisi Fisik Tidak Saniter Jumlah
Kualitas bakteriologis memenuhi syarat a s a + c
Kualitas bakteriologis memenuhi syarat b d b + d
Jumlah a + b c + d a + b + c + d
Dengan interpretasi data adalah :
X2 hitung > x2 α berarti terdapat perbedaan yang bermakna
H. Jenis Data yang Dikumpulkan
1. Data Primer
Data yang didapatkan dari daftar tilik (checlist) dan kualitas bakteriologis diperoleh dari hasil pemeriksaan di laboratorium pada Dinas Kesehatan Kota Mataram.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari lingkungan itu sendiri yaitu data geografi dan biografi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gebang Barat merupakan salah satu lingkungan yang ada di Kelurahan Pegesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram, dengan luas wilayah 980 Ha.
Gebang Barat Kelurahan Pegesangan Timur terdiri dari 4 RT yaitu RT. 1, RT. 2, RT. 3 dan RT. IV.
Adapun batas wilayah Gebang Barat adalah sebagai berikut :
1) Di sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Bung Karno
2) Di sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Jelantik Gosa
3) Di sebelah Barat berbatasan dengan Karang Sukun
4) Di sebelah Utara berbatasan dengan JI. Bung Hatta
1. Data Umum
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan tahun 2009 jumlah penduduk sebanyak 299 KK atau 1.065 jiwa yang terdiri dari 534 jiwa laki-laki dan 531 jiwa perempuan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Jumlah Penduduk Lingkungan Gebang Barat
Menurut Kelompok Umur Tahun 2009
No Kelompok Umur Jumlah Presentase
1 0 – 12 tahun 121 12 %
2 13 – 18 tahun 598 57 %
3 19 – 59 tahun 158 22 %
4 < 60 tahun 88 9 %
Jumlah 1.065 100 %
Sumber : Monografi Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pagesangan Timur Kecamatan Kota Mataram
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk umur antara 13-18 tahun sebanyak 57% dan umur 19-59 tahun sebesar 22%, sedangkan 0-12 tahun sebanyak 12%.
b. Pendidikan
Tabel 4.2
Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan di Lingkungan Gebang Barat Tahun 2008/ 2009
No Tingkat Pendidikan Jumlah Peresentase
1 Rendah 760 89%
2 Sedang 78 9%
3 Tinggi 18 2%
Jumlah 846 100
Sumber : Monografi Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pagesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram
Tingkat pendidikan formal penduduk Lingkungan Gebang Barat yaitu tamat pendidikan rendah 760 jiwa atau 89%, pendidikan sedang 78 jiwa atau 9%, pendidikan tinggi 18 jiwa atau 2%.
c. Pekerjaan
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Gebang Barat Menurut
Mata Pencaharian/Pekerjaan Tahun 2009
No Kelompok Umur Jumlah Peresentase
1 Petani 8 1
2 Pegawai Negeri 12 2%
3 Swasta 75 10%
4 Buruh 670 87%
Jumlah 765 100
Sumber : Monografi Lingkungan Gebang Barat Kelurahan Pagesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram
Berdasarkan hasil pencatatan data mengenai pekerjaan penduduk Gebang Barat tahun 2008/2009 diperoleh sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh yaitu 670 jiwa atau 87%, sedangkan pekerja lainnya yaitu swasta 75 jiwa atau 10%, pegawai negeri 12 jiwa atau 2% dan petani hanya 8 jiwa atau 1 %.
2. Data Khusus
a. Data Prasarana Kesehatan
Dalam rangka melayani masyarakat, baik dalam tindakan kuratif maupun prefentif di Gebang Barat termasuk wilayah kerja Puskesmas Pagesangan. Dari pencatatan Puskesmas Pagesangan diketahui jumlah pemilik jamban 43 buah, PDAM 8 buah, sumur gali 77 unit.
