Jumat, 31 Juli 2009

TEHNIK AKUPUNTUR UNTUK TERAPI KANKER

PERAN AKUPUNKTUR MEDIK DALAM TERAPI KANKER

Oleh :

Aldrin Neilwan P.



Akupunktur berperan sebagai terapi penunjang atau bersifat paliatif

Tujuan terapi akupunktur pada penderita kanker :
1. Meringankan gejala nyeri

2. Memperbaiki keadaan umum

3. Mengatasi kontsipasi atau diare

4. Meningkatkan daya imun tubuh

Cara Pengobatan :

1. Terapi kausal terbatas pada peningkatan daya tahan tubuh.

2. Simptomatis (titik nyeri tekan dan titik akupunktur sesuai dengan organ yang terkait)

3. Alat dan teknik perangsangan di sesuaikan dengan kondisi.

Hasil penelitian klinis akupunktur terhadap kanker dibagi 3 bagian :

n Akupunktur dalam meningkatkan daya imun tubuh.

n Akupunktur dalam mencegah atau mengurangi efek samping radioterapi/kemoterapi dan nyeri pasca bedah.

n Akupunktur dalam menghilangkan/mengurangi gejala & keluhan terutama nyeri dan gangguan menelan.

1. Dalam peningkatan daya imun

· Yuan et al (1993): akupunktur menambah daya imun seluler.

· Lee et al (1975): efek inhibisi akupunktur pada pertumbuhan Ehlich asites tumor

· Zai et al (1994): pemberian moksa pada titik Guanyuan dapat:

· meningkatkan imunologi seluler pada tikus dg kanker

· merangsang hipofise dan kel. adrenal berproliferasi dan meningkatkan produksi B- Endorfin.

· Hau et al (1999): moksibusi inhibisi pertumbuhan metastase

2. Mencegah atau mengurangi efek samping radioterapi/kemoterapi/nyeri pasca bedah:

· Johnstone et al (2002): akp mencegah/mengobati efek samping kemoterapi/radioterapi seperti kering rongga mulut, mual, muntah dan lekopenia.

· Chen et al (1991): keberhasilan terapi dengan teknik penghangatan.

· Wu et al (1997): titik Xuehai dan Geshu berhasil meningkatkan lekosit.

· Bardychev et al (1988): menghilangkan edema pada alat gerak akibat radiasi.

· Chelkalna (1982): mempengaruhi trombosit dan fibrolisis.

· He et al (1999): efek analgesi dan perbaikan gerak lengan pasca bedah kanker payudara.

3. Mengurangi nyeri dan gangguan menelan:

· Iaritsyn et al (1979), Dao et al (1995): rangsang akp meningkatkan kadar endorfin yang dapat mengurangi dosis pemberian morfin.

· Ryndolm et al (1999): perbaikan terhadap keluhan kering di mulut, disfagia, kesulitan bicara.

· Filshie et al (1996): mengatasi gangguan pernafasan, nyeri, gelisah dan relaksasi.

· Alimi D et al (2003): akp telinga mengurangi nyeri kanker

Prosedur Tetap

Sesuai dg tujuannya, akupunktur berperan sebagai terapi penunjang terhadap terapi yang sudah baku, sehingga dokter spesialis akupunktur medik bertindak untuk menerima pasien dari departemen lain dalam kasus:

1. pasien yang akan menerima radioterapi, kemoterapi atau tindakan bedah.

2. pasien yang sedang dalam pengobatan radioterapi/kemoterapi dan pasca bedah.

3. pasien kanker stadium terminal

Tata Laksana Pengobatan:

• Mempelajari rekam medis

• Melakukan pemeriksaan diagnostik

• Menentukan rencana terapi

• Persiapan tindakan akupunktur

• Tindakan sesuai dengan rencana terapi

• Tindak lanjut

• Pencatatan rekam medis

Penjelasan singkat tentang:

n Akupunktur tradisional dan akupunktur Medik

n Titik akupunktur

n Efek rangsang akupunktur

n Mekanisme kerja rangsang akupunktur

n Alat dan teknik rangsang akupunktur

Akupunktur Tradisional dan Akupunktur Medik

Asal kata: acus (jarum)+punctura (tusuk)----- akupunktur (Jerman&Indonesia) dan acupuncture (Inggris). Zhenjiu (Mandarin).

Pertengahan abad XX----Penelitian ilmiah akp (pengetahuan dasar & pemanfaatan klinis)--- terkumpul evidence base --- berintegrasi dengan ilmu kedokteran--- sebagai akupunktur medik.

Titik Akupunktur

Merupakan titik pada permukaan tubuh yang berbeda dari sembarang lokasi yang bukan titik akupunktur.

Penelitian titik akupunktur :

- Kelner (1965): pada titik akupunktur akhiran saraf lebih padat.

- Fan J.et al (1990): junction gap 2x >banyak

- Dung (1984), Ma & Cho (2005): 10 karakteristik titik akupunktur.