b. Data 10 Penyakit Utama
Data kasus penyakit yang tercatat di Puskesmas Pagesangan selama tahun 2008/2009 dapat dilihat dalam table :
Tabel 4.4
Rekapitulasi 10 Penyakit Terbesar
Di Gebang Barat Tahun 2009
No Jenis Penyakit
1 ISPA
2 Infeksi
3 Diare
4 Alergi
5 Mata
6 Rongga Mulut
7 DBD
8 Malaria
9 Perut
10 Bronchitis
Sumber : Laporan Puskesmas Pagesangan Tahun 2008/2009
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penyakit terbesar adalah ISPA, penyakit terbesar kedua adalah infeksi, dengan penyakit terbesar ketiga adalah penyakit diare, penyakit terbesar keempat adalah alergi, kelima Penyakit mata, ke enam penyakit rongga mulut, ketujuh demam berdarah dengue, penyakit terbesar ke delapan adalah malaria, penyakit terbesar kesembilan yaitu penyakit perut dan penyakit terbesar kesepuluh adalah bronchitis.
B. Data Hasil Penelititan
1. Keadaan Fisik Sumur Gali
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan data mengenai keadaan fisik sumur gali yang ada di Gebang Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
No Keadaan Fisik Sumur
Gali Jumlah (Unit) Peresentase
1 Saniter 15 50%
2 Tidak Saniter 15 50%
Jumlah 30 100%
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa sumur yang diperiksa keadaan fisik saniter adalah 15 unit adalah 15 atau 50% dan sumur yang keadaan fisik tidak saniter adalah 15 unit atau 50%.
2. Kualitas Air (Bakteriologis)
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan data mengenai kualitas air (bakteriologis) yang ada di Gebang Barat adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Kualitas Bakteriologis Air di Gebang Barat
Tahun 2009
No Kualitas Air (bakteriologis) Jumlah (unit) Peresentase
1 Memenuhi Syarat 9 30%
2 Tidak Memenuhi Syarat 21 70%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dilihat bahwa 30 unit sumur atau 100% sumur yang diperiksa; sumur yang memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) 9 unit atau 30% dan sumur yang tidak memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 21 buah atau 70%.
3. Jumlah Sumur yang Keadaan Fisik Sumur Saniter dengan Kualitas Air Sumur (Bakteriologis)
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan data mengenai jumlah sumur yang keadaan fisik saniter dengan kualitas air sumur (bakteriologis) di Gebang Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Jumlah Sumur yang Keadaan Fisik Sumur Saniter Dengan Kualitas Air Sumur (Bakteriologis) di Gebang Barat
Tahun 2009
No Keadaan Fisik Sumur Yang
Saniter Jumlah
(unit) Peresentase
1 Kualitas air (bakteriologis)
memenuhi syarat 9 60%
2 Kualitas air (bakteriologis)
tidak memenuhi syarat 6 40%
Jumlah 15 100%
Dari tabel tersebut di atas di lihat bahwa dari 15 sumur atau 100 % yang memiliki kondisi fisik yang saniter di peroleh sumur yang memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis ) adalah 9 unit atau 60 % dan sumur yang tidak memenuhi syarat adalah 6 unit atau 40 %.
4. Jumlah Sumur Yang Keadaan Fisik Sumur Tidak Saniter dengan Kualitas Air Sumur (Bakteriologis)
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan data mengenai jumlah sumur yang keadaan fisik sumur tidak saniter dengan kualitas air sumur (bakteriologis) di Gebang Barat adalah seperti tabel berikut :
Tabel 4. 8
Jumlah Sumur yang Keadaan Fisik Sumur Tidak Sanitar dengan Kualitas Air Sumur (Bakteriologis)
di Gebang Barat Tahun 2009
No Keadaan Fisik Sumur Yang Tidak Saniter Jumlah (Unit) Peresentase
1 Kualitas air (bakteriologis)
memenuhi syarat 0 0%
2 Kualitas air (bakteriologis)
tidak memenuhi syarat 15 100%
Jumlah 15 100%
Sumber : Data Primer
Dari tabel tersebut di atas dilihat bahwa dari 15 sumur atau 100% yang memiliki kondisi fisik tidak saniter diperoleh sumur yang memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 0 unit atau 0% dan sumur yang tidak memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 15 unit atau 100%.
5. Hubungan Keadaan Fisik dengan Kualitas Air (Bakteriologis) di Gebang Barat
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan data mengenai keadaan fisik sumur gali dengan kualitas air sumur (bakteriologis ) di Gebang Barat adalah seperti tabel berikut :
Tabel 4.9
Hubungan Keadaan Fisik dengan Kualitas Air (Bakteriologis) di Gebang Barat Tahun 2009
Independen
Dependen Keadaan Fisik Sumur Yang Saniter Keadaan Fisik
Sumur Yang
tidak Saniter Jml
Kualitas air (bakteriologis)
memenuhi syarat 9 0 9
Kualitas air (bakteriologis)
tidak memenuhi syarat 6 15 21
Jumlah 15' 15 30
Sumber : Data Primer
BAB V
PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lingkungan Gebang Barat
Gebang Barat Kelurahan Pagesangan Timur terdiri dari empat RT yaitu : RT. I, RT. II, RT. III dan RT IV, dengan jumlah penduduk sebanyak 299 KK atau 1.065 jiwa yang terdiri dari 534 jiwa laki-laki dan 531 perempuan.
B. Keadaan Kondisi Fisik Sumur di Lingkungan Gebang Barat
Dari 30 sumur atau 100% yang diperiksa, sumur yang saniter adalah 15 unit atau 50% dan sumur yang tidak saniter adalah 15 unit atau 50 %.
Hal ini karena pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang keadaan sumur yang saniter masih kurang, sehingga masih banyak ditemukan sumur yang lantainya berlubang sehingga terjadi genangan air pada lantai sumur, juga karena banyak masyarakat yang memiliki sumur yang tidak memiliki dinding sumur dan kedap air tiga meter bawah sumur tidak ada.
Sebagian penduduk juga memiliki sumur yang dekat dengan sumber pencemaran, seperti dekat sungai dan lubang peresapan (septic tank) dan sebagian sumur penduduk juga tidak dilengkapi dengan saluran pembuangan air limbah, namun hanya dibiarkan menggenang bagitu saja sehingga air kembali meresap ke bawah sumur.
C. Keadaan Kualitas Air (Bakteriologis) di Gebang Barat
Dari 30 unit sumur atau 100% yang diperiksa, sumur yang memenuhi syarat dari segi kualitas air (bakteriologis) adalah 9 unit atau 60% dan sumur yang tidak memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 21 unit atau 40%. Keadaan ini dipengaruhi oleh keadaan konstruksi sumur-sumur tersebut yang tidak seniter.
Setelah melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi kesehatan, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Mataram ternyata kebanyakan sumur penduduk tidak memenuhi syarat dari segi kualitas air (bakteriologis).
D. Hubungan Kondisi Fisik Sumur dengan Kualitas Air (Bakteriologis) di Gebang Barat
Dari 15 unit sumur atau 100% yang memiliki kondisi fisik saniter diperoleh sumur yang memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 9 unit atau 60% dan sumur yang tidak memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 6 unit atau 40%. Dari 15 sumur atau 100% yang memiliki kondisi fisik tidak saniter diperoleh sumur yang memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 0 unit atau 0%, dan sumur yang tidak memenuhi syarat adalah 15 unit atau 100%.
Tabel 4.9
Hubungan Keadaan Fisik dengan Kualitas Air (Bakteriologis)
di Gebang Barat Tahun 2009
Independen
Dependen Keadaan Fisik Sumur Yang Saniter Keadaan Fisik
Sumur Yang
Tidak Saniter Jml
Kualitas air (bakteriologis)
memenuhi syarat 9 0 9
Kualitas air (bakteriologis)
tidak memenuhi syarat 6 15 21
Jumlah 15 15 30
=
=
=
= 12,8
Dilihat dari hasil perhitungan kai kuadrat di atas, dimana α = 5% (0,05) dan df – (c-1) x (R-1) = (2-1) x (2-1) DF = 1x1 = 1, maka X2 α = 3,84 dan X2 = 12,8 maka X2 hitung > X2 α dalam tabel.
Dengan demikian terdapat perbedaan yang bermakna antara kondisi fisik sumur terhadap kualitas air (bakteriologis). Jadi terdapat hubungan antara kondisi fisik sumur dengan kualitas bakteriologisnya maka hipotesis dalam penelitian ini telah terjawab.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari segi konstruksi sumur, maka jumlah sumur yang saniter adalah 15 unit atau 50% dan yang tidak saniter adalah 15 unit atau 50%.