10 karakteristik titik akupunktur :

1. Berkaitan dg saraf kutaneus atau saraf otot.

2. Berada sepanjang saraf superfisial.

3. Berada di lokasi serabut saraf menembus fascia dalam yg timbul dekat permukaan.

4. Terletak di atas foramen tulang.

5. Terletak dilokasi batang saraf masuk ke dalam otot, batang saraf otot terdiri atas serabut aferen (sensorik), serabut saraf eferen (motorik), dan serabut saraf simpatis.

6. PD, batang saraf, membentuk kesatuan neurovaskuler masuk ke dalam otot.

7. Titik akupunktur terkait dg batang saraf yg berisikan >banyak serabut saraf. Serabut sensorik mempunyai rec.sensorik yg melekat pada PD, serabut otot, tendon & kulit. S.s.sensorik mengumpulkan infornasi dari jaringan2x tsb.

8. Terletak di lokasi dimana batang saraf besar bercabang jadi 2/>.

9. Lokasi yang peka pd struktur ligamen.

10. Terletak sepanjang sutura tengkorak.

Setiap titik akp memiliki 1/> dari 10 kriteria diatas, dimana titik akp dg no urut kecil lebih cepat memperlihatkan nyeri.

Titik akupunktur memperlihatkan:

1.Fenomena nyeri.

Dung (1997): titik akp menunjukan perubahan dinamis,yaitu:

· nyeri laten---nyeri pd titik akp timbul pd penekan kuat (orang sehat).

· nyeri pasif---nyeri pd titik akp timbul pd penekanan 2-3 pound. Disebut juga titik nyeri tekan/ashi/yes point.

· nyeri aktif---nyeri timbul scr spontan, Tanpa penekanan.

2.Fenomenen kelistrikan

· Tahanan listrik rendah.

· Tegangan listrik tinggi.

3.Fenomena termis

· Temperatur lebih tinggi.

· Terkait dg fungsi organ visera

4.Fenomena migrasi isotop

Daras et al(1984), Begu-Tiberius (1981), Tan-Gu (1980) melakukan penelitian dengan Isotop: teknisium (Tc-99), xenon (Xe-133), talium (Tl-201), merkuri (Hg-197), jodium (I-125).

5.Fenomena metabolisme

Wang H.et al (1997): perangsangan titik akp tertentu menyebabkan pO2 & pH lebih rendah serta temp yg > tinggi dibandingkan dg titik kontrol yang bukan titik akupunktur.

6.Fenomena hub. Titik akp dg otak

Cho et al (1998): membuktikan adanya hub ant titik akp dg korteks serebri (fMRI). Hui et al (2000): menunjukan bahwa akp memodulasi sist. Limbik & subkorteks (fMRI).

7. Mekanisme Kerja Rangsang Akupunktur

dasawarsa terakhir---penelitian ilmiah laboratoris & uji klinis---mekanisme kerja akp (tk.sel spi biomolekuler).

Perangsangan titik akp bertujuan memanfaatkan seoptimal mungkin berbagai mekanisme yang dimilki tubuh seperti :

Mekanisme :

n Hambatan impuls rangsang nosiseptif oleh rangsang mekanik.

n Homeostatik sist.s.otonom.

n Reaksi anti inflamasi.

n Sistim imun.

n Sistim hormonal.

Mekanisme kerja rangsang akupunktur berhubungan erat dg s.saraf A delta (Bowser,1992); juga melibatkan serabut C polimodal nosiseptor (Kawakita, 1991), sist saraf vegetatif (Matsumoto & Hayes,1973; Ernst & Lee,1985; Ogata et al, 1993) dan sal. Limfe (Iguchi & Sawai; Yamada et al 1993).

Mekanisme Akupunktur Segmental

n Memanfaatkan pola lengkung refleks kutaneoviseral/somatoviseral, juga melibatkan pusat refleks yg > tinggi ( jaras Spinothalamikus ).

n Pemanfaatan klinis akp seg: untuk nyeri miofasial (analgesi) & kelainan fungsi organ (regulasi).

n Pada nyeri miofasial: akp menghilangkan nyeri lewat vasodilatasi & peningkatan permeabilitas kapiler shg sisa metabolisme dapat diangkut; pasokan ATP, nutrisi & oksigen lancar, rx. inflamasi buatan diatasi dg rx.anti inflamasi, produk limbah difagositosis/dilisis, mediator kimia diinaktivasi.

Mekanisme heterosegmental

Rangsang akp yg di mediasi s.s. A delta tidak langsung ke N. apikal spinal yg sama,

tetapi melalui kolateralnya yaitu:

- funikulus grasilis utk impuls dari sakral & lumbal.

- funikulus kuneatus utk impuls dari toraks & servikal.

Kmd ke N. apikal spinal sampai 6 segmen ke atas & bawah dari segmen asal impuls, setelah itu ke N. intermediolateral dan keluar sebagai serabut preganglionik/pascaganglionik & tiba di efektor.