2. Dari segi kualitas air (bakteriologis) maka jumlah sumur yang memenuhi syarat dari segi kualitas air adalah 9 unit atau 30% dan sumur yang tidak memenuhi syarat kualitas air (bakteriologis) adalah 21 unit atau 70%.
3. Dari 15 unit atau 100% sumur yang kondisi fisiknya saniter, kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat adalah 9 unit atau 60%, sedangkan kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat adalah 6 unit atau 40%.
4. Dari 15 unit atau 100% sumur yang keadaan fisiknya tidak saniter, kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat adalah 0 unit atau 0%, sedangkan yang tidak memenuhi syarat adalah 15 unit atau 100%.
5. Setelah dianalisis dengan menggunakan kai kuadrat maka terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kualitas bakteriologisnya. Jadi terdapat hubungan antara keadaan fisik sumur gali dengan kualitas air (bakteriologis) di Gebang Barat Kelurahan Pagesangan Timur Kecamatan Mataram Kota Mataram. Maka hipotesis dalam penelitian ini telah terjawab.
B. Saran-Saran
Berkaitan dengan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
a. Agar masyarakat memperhatikan keadaan sumur masing¬masing, memperhatikan keadaan lingkungan agar sumber air terutama air sumur tidak mudah tercemar .
b. Membiasakan diri memasak air sebelum diminum agar tidak menimbulkan penyakit.
2. Bagi Pemerintah/Instansi Terkait
a. Kepada puskesmas setempat agar selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar selalu memperhatikan sumur mereka masing¬-masing.
b. Memberikan pengawasan terhadap kualitas air yang ada dengan memberikan bubuk kaporit sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi air yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Darpito, Hening. "Pedoman Teknis Grading Penyehatan Air Sistem Perpipaan" Jakarta: Direktorat Penyehatan Air Ditjen PPM dan PLP Depkes, 1997
Darpito, Hening. "Pengawasan Kulaitas Air" Jakarta Departemen Kesehatan, 1997
Darpito, Hening, dkk., "Pedoman Pelaksaan Pengawasan Kualitas Air Minum" Jakarta: Dirjen POM dan PLP Depkes RI, 1995
Darpito, Hening, dkk., "Pelatihan Penyehatan Air" Jakarta Depkes RI, 1995
Depkes dan Kessos RI. “Penatalaksanaan Penyakit Berbasis Lingkungan di Klinik Sanitasi, untuk Puskesmas”. Dit.Jen. P2MPL, 1998
Dinas Kesehatan Prop. NTB. “Pedoman Klinik Sanitasi untuk Puskesmas Sub.Din Bina Penyehatan Lingkungan”. 2003
Dinas Kesehatan Prop. Jawa Tengah. “Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih”. (Proyek PKAB Tahun 1996/1997)
Djabu, Udin, dkk. “Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi Lingkungan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan”. Dep. Kes RI, Jakarta. 1990/ 1991
Notoatmojo, Soehidjo. “Metode Penelitian Kesehatan”, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. “Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman”. Jakarta, 1989
Sanropie, Djasio, M. Sc,dkk. “Pedoman Studi Penyediaan Air Bersih Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai”. Depkes RI, Jakarta 1984
Suparlan. M.Se. “Pedoman Pengawasan Tempat-Tempat Umum”, Merdeka Print, Suarabaya 1998
DAFTAR TILIK (CHECLIST) KEADAAN FISIK SUMUR GALI YANG SANITER
Lingkungan : GEBANG BARAT
Kelurahan : PAGESANGAN TIMUR
Tanggal : 5 SEPTEMBER 2009
No Nama KK Umur KK Jml Jiwa URAIAN DIAGNOSA KHUSUS Jml Skor Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ada jamban dlm 10m Ada sumber pencemaran lain dalam 10m Ada kolam/ genangan air dalam 2m SPAL rusak/ tidak ada Pagar keliling sumur tidak sempurna Lantai radius < 1m Ada genangan air di atas lantai sumur Ada keretakan pada lantai sumur Ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa Bibir sumur tidak sempurna Dinding sumur tidak diplester
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 BAHRUDIN 45 4 √ √ √ √ √ √ 6
2 NURKIAH 60 6 √ √ √ √ √ √ 6
3 RAPI UDIN 60 7 √ √ √ √ √ √ 6
4 SOLEH 52 3 √ √ √ √ √ √ 6
5 MUSRIL 45 8 √ √ √ √ √ 5
6 HJ. MUSTAKIM 60 8 √ √ √ √ √ √ 6
7 INAK AWI 41 5 √ √ √ √ √ √ 6
8 AMAK AWI 54 6 √ √ √ √ √ √ 6
9 JUMINAH 35 7 √ √ √ √ √ √ 6
10 BAAH 43 6 √ √ √ √ √ √ 6
11 SAMIUN 35 5 √ √ √ √ √ √ 6
12 INDRA 27 2 √ √ √ √ √ √ 6
13 DEDI 45 7 √ √ √ √ √ 5
14 BEDUL 52 5 √ √ √ √ √ √ 6
15 ABAHA 56 6 √ √ √ √ √ √ 6
MS : Apabila jumlah “Ya” 6 item
TMS : Apabila jumlah “Ya” < 6 item
DAFTAR TILIK (CHECLIST) KEADAAN FISIK SUMUR GALI YANG TIDAK SANITER
Lingkungan : GEBANG BARAT
Kelurahan : PAGESANGAN TIMUR
Tanggal : 5 SEPTEMBER 2009
No Nama KK Umur KK Jml Jiwa URAIAN DIAGNOSA KHUSUS Jml Skor Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ada jamban dlm 10m Ada sumber pencemaran lain dalam 10m Ada kolam/ genangan air dalam 2m SPAL rusak/ tidak ada Pagar keliling sumur tidak sempurna Lantai radius < 1m Ada genangan air di atas lantai sumur Ada keretakan pada lantai sumur Ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa Bibir sumur tidak sempurna Dinding sumur tidak diplester
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 HERMAN 25 6 √ √ √ √ √ 5
2 UDIN 52 4 √ √ √ √ √ 5
3 SAFIRI 43 3 √ √ √ √ √ 5
4 HUMAIDI 26 5 √ √ √ √ √ 5
5 MARAIATI 24 8 √ √ √ √ √ 5
6 RAMLI 31 3 √ √ √ √ √ 5
7 HARIAH 24 4 √ √ √ √ √ 5
8 NASIR 27 7 √ √ √ √ √ 5
9 UMAH 23 3 √ √ √ √ 4
10 LUPI 27 6 √ √ √ √ 4
11 JUNAIDI 35 7 √ √ √ √ √ 5
12 MUTISAH 40 5 √ √ √ √ 4
13 NURIAH 33 4 √ √ √ √ √ 5
14 SAIBU 26 5 √ √ √ √ √ 5
15 ISMAIL 30 6 √ √ √ √ √ 5
MS : Apabila jumlah “Ya” 6 item
TMS : Apabila jumlah “Ya” < 6 item
DAFTAR : HASIL PEMERIKSAAN SAMPEL AIR SUMUR YANG KEADAAN FISIKNYA TIDAK SANITER DI LINGKUNGAN GEBANG BARAT TAHUN 2009
NO NAMA PEMILIK SARANA MS TMS
1 HERMAN √
2 UDIN √
3 SAFIRI X
4 JUMAIDI √
5 MARAIATI X
6 RAMLI √
7 HARIAH X
8 NASIR √
9 UMAH X
10 LUPI √
11 JUNAIDI X
12 MUTISAH √
13 NURIAH X
14 SAIBU √
15 ISMAIL √
Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
DAFTAR : HASIL PEMERIKSAAN SAMPEL AIR SUMUR YANG KEADAAN FISIKNYA SANITER DI LINGKUNGAN GEBANG BARAT TAHUN 2009
NO NAMA PEMILIK SARANA MS TMS
1 BAHRUDIN
2 NURKIAH
3 RAPI UDIN
4 SOLEH
5 MUSRIL
6 HJ. MUSTAKIM
7 INAK AWI
8 AMAK AWI
9 JUMINAH
10 BAAH
11 SAMIUN
12 INDRA
13 DEDI
14 BEDUL
15 ABAHA
Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Selasa, 29 Desember 2009
Langganan:
Postingan (Atom)