Mekanisme sist. opioidergik

Rsg akp---mrsg saraf perifer---mhslkan sintesis & pelepasan endorfin oleh SSP. Endorfin: suatu opiate-liked peptides yg di prod. Alami oleh tubuh di med. Spinalis & otak, dapat mengubah transmisi signal nyeri, mengurangi persepsi nyeri dg cara meningkatkan ambang nyeri. Endorfin jg merelakskan kerja sist. Kardiovaskular, meningkatkan sist. Imun dan sist. Endokrin. Hal ini menjadikan pasien merasa relaks & dpt mempertinggi proses penyembuhan diri.

Mekanisme sist. serotoninergik, sist. noradrenergik, & sist.diffuse noxious inhibitory control (DNIC).

Rsg Nyeri dihantar ss. Polimodal nosiseptor---SG---ke WDR---ke CC ( dipersepsikan sbg nyeri).

Rsg Akp dihantar ss. A delta --- ke sel marginal, yg sblmnya bercbg ke Stalk sel---melepaskan enkephalin ---ke SG--- menghambat impuls nyeri dari polimodal nosiseptor (impuls tdk dihantar ke WDR & CC).

Impuls dari sel marginal diteruskan mel. Jaras spinotalamikus ke hipothalamus, thalamus & CC.

Di Hipothalamus timbul kolateral yang melibatkan sist. Serotoninergik & Noradrenergik.

Kolateral jaras Spinothalamikus tiba di midbrain pada PAG dan diteruskan Ke NRM kmd megikuti funikulus dorsolateral dg transmiter utama serotonin, & berakhir di stalk sel. Efek akp pd jalur serotoninergik ini di antagonis oleh methysergide

PAG jg menerima ss. Yg mengandung beta endorfin yg turun dari N. Arcuata hipothalamus, yg berperan penting dalam regulasi fungsi tubuh & emosi. Rx akp pd jalur ini dihambat oleh nalaxone. Modulasi persepsi nyeri terkait dg emosi atau kondisi psikis tergantung pd proyeksi dari korteks prefrontalis lewat hipothalamus ke PAG.

Jaras spinothalamikus juga mempunyai kolateral lainnya yaitu ke :

- Subnukl. Retikularis dorsalis yg akan menghambat informasi dari C reseptor yg tiba di SG.

- N. paragigantocellularis lateralis melalui Locus coeruleus menghambat informasi di SG.

- Locus coeruleus : menghambat impuls pd SG.

Diffus noxious inhibitory controls merupakan mekanisme opiodergik yg bekerja pd WDR med.spinalis yg akan mentransmisi impuls nyeri ke otak.

Mekanisme kerja efek akupunktur lainnya

1. Reaksi anti inflamasi.

perangsangan titik akp---cedera ddg sel---membebaskan as. Arakhidonat---dg bantuan lipooksigenase diubah jadi lekotrien, dg bantuan siklooksigenase diubah jadi prostaglandin E-2, tromboksan & prostaksiklin. Semua mediator kimia ini memicu terjadinya rx. Inflamasi lokal yg akan dijawab tubuh dg rx. Anti inflamasi.

2. Sistim Imunologik.

Kendall (1989): Perangsangan titik akp---merusak endothelium pemb.darahkapiler & jar. Ikat---terbentuk fragmen kolagen, miofibril & membran basalis---mengaktivasi sist.pembekuan darah scr bertingkat---megkatalisis pembentukan plasmin & trombin.

Plasmin masuk dalam sist. Komplemen imun mel aktivasi C1,C3 &C5 dari molekul protein plasma, sedangkan trombin mengaktivasi C3.

Bossy (1990), Yuan et al (1993): menunjukan adanya rec. opiad di permukaan dinding sel limfosit T. Rangsang akp akan menghasilkan endorfin yg akan berinteraksi dg rec.opiat ---memicu limfosit T berproliferasi shg jumlahnya semakin meningkat, demikian juga dg mediator kimia yg di hasilkan limfosit T.

Selain memperbaiki imunitas seluler,akp jg berefek pd imunitas humoral dg meningkatkan imunoglobulin (Bossy 1990, Guan & Zhang 1995).

3. Sistim Endokrin.

Pengaruh langsung akp terhadap sist. Endokrin mel aksis hipothalamus-hipofise. Akp mencapai hipothalamus ant & merangsang pelepasan releasing hormon (CRF, GnRH, GHRH, TRH,dan dopamin) menuju hipofisis anterior, sedangkan AVP & Oksitosin sampai ke hipofisis post ( Genong, 1991; Edward et al, 1991).

Alat & Teknik Rangsang Akupunktur.

Macam teknik rangsang akupunktur :

• Jarum: umumnya jarum di tinggal selama 30 menit.

• Penghangatan dg moksa/TDP: sampai daerah rangsangan menjadi hiperemis, umumnya selama 20 menit.

• Elektroakupunktur: tipe gelombang, frekuensi, intensitas rangsangan.

Akuapunktur: menggunakan Vitamin B-1, B-12, procain, silocain yg di suntikan pada titik akupunktur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